Salin Artikel

Pasca-kunjungan Presiden Jokowi di Madiun, Benih Porang Banyak Diborong Petani Luar Daerah

MADIUN, KOMPAS.com - Kunjungan Presiden RI Joko Widodo ke Madiun beberapa waktu lalu menjadi berkah bagi petani porang. 

Menjelang musim tanam, benih porang bersertifikasi Madiun-1 milik petani banyak diborong petani dari luar daerah. 

Ketua Yayasan Masyarakat Porang Indonesia (YMPI) Jumanto mengaku benih porang varietas Madiun 1 banyak dipesan petani porang luar daerah. 

Kondisi itu terjadi pasca-kunjungan Presiden Jokowi 19 Agustus lalu saat meresmikan pabrik pengolahan porang di desa Kuwu Kecamatan Pilangkenceng, Madiun. 

"Ini yang telepon dan sudah serta akan berkunjung dari luar daerah cukup banyak. Terlebih pasca-kunjungan Pak Presiden 19 Agustus lalu. Banyak yang tanya Benih Madiun 1," kata Jumanto kepada Kompas.com, Senin (13/9/2021).

Tingginya pesanan benih porang varietas Madiun 1 diakui Mustofa, Direktur PT Repindo, selaku pemilik izin edar porang varietas Madiun 1.

Ia mencontohkan pesanan benih porang para petani dari tiga desa di Kabupaten Trenggalek. 

Untuk tiga desa saja, benih porang yang dipesan mencapai 21 ton. Jumlah itu belum termasuk pesanan dari daerah lain. 

"Iya benar, yang pesan varietas Madiun 1 cukup banyak. Untuk tiga desa dari Trenggalek itu tadi saja mencapai 21 ton. Rata-rata minta dikirim cepat untuk mengejar musim tanam September-Oktober ini," ujar Mustofa. 

Mustofa mengatakan, petani di Trenggalek meminta tanggal 17 September harus sudah terkirim. 

Padahal, petani yang antre untuk mendapatkannya banyak. Untuk itu pesanan benih diupayakan terkirim sesuai jadwal dan urutan. 

Studi banding

Tak hanya pesanan bibit yang melonjak, petani dari luar daerah banyak melakukan studi banding untuk bertanam porang di Kabupaten Madiun. 

Salah satunya, sejumlah perwakilan petani porang dari tiga desa di Kecamatan Dongko, Trenggalek.

Mereka berkunjung ke gudang benih porang produksi Perkumpulan Petani Porang Indonesia (Peporindo) di Desa Moneng, Kecamatan Pilangkenceng, Madiun. 

Para petani tersebut berasal dari Lembaga Masyarakat Disekitar Hutan (LMDH) Subur Lestari Desa Pringapus, Langgeng Bawono Desa Ngerdani dan Tani Lestari Desa Sigi Kabupaten Trenggalek. 

Kepala Desa Pringapus, Tamsi mengatakan studi banding, kedatanganya bersama warganya yang menjadi petani porang adalah untuk memesan benih porang varietas Madiun 1.

Tamsi mengaku pernah gagal menanam porang karena terkesima dengan harga murah dan tampilan fisik benih yang cerah.

Ternyata saat ditanam tidak bisa tumbuh sehingga rugi, bukan hanya bibitnya tetapi juga tidak bisa menanam lagi hingga harus menunggu periode tanam berikutnya.

Agar tak gagal menanam porang lagi, Tamsi bersama petani porang di desanya memilih benih porang varietas Madiun 1.

Meski menilai sedikit lebih mahal namun bisa tumbuh dengan hasil memuaskan. 


Apalagi, benih porang varietas Madiun1 secara fisik kuat dan padat sehingga tidak mudah pecah.

Bukan hanya itu, kadar air juga sedikit, dan yang terpenting alami, sehingga siap tanam. 

"Sekarang kami pilih benih bersertifikasi. Lebih mahal enggak masalah, yang penting hasilnya bagus," ujar Tamsi. 

Tamsi pernah menanam benih katak yang dibelinya sembarangan dari teman. 

Dari sembila kilogram benih katak, tidak ada yang bisa tumbuh. 

Ia menduga bibit itu dibeli dari luar daerah yang tidak diketahui asal usulnya.

Senada dengan Tamsi, Ketua LMDH Subur Lestari Desa Pringapus, Karyanto kedatangan mereka ke Kabupaten Madiun bertujuan untuk studi banding mengenai tanaman porang. 

Sebenarnya, Karyanto dan petani lainnya sudah pernah menanam porang, namun selama ini hanya menggunakan bibit lokal.

Madiun menjadi pilihan studi banding karena sudah terkenal dengan benih porang bersertifikasi Madiun 1. 

"Madiun kami pilih karena sudah terkenal dan bibitnya tersertifikasi Madiun 1," ujar Karyanto.

Bersama petani lainnya, Karyanto mengaku memesan benih porang Madiun 1 kualifikasi umbi. 

Alasanya, dengan menanam benih umbi, maka bisa dipanen dalam satu kali musim tanam antara tujuh hingga delapan bulan. 

Harapanya, hasil panen bisa dijual dan hasilnya bisa di gunakan untuk menutup KUR BNI, membeli bibit baru hingga menambah pundi-pundi tabungan. 

https://regional.kompas.com/read/2021/09/13/114046078/pasca-kunjungan-presiden-jokowi-di-madiun-benih-porang-banyak-diborong

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke