Salin Artikel

Mengenal Taman Kehati Indramayu, Replika Ekosistem Lahan Basah Rawa Payau di Pesisir Pantai Utara Jawa

Habitat rawa juga dihuni aneka satwa, seperti 18 jenis burung dan lima spesies hepertofauna (hewan melata) seperti biawak, ular, dan bunglon kebun.

Rawa ini, disebut Taman Keanekaragaman Hayati (Kehati) Indramayu. 

Taman ini merupakan milik pemerintah Kabupaten Indramayu, yang dibangun sebagai replika ekosistem lahan basah rawa payau di pesisir pantai utara Jawa (Pantura).

Peneliti Utama Konservasi Keanekaragaman Hayati Kementerian Lingkungan Hidup dan Kehutanan, Hendra Gunawan mengungkapkan, karakteristik Taman Keanekaragaman Hayati ini adalah rawa Gelam.

Penyebabnya, dari 43 spesies pohon yang tumbuh di taman ini, dominasinya adalah pohon kayu putih (Melaleuca leucadendra) atau Gelam.

"Makanya rawa yang didominasi jenis Gelam disebut rawa Gelam. Rawa Gelam ini umumnya terdapat di luar Jawa khususnya di wilayah timur Indonesia seperti di Papua," ujar Hendra, usai menghadiri peresmian Penangkaran Rusa Timorensis Taman Kehati Kayu Putih oleh Bupati Indramayu, Selasa (17/8/2021).

Meski rawa Gelam kebanyakan ada di luar pulau Jawa, namun ia juga menjelaskan Taman Keanekaragaman Hayati Indramayu tergolong unik.

"Jadi kalau di Jawa mah enggak ada. Rawa Gelam di Jawa itu enggak ada. Rawa Gelam itu adanya ya di Sumatera, Kalimantan, Papua dan yang lainnya. Ini unik," kata Hendra.

Ia sendiri merekomendasikan, Taman Keanekaragaman Hayati agar tetap dijaga kelestariannya sebab bisa menjadi laboratorium riset atau pun penelitian yang bisa dikaitkan dengan keadaan Indramayu.

"Di sini bisa dijadikan penelitian. Khusus hal-hal tertentu misalnya velvet atau tanduk muda rusa yang bisa sebagai obat kuat, dicampur dengan ramuannya orang-orang Indramayu. Itu bisa. Sangat bisa," tutur Hendra.

Taman ini juga jadi tempat penangkaran rusa, jenis Rusa Timor. Rusa di Taman Keanekaragaman Hayati Indramayu sendiri, terdapat sembilan ekor dan semuanya jenis Rusa Timor (timorensis) yang merupakan satwa langka dan dilindungi.

"Tanduk mudanya itu bisa kita manfaatkan. Jadi tanduk rusa itu tiap tahun itu kan tanggal, terus tumbuh. Nah tumbuh sampai 60 hari itu bisa kita dipanen. Itu obat kuat bisa diekspor ke Korea, ke Jepang, ke Cina," pungkas Hendra.


Revitalisasi dari Taman Hutan Kota, hingga akan dibangun mini zoo

Sebelum menjadi Taman Keanekaragaman Hayati, lokasi ini merupakan taman hutan kota yang ditumbuhi pepohonan juga beberapa hewan seperti rusa.

Namun karena lokasinya berada di dekat pesisir pantai, juga banyak hewan serta pepohonan lain tumbuh, akhirnya direvitalisasi menjadi menjadi taman keanekaragaman hayati.

"Ini merupakan kerjasama pihak swasta dengan Pemkab Indramayu. Saya studi banding dengan Fauna Indonesia Bekasi, berharap bisa kerjasama terutama pengadaan satwa untuk di taman ini," ujar Bupati Indramayu, Nina Agustina.

Selanjutnya, Bupati Indramayu menginginkan, taman tersebut selain menjadi nilai edukasi juga menjadi wisata rekreasi masyarakat, untuk mengenal Indramayu dari segi flora dan fauna yang hidup di kota mangga tersebut.

"Insya Allah akan dibangun mini zoo, tapi tidak di sini. Sebab di sini lebih baik untuk tumbuhan-tumbuhan karena misalnya ada harimau rusa-rusa dan binatang lain akan ketakukan," pungkas Nina.

https://regional.kompas.com/read/2021/08/18/090000778/mengenal-taman-kehati-indramayu-replika-ekosistem-lahan-basah-rawa-payau-di

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke