Salin Artikel

Pemkot Surabaya Siapkan Asrama untuk Tampung 1.244 Anak Yatim Piatu karena Covid-19

Wali Kota Surabaya Eri Cahyadi mengatakan, Pemkot Surabaya menyediakan asrama bagi anak yatim piatu korban Covid-19.

Seluruh pembiayaan ditanggung oleh pemerintah kota.

Eri juga menyiapkan sarana pendidikan bagi anak-anak Surabaya yang lebih memadai, termasuk bagi para yatim piatu di Surabaya.

"Pemerintah kota akan membangun sekolah, semacam asrama. Ini nanti akan ditempati anak-anak Surabaya yang yatim, piatu, atau yatim piatu," kata Eri dikonfirmasi, Rabu (15/9/2021).

Jaminan sekolah hingga pelatihan kerja

Pemkot akan memastikan para siswa yang berstatus anak yatim piatu bisa sekolah hingga jenjang perguruan tinggi.

Tak hanya itu, mereka juga akan mendapat pelatihan kerja serta pengembangan bakat dan minat.

"Pendidikannya kami pantau. Kami akan memastikan bahwa semuanya harus lulus sampai dengan kuliah. Tak hanya pendidikan, mereka juga harus punya keterampilan, kemampuan untuk bersaing dalam masa kini, era globalisasi. Itu yang kami utamakan," ujar Eri.

Kasi Rehabilitasi Tuna Sosial dan Penyandang Disabilitas Dinas Sosial Surabaya Agus Rosid mengatakan, data anak yatim yang orangtuanya meninggal karena Covid-19 ada sebanyak 1.244 anak.

Bagi keluarga yang tidak bisa mengasuh atau merawat anak yatim karena sesuatu hal, Pemkot Surabaya memfasilitasi mereka untuk diasuh dan dibina di rumah khusus, seperti di UPT Kampung Anak Negeri dan Pondok Sosial Kalijudan.

"Sesuai dengan arahan Pak Wali Kota, buat anak yatim yang di lingkungan keluarga tidak ada yang mengasuh, atau merawat karena sesuatu hal, mereka diasuh dan dibina di rumah khusus, seperti UPT Kampung Anak Negeri untuk yang laki-laki. Sedangkan yang perempuan di Pondok Sosial Kalijudan," kata Rosid.

Namun, mereka juga dibina, diarahkan sesuai dengan harapan, keinginan, dan cita-cita masing-masing.

"Karena di sana kita juga memberikan fasilitas dan kegiatan yang bisa mereka manfaatkan, baik itu terkait dengan pengembangan bakat dan minat, maupun kaitannya dengan prngembangan potensi dirinya," ujar Rosid.

Rencananya, lanjut Rosid, Pemkot Surabaya akan menambah jumlah asrama untuk anak yatim piatu dengan memanfaatkan bekas kantor organisasi perangkat daerah (OPD) untuk menampung mereka.

"Iya, betul. Kita masih proses koordinasi untuk tempat-tempat yang bisa digunakan terkait dengan pembinaan dan pengasuhan anak yatim tersebut," ucap Rosid.

Meski demikian, Rosid mengaku, hingga saat ini belum ada anak yatim yang ditampung di asrama yang dikelola Pemkot Surabaya.

Saat ini, pihaknya masih melakukan verifikasi terkait program Pemkot Surabaya dalam mengintervensi dan memfasilitasi kebutuhan anak yatim tersebut.

"Karena masalahnya, belum tentu niat baik pemkot Surabaya gayung bersambut dengan mereka. Bisa jadi, pihak keluarga dari anak yatim menolak karena berbagai pertimbangan. Salah satunya, masih ada keluarga yang mampu dan masih bisa memenuhi kebutuhan mereka," kata dia.

"Di samping itu, ada keluarga yang merelakan anak yatim piatu untuk tinggal di asrama, tapi anaknya sendiri keberatan untuk tinggal bersama-sama di asrama. Dia lebih enjoy untuk tinggal bersama keluarga," imbuh Rosid.

Menurut Rosid, prinsip dari pendampingan ataupun pembinaan, sebaik-baik pengasuhan ada di keluarga.

Karena itu, ia lebih mengedepankan pengasuhan terbaik bagi anak yatim tersebut.

"Kalau memang keluarga berharap anak ini tetap berada di lingkungannya, ya kita tidak bisa memaksa agar anak ini bisa diasuh oleh pemerintah kota. Jadi kita mencari hal yang terbaik untuk masa depan anak. Itu intinya," ujar Rosid.

Meski belum ada anak yatim yang memilih untuk tinggal di asrama yang disediakan pemkot, pihaknya tetap menyiapkan sarana dan prasarana maupun fasilitas lain yang dibutuhkan.

"Jadi sampai sekarang belum ada. Walaupun belum ada, kita siapkan baik itu sarana prasarana maupun fasilitas yang dibutuhkan, seandainya sewaktu-waktu mereka bersedia untuk dibina dan diasuh di asrama-asrama tersebut," ujar Rosid.

Ia menambahkan, jika ada anak yatim piatu yang bersedia tinggal di asrama, Dinsos Surabaya akan mengurus kepindahan sekolah agar lebih dekat dengan asrama.

"Kita juga akan fasilitasi sampai dengan kebutuhannya, sehingga dia tidak memikirkan biaya pendidikannya. Karena ini menjadi tanggung jawab Pemerintah Kota Surabaya, semuanya include, termasuk pembinaannya juga," tutur Rosid.

https://regional.kompas.com/read/2021/09/15/152919778/pemkot-surabaya-siapkan-asrama-untuk-tampung-1244-anak-yatim-piatu-karena

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke