Salin Artikel

[POPULER NUSANTARA] Pengakuan Perampok Toko Emas di Medan | Nelayan Lihat Kapal Perang China di Laut Natuna

KOMPAS.com - Pelaku perampokan dua toko emas di Pasar Tradisional Simpang Limun, Medan, Sumatera Utara, berhasil ditangkap polisi.

Dari aksinya tersebut, para pelaku mengaku akan mendapat bayaran Rp 100 juta dari otak perampokan, Hendri Tampubolon (38), bila emas yang mereka rampok telah dijual.

Namun, hingga kini, para pelaku mengaku baru diberi Rp 4 juta oleh Hendri.

Berita populer lainnya adalah seputar ketakutan nelayan saat melihat kapal perang China mondar-mandir di di Laut Natuna Utara.

Dari sejumlah video yang direkam oleh nelayan, ada enam kapal China berada di zona ekonomi eksklusif (ZEE) Indonesia.

Salah satu yang tampak jelas adalah kapal destroyer Kunming-172.

Berikut adalah berita-berita yang menjadi sorotan pembaca Kompas.com.

Aksi perampokan toko emas menggunakan senjata api bikin geger warga Medan. Perampokan toko emas itu berlangsung pada 25 Agustus 2021.

Ada dua toko emas yang disatroni para perampok, yakni Toko Emas Aulia Chan dan Toko Emas Masrul F.

Kepala Kepolisian Daerah Sumatera Utara Irjen Pol RZ Panca Putra Simanjuntak mengatakan, dari perampokan tersebut, para pelaku menggasak emas sebanyak 6,8 kilogram.

"Setara dengan Rp 6,5 miliar. Kalau di-kurs-kan dengan harga emas. Tidak ada yang hilang karena sudah ditunjukkan sama korban,” ujarnya, Rabu (15/9/2021), dalam konferesi pers.

Tiga pelaku yang ditangkap, yaitu PS, FA, dan PR, mengaku bahwa akan dibayar Rp 100 juta oleh otak perampokan, Hendri Tampubolon (38), bila emas yang mereka rampok telah dijual.

Baca selengkapnya: Pengakuan Perampok Toko Emas di Medan: Baru Dapat Rp 4 Juta, Dijanjikan Rp 100 Juta

Nelayan di Kepulauan Riau memergoki enam kapal China mondar-mandir di Laut Natuna Utara, Senin (13/9/2021).

Sejumlah nelayan sempat merekam peristiwa tersebut. Lokasi pengambilan video berada di pada koordinat 6.17237 Lintang Utara dan 109.01578 Bujur Timur.

”Nelayan merasa takut gara-gara ada mereka di sana, apalagi itu kapal perang. Kami ingin pemerintah ada perhatian soal ini supaya nelayan merasa aman saat mencari ikan,” ucap Ketua Aliansi Nelayan Natuna Hendri, Rabu (15/9/2021).

Kepala Dinas Penerangan Komando Armada I TNI Angkatan Laut Letnan Kolonel Laode Muhammad menjelaskan, pihaknya belum mendapat laporan mengenai kejadian itu.

Dia menuturkan, jika ada kapal China tampak di ZEE Indonesia, biasanya kapal TNI AL bakal membayangi dan melakukan komunikasi dengan mereka.

Baca selengkapnya: Nelayan Ketakutan Lihat Kapal Perang China Mondar-mandir di Laut Natuna

Menteri Pendidikan, Kebudayaan, Riset, dan Teknologi Nadiem Makarim melakukan kunjungan ke rumah seorang guru sekolah dasar asal Sleman, Daerah Istimewa Yogyakarta, Senin (13/9/2021).

Tak cuma berkunjung, Nadiem bersama timnya juga sempat menginap di rumah itu.

Guru yang dikunjungi Nadiem adalah Khoiry Nuria Widyaningrum (36), seorang pengajar di SD Negeri Jetisharjo, Sleman.

Saat sarapan, Nadiem disuguhi nasi gudeg. Sambil berbincang dengan Nuri dan keluarganya, Nadiem menikmati hidangan itu.

"Ambil sendiri nasinya, tadinya sedikit karena biasanya tidak makan (pagi), tapi katanya lihat ini kok kayaknya enak. Akhirnya memilih makan nasi tapi dengan porsi sedikit terus ambil gudeg sama krecek dan ayam sambil ngobrol enggak terasa kayaknya nambah lagi, sama tempe bacem dipuji enak banget, mantul," bebernya, Rabu (15/9/2021).

Baca selengkapnya: Menginap di Rumah Guru SD, Nadiem Sempat Menambah Saat Sarapan Gudeg

Pasangan suami istri, Cahyo Yulianto (52) dan Wiwin Hariyati (48), beserta tujuh anaknya, terpaksa tinggal di warung angkringan yang menjadi tempatnya berjualan.

Sudah lima hari keluarga ini tinggal di warung angkringan di kawasan Jalan Solo-Semarang, tepatnya di trotoar depan SMP Negeri 3 Kartasura, Sukoharjo, Jawa Tengah.

Keluarga ini tinggal di warung angkringan lantaran diusir dari tempat kos mereka di daerah Colomadu, Karanganyar, Jawa Tengah.

Mereka diusir dari tempat kos karena menunggak pembayaran selama dua bulan.

"Baru lima hari ini tidur di sini (warung) karena tidak bisa bayar kos-kosan. Sebelumnya saya kos di Colomadu sudah empat bulan, tapi yang dua bulan tidak bisa bayar. Sama yang punya kos suruh pergi kalau tidak bisa bayar," terang Wiwin, Kamis (16/9/2021).

Baca selengkapnya: Diusir dari Rumah Kos, Pasutri di Sukoharjo Ajak 7 Anaknya Tidur di Warung Angkringan

Kisah pilu dialami oleh gadis berinisial AJ (14) asal Kabupaten Banyumas, Jawa Tengah.

Selama tiga tahun terakhir ini, perempuan yang kini duduk di kelas 3 SMP ini menjadi korban perkosaan yang dilakukan ayah dan kakaknya.

Kepala Satuan Reserse Kriminal Kepolisian Resor Kota Banyumas Kompol Berry menyampaikan, kedua pelaku, WTM (46) dan SA (18), telah ditangkap oleh polisi.

Kata Berry, perbuatan tersebut tidak dilakukan bersama-sama.

"Bapaknya yang pertama kali melakukan perbuatan itu sejak korban berusia 12 tahun. Korban sekarang kelas 3 SMP," ungkapnya, Kamis (16/9/2021).

Baca selengkapnya: Selama 3 Tahun, Siswi SMP di Banyumas Jadi Korban Rudapaksa Ayah dan Kakaknya

Sumber: Kompas.com (Penulis: Kontributor Medan, Dewantoro; Kontributor Yogyakarta, Wijaya Kusuma; Kontributor Solo, Labib Zamani; Kontributor Banyumas, Fadlan Mukhtar Zain | Editor: I Kadek Wira Aditya. David Oliver Purba, Teuku Muhuammad Valdy Arief, Dony Aprian)

https://regional.kompas.com/read/2021/09/17/061600278/-populer-nusantara-pengakuan-perampok-toko-emas-di-medan-nelayan-lihat

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke