Salin Artikel

Jebakan Tikus Beraliran Listrik Kembali Renggut Korban, Ini Imbauan Bupati Ngawi...

Pemerintah Kabupaten Ngawi, kata Ony, getol melakukan penyuluhan kepada petani untuk memanfaatkan mercon tikus, memasang rumah burung hantu, gropyokan, hingga penggunaan trade barrier system (TBS).

“Pemerintah daerah sudah getol melalui penyuluh untuk pembasian hama tikus secara ramah lingkungan,” kata Ony saat ditemui di Pendopo Wedya Graha, Rabu (22/9/2021).

Ony menambahkan, penggunaan jebakan tikus beraliran listrik memang lebih efektif membasmi hama tersebut. Biaya yang dikeluarkan juga cukup murah.

Namun, petani tidak boleh mengesampingkan bahaya penggunaan jebakan tikus beraliran listrik.

Selain berbahaya, ia juga mengingatkan petani mengenai konsekuensi hukum menggunakan jebakan tikus beraliran listrik.

“Aturannya bisa dipidanakan,” imbuhnya.

Pemerintah  Kabupaten Ngawi sedang mempersiapkan peraturan bupati (perbup) terkait larangan penggunaan jebakan tikus beraliran listrik.

“Ada beberapa revisi terkait perbup, tinggal sedikit lagi. Paling minggu depan sudah keluar,” katanya.

Berdasarkan data dari Polres Ngawi, sebanyak tiga orang tewas akibat jebakan tikus beraliran listrik pada 2021. Jumlah itu turun dibandingkan tahun sebelumnya, sebanyak 20 orang.

Sebelumnya, seorang petani bernama Sugeng Nur Cahyono (40), warga Desa Karangsono, Kecamatan Kwadungan, Kabupaten Ngawi, ditemukan tewas di tengah sawah saat berusaha memperbaiki jebakan tikus beraliran listrik pada Senin (20/9/2021).

https://regional.kompas.com/read/2021/09/22/185131578/jebakan-tikus-beraliran-listrik-kembali-renggut-korban-ini-imbauan-bupati

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke