Salin Artikel

Sosok Pembunuh Adik Ipar di Mataram, Pengasah Pisau Jagal, Sempat Dikira Mati karena Tak Pernah Keluar Rumah

Fitrah tewas dengan 15 luka tusuk di bagian perut.

Pembunuhan terjadi pada Senin (20/9/2021) malam. Saat itu Fitriah sedang tidur bersama cucunya dan sang suami, Masnun.

Pelaku masuk ke dalam rumah saudaranya dan menusuk perempuan yang sehari-hari berjualan nasi. Pembunuhan dipicu sampah bekas gelas plastik yang diterbangkan angin hingga jatuh ke pekaranga rumah pelaku.

Pelaku sempat marah-marah dan menuduh korban sengaja melakukannya.

Dikira mati karena pelaku jarang keluar rumah

Aminah (54), keluarga korban dan pelaku mengaku tak menyangka Husnan nekat membunuh adik iparnya sendiri.

Selama ini ia mengira pelaku, Husnan sudah meninggal dunia karena jarang bergaul dan tak pernah terlihat saat keluarga datang ke rumah korban.

Selama ini pelaku dan korban tinggal di rumah yang bersebelahan.

"Saya malah kira pembunuh saudara saya ini sudah lama mati karena dia tidak pernah kelihatan. Tahu-tahunya dia masih hidup dan bunuh iparnya sendiri dengan kejam," kata Aminah di rumah duka, Rabu (22/9/2021).

Hasnan, menurut Aminah, selama ini tinggal seorang diri dan tidak menikah. Sehari-hari kegiatannya mengasah pisau jagal.

"Dia itu tukang asah pisau jagal yang tajam untuk potong sapi, belum menikah sampai sekarang, mosot (bujang lapuk)," tuturnya.

Korban adalah penjual nasi yang dikenal baik

Korban Fitriah, menurut Aminah dikenal sebagai orang yang sang baik. Sehari-hari Fitriah dikenal sebagai pedagang nasi yang memiliki banyak pelanggan.

Ia berjualan di depan rumahnya yang sederhana.

Sementara itu Nurhasanah, tetangga Fitriah bercerita dua pekan sebelum tewas dibunuh, koban mengatakan tak mau meninggal dalam keadaan sakit dan menyusahkan orang lain.

"Iya dia katakan, kalau nanti meninggal tidak mau punya utang, karena tak ada yang tahu usia seseorang, itu dikatakannya dua pekan silam," kata Nurhasanah dengan mata yang sembab.

Nurhasanah dan korban sama-sama pedagang. Di mata Nurhasanah, Fitriah adalah orang baik dan suka menolong jika ada yang kesusahan.

Sehingga kematiannya membuat sahabatnya terpukul.

Pesan terakhir korban pada suami

Suami korban, Masnun masih berduka atas kematian sang istri. Ia mengatakan menjelang tidur di malam pembunuhan, sang istri berpesan agar ia menjaga anak bungsu mereka, Alfian.

"Satu-satunya anak laki-laki kami dan masih sekolah, almarhumah minta saya menjaganya dengan baik dan mengingatkan dia untuk rajin di rumah, dan itu pesan dia yang terakhir rupanya," kata Masnun.

Ia mengaku sedih kehilangan istri yang telah 20 tahun dinikahinya. Apalagi kematian istrinya itu terjadi secara sadis di tangan kakak kandungnya sendiri.

Sementara itu Anggi Aulia (22), anak ketiga korban berteriak histeris hingga pingsan saat jenazah ibunya akan dikafankan.

Anggi tak habis pikir sang paman tega membunuh ibunya karena masalah sepele yakni sampah.

"Iya itu hanya karena sampah gelas plastik pop ice, dia tega membunuh ibu saya. Saya ada di luar waktu kejadian, di depan sini," kata Anggi menunjuk balai-balai yang berjarak hanya 3 meter dari tempat kejadian perkara.

Kini keluarga korban hanya berdoa dan berharap pelaku pembunuhan mendapatkan hukuman yang setimpal.

SUMBER: KOMPAS.com (Penulis: Fitri Rachmawati | Editor : Priska Sari Pratiwi)

https://regional.kompas.com/read/2021/09/23/091900278/sosok-pembunuh-adik-ipar-di-mataram-pengasah-pisau-jagal-sempat-dikira-mati

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke