Salin Artikel

287 Tahun Kota Mentok, Saksi Sejarah Pembantaian Perawat Australia oleh Jepang, hingga Lokasi Pengasingan Soekarno dan Hatta

Tidak lama berselang terdengar suara ledakan dan rentetan tembakan senapan mesin.

Serbuan kilat dari balatentara Jepang tersebut berhasil menenggelamkan kapal sekutu Vyner Brooke yang hendak mengungsi ke Australia.

Sebanyak 21 perawat dari garnisun angkatan darat Eropa - Australia tewas dalam tragedi Perang Dunia II tersebut.

Vivian Bulwinkel adalah salah satu perawat yang lolos dari amukan perang Asia Timur Raya yang dikobarkan Jepang itu.

Ia bersama sejumlah awak dan penumpang kapal lainnyannya tertangkap dan dibawa ke Palembang.

Vivian Bulwinkel sendiri akhirnya bisa pulang ke kampung halamannya di Perth, Australia dan menyandang pangkat letnan kolonel.

Ia meninggal pada usia 84 tahun dan menjadi salah satu saksi sejarah kekejaman perang.

Saat ini di Pantai Radji Mentok telah dibangun prasasti untuk mengenang para perawat yang gugur.

Bahkan sebelum masa pandemi, Kedutaan Besar Australia dan pihak keluarga korban rutin setiap tahunnya melakukan ziarah di Mentok Bangka Barat.

Peristiwa tenggelamnya kapal Vyner Brooke merupakan salah satu peristiwa bersejarah yang pernah terjadi di wilayah Mentok Bangka Barat.


Jadi kota pengasingan proklamator RI

Enam tahun kemudian, tepatnya pada 22 Desember 1948 Mentok kembali menjadi saksi sejarah dengan diasingkannya tokoh proklamator Mohammad Hatta di Pesanggrahan Menumbing.

Tidak lama kemudian, juga diasingkan Bung Karno dan sejumlah pendiri bangsa lainnya.

Mentok merupakan ibu kota Bangka Barat yang berhadapan langsung dengan Palembang Sumatera Selatan.

Sejak lama kota ini menjadi bandar dagang penting di Nusantara dengan komoditas utamanya berupa timah dan lada.

Tepatnya pada 7 September 2021, Kota Mentok telah berusia 287 tahun.

Sejarawan Bangka Belitung Akhmad Elvian mengatakan, sejarah Kota Mentok bermula dari kesultanan Palembang Darussalam.

Ketika itu Sultan Mahmud Badaruddin I Jayowiromo (1724 - 1757) memerintahkan kepada menterinya untuk mencari tempat di Pulau Bangka yang kemudian diberi nama Mentok.

"Sultan kemudian mengangkat Wan Akub sebagai pemimpin di Mentok. Kemudian sejumlah orang dari Punggul dan Sukal mengerahkan orang Bangka untuk membangun 7 rumah," kata Elvian kepada Kompas.com, Rabu (8/9/2021).


Penetapan hari lahir Kota Mentok

Elvian menuturkan, peristiwa itu terjadi pada September 1734.

Sehingga kemudian sejarawan sepakat untuk menetapkan 7 September 1734 sebagai hari lahirnya Kota Mentok.

Mentok sendiri berasal dari dialek asli Bangka, Men- tu.

Kemudian ditafsirkan, kalau di sana atau kalau begitu.

Penafsiran ini merujuk saat orang-orang tempo dulu mencari lokasi yang pas untuk membangun Kota Mentok.

Belakangan sering terjadi perbedaan pengucapan antara Mentok dan Muntok.

Namun ejaan yang benar kata Elvian adalah Mentok.

"Dulu orang Belanda mendengar kata Mentok, tapi menulisnya Muntok. Lisan mereka tetap Mentok. Kata Mentok ini juga tertulis dalam aturan pusat sehingga harus diseragamkan di daerah," ujar Elvian.

https://regional.kompas.com/read/2021/09/09/063000178/287-tahun-kota-mentok-saksi-sejarah-pembantaian-perawat-australia-oleh

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke