Salin Artikel

Cerita Sutimah, Korban Pelemparan Batu di Pantura Kendal hingga Rahangnya Patah

KENDAL, KOMPAS.com-Kepolisian Daerah Jawa Tengah, berhasil menangkap pelaku teror pelemparan batu pada kendaraan, khususnya truk dan mobil pikap di Kabupaten Kendal serta Kabupaten dan Kota Semarang.

Kepada polisi, pelaku yang telah beraksi 289 kali mengaku dibayar oleh pemesan yang kini buron senilai Rp 250.000 per minggu.

Salah satu korban teror pelemparan batu tersebut adalah Sutimah, warga RT 01 RW 03 Desa Protomulyo, Kecamatan Kaliwungu Selatan, Kabupaten Kendal, Jawa Tengah.

Akibat lemparan batu itu, Sutimah mengalami luka parah di rahangnya.

Akibatnya, ibu beranak dua yang sudah mempunyai cucu itu hingga kini suaranya serak tidak jelas dan tidak bisa mengunyah makanan.

Kepada Kompas.com yang sempat mendatangi rumahnya, Sutimah yang rahang kanannya masih diperban mengatakan, kejadian itu membuat dia masih trauma dan tidak berani lagi naik mobil. 

“Yang membeli dagangan ke Pasar Johar, setelah kejadian itu, anak saya,” kata Sutimah, Selasa (24/8/2021).

Sutimah yang didampingi menantunya, Rika, menjelaskan peristiwa naas yang menimpa dirinya terjadi pada Minggu (7 /3/2021).

Saat itu, sekitar jam 3.00 WIB dini hari, ia bersama temannya naik pikap langganannya ke pasar Johar Semarang.

Seperti biasa, mereka ke Johar belanja dagangan sayuran dan bumbu masak, untuk kembali ia jual di Pasar Pagi Kaliwungu Kendal. 

Ia duduk di depan samping kiri, dekat jendela sedang temannya, duduk di tengah.

Namun, saat sampai di Jalan Raya Sumberjo Kaliwungu Kendal, tiba-tiba dari arah yang berlawanan ada pengendara sepeda motor yang melemparkan batu ke arah colt yang ia tumpangi.

“Kaca pecah dan batunya mengenai dagu sebelah kanan saya,”  ujarnya.

Setelah itu, tambah Sutimah, dirinya tidak sadar. Ia baru siuman ketika berada di Puskesmas Kaliwungu. Setelah itu, ia kembali tak sadarkan diri.

“Saya bisa hidup hingga sekarang,  karena mukjizat Allah,” ujarnya.

Sementara itu, Rika menambahkan, ibu mertuanya langsung dibawa ke Rumah Sakit Tugu Semarang setelah puskesmas tidak bisa menangani karena lukanya parah.

“Rahang ibu berlubang sangat besar,” kata Rika.

Rika menjelaskan, karena rahang Sutimah berlubang dan patah, kemudian diberi pen dan beberapa kawat penyambung.  

“Setelah dirawat sekitar 8 hari, ibu boleh pulang ke rumah ,” ujarnya.

Selama di rumah, Rika dan keluarga yang merawat. Hingga akhirnya, Sutimah bisa kembali beraktivitas sejak awal Agustus.

“Biaya operasi dan lain-lain sekitar 35 juta. Kami harus jual barang barang berharga untuk membayar biaya operasi,” jelas Rika.

Rika mengaku bersyukur karena ibu mertuanya bisa kembali berjualan ke pasar, meskipun yang belanja dagangan anaknya. 

“Tapi luka di rahang ibu belum sembuh total. Lubang di rahangnya, meski sudah mulai tertutup daging, tapi ibu belum bisa mengunyah. Kalau makan langsung ditelan,” jelasnya.

Rika berharap, pelaku pelemparan bisa dihukum sesuai undang-undang yang berlaku. 

https://regional.kompas.com/read/2021/08/24/192719178/cerita-sutimah-korban-pelemparan-batu-di-pantura-kendal-hingga-rahangnya

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke