Salin Artikel

[POPULER NUSANTARA] Guru Honorer Terjerat Pinjol Ilegal | Kisah Veteran Berdarah Tionghoa Rawat Pesawat Catalina RI 005

KOMPAS.com - Demi membelikan susu untuk anaknya, Afifah Muflihati (29) harus menanggung utang ratusan juta Rupiah dari pelaku pinjaman online (pinjol) ilegal.

Tak hanya terbebani utang, perempuan yang berprofesi sebagai guru honorer ini juga dipermalukan dan menghadapi teror dari pihak pinjol ilegal.

Kejadian ini bermula saat Afifah melihat iklan aplikasi pinjol yang memberi pinjaman uang tanpa jaminan, bunga rendah, proses cepat, dalam jangka waktu lama.

Berita populer lainnya adalah seputar kisah veteran berdarah Tioghoa, Gho An Shan alias Gunawan, yang menjadi saksi kunci kiprah pesawat Catalina RI 005.

Pesawat itu diperbantukan untuk mengusir Belanda pada Agresi Militer II, tahun 1948 di Jambi.

Gunawan menuturkan, pesawat jenis amfibi tersebut digunakan untuk mengangkut bahan bakar dan kebutuhan logistik pejuang.

Selain itu Catalina RI 005 juga direncanakan untuk membombardir pangkalan udara di Talang Semut, Palembang.

Berikut adalah berita-berita yang menjadi sorotan pembaca Kompas.com.

Afifah Muflihati (29), seorang guru honorer menanggung utang Rp 206 juta di 40 aplikasi pinjol ilegal.

Kejadian yang dialami Afifah ini bermula pada 20 Maret 2021. Ia tergiur dengan berbagai kemudahan yang ditawarkan pinjol ilegal tersebut.

"Prosesnya sangat cepat, tidak sampai lima menit sudah selesai. Saya hanya diminta untuk foto diri dan foto KTP, serta foto memegang KTP. Tidak ada lima menit, ada transferan Rp 3,7 juta dari tiga aplikasi online ke rekening saya," ujarnya, Senin (16/8/2021).

Namun, ternyata, kemudahan-kemudahan itu hanyalah iming-iming semata. Hari-hari setelahnya, Afifah malah diteror untuk segera melunasi pinjaman.

Teror tersebut tak hanya dialamatkan kepada kepada Afifah, tetapi juga menyasar 50 temannya yang berada di kontak telepon ponsel.

Muhammad Sofyan dari Lembaga Penyuluhan Bantuan Hukum (LPBH) Nahdlatul Ulama Cabang Salatiga selaku kuasa hukum Afifah Muflihati mengatakan, kasus yang dialami kliennya telah masuk ke tahap penyidikan.

"Kita sudah mendapat informasi status kasus yang dialami mbak Afifah sudah naik dari penyelidikan menjadi penyidikan," ucapnya.

Baca selengkapnya: Berawal Ketidaktahuan, Afifah Tanggung Utang Rp 206 Juta di 40 Pinjol Ilegal

Veteran berdarah Tionghoa, Gho An Shan alias Gunawan, masih mengingat saat-saat kebersamaannya dengan pesawat Catalina RI 005.

Ketika pesawat tersebut masih beroperasi, Gunawan diperbantukan untuk membawa dan mengangkut bahan bakar pesawat Catalina serta juga kebutuhan logistik para pejuang lainnya.

Tak hanya itu, dia juga bertugas merawat mesin dan membeli bahan bakar.

Pria kelahiran 5 Februari 1928 ini mengaku melihat detik-detik terakhir pesawat Catalina RI 005 sebelum jatuh lalu tenggelam ke Sungai Batanghari usai menabrak kapal tongkang.

"Dengan mata kepala, aku melihat pesawat Catalina RI 005 itu, jatuh menabrak kapal tongkang di Sungai Batanghari," tutur mantan pejuang Tentara Keamanan Rakyat ini.

Baca selengkapnya: Dengan Mata Kepala, Aku Melihat Pesawat Catalina RI 005 Jatuh Menabrak Kapal Tongkang di Sungai Batanghari

Diduga karena kesalahpahaman, Bahar bin Smith dan Ryan Jombang terlibat perselisihan dan pertengkaran.

Dua narapidana di Lembaga Pemasyarakatan (Lapas) Khusus Kelas llA Gunung Sindur, Kabupaten Bogor, Jawa Barat, itu berselisih lantaran masalah uang.

"Iya terkait uang, tapi saya enggak mau (menjelaskan) sejauh itu ya," terang Kepala Lapas Gunung Sindur Mujiarto, Rabu (18/8/2021).

Dia menyampaikan, perselisihan antara Bahar bin Smith dan Ryan Jombang telah diselesaikan secara damai.

Menurut Mujiarto, Bahar dan Ryan tidak mengalami luka serius seperti kabar yang beredar di media sosial.

Baca selengkapnya: Bahar bin Smith dan Ryan Jombang Berselisih di Dalam Lapas

Mantan Wakil Panglima Pejuang Pro-Indonesia di Timor Timur (Timtim) Eurico Guterres mengaku tak bisa membendung air mata saat hendak diajak berbincang oleh Presiden Joko Widodo di Istana Negara, Jakarta, Kamis (12/8/2021).

Ia mengaku diliputi rasa haru karena mengingat perjuangannya bersama ribuan warga eks-Timtim lainnya.

"Saya menangis karena memang saya tidak bisa tahan lagi. Selama 22 tahun kami merasa sudah kehilangan kepercayaan dan segala-galanya, tiba tiba terjadi kondisi seperti begitu. Saya kira siapa pun pasti akan mengalami kondisi seperti itu," sebutnya, Rabu (18/8/2021), di Kupang.

Perbincangan tersebut berlangsung selama 20 menit.

Obrolannya seputar banyak hal yang dialami oleh warga eks-Timtim, terutama yang berada di wilayah Nusa Tenggara Timur (NTT).

Eurico diundang ke Istana untuk mendapat penghargaan Bintang Jasa.

Baca selengkapnya: Cerita Eks Pejuang Timtim Eurico Guterres, Sempat Menangis Saat Bertemu Jokowi di Istana

Sebuah rumah makan (RM) padang di Sleman, Daerah Istimewa Yogyakarta, memasang spanduk unik mirip caleg sebagai alat promosi.

Di spanduk itu terdapat foto setengah badan seseorang yang memakai dandanan lengkap, seperti jas dan dasi.

Adapun daftar harganya didesain bak kertas Pemilihan Umum Legislatif. Lalu, terdapat tulisan dengan huruf kapital "SAYA TIDAK NYALEG, TAPI JUAL NASI PADANG".

Tak lupa, rumah makan tersebut mencantumkan program layaknya seorang caleg, yakni "Meningkatkan gizi dengan rasa enak dan harga murah produk nasi padang djuang"

Marketing Direktur RM Padang Djuang Muhammad Halim Al-Nibroos menerangkan, ide awal desain spanduk promosi tersebut terinspirasi dari pemilihan kades di tempat tinggalnya.

"Saya itu melihat situasi di Yogya, Saya kan tinggal di Sleman saat ini baru banyak-banyaknya baliho pemilihan kades, pilih saya, pilih nomor ini, gitu kan. Saya itu terinspirasi dari situ, ya sudah saya (buat spanduk promosi) jual nasi padang saja," bebernya, Rabu (18/8/2021).

Baca selengkapnya: Unik, Rumah Makan Padang di Sleman Pasang Iklan Mirip Spanduk Pemilihan Kades

Sumber: Kompas.com (Penulis: Kontributor Ungaran, Dian Ade Permana; Kontributor Jambi, Suwandi; Kontributor Kabupaten Bogor, Afdhalul Ikhsan; Kontributor Kupang, Sigiranus Marutho Bere; Kontributor Yogyakarta, Wijaya Kusuma | Editor: Pythag Kurniati, Abba Gabrillin, Dony Aprian)

https://regional.kompas.com/read/2021/08/19/073143878/populer-nusantara-guru-honorer-terjerat-pinjol-ilegal-kisah-veteran

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke