Salin Artikel

Air Mata Seorang Ayah Lihat Putrinya Berdiri Gagah di Hadapan Presiden Jokowi sebagai Paskibraka

PEKANBARU, KOMPAS.com - Heri tak lagi mampu membendung butiran air yang memenuhi pelupuk matanya.

Seketika, kulit pipinya yang termakan usia mulai basah dengan sendirinya saat menyaksikan anaknya berdiri gagah di hadapan Presiden Joko Widodo (Jokowi).

Terharu, bangga, dan bahagia, bercampur aduk dalam sukacita kala melihat putri tercintanya, Dwita Okta Amelia Herdian, menjadi salah satu bagian dari Pasukan Pengibar Bendera Pusaka atau Paskibraka di Istana Negara, Selasa (17/8/2021).

Pria 51 tahun ini hanya bisa menyaksikan sang putrinya di layar kaca bersama istrinya, Nurdiana Ritonga (44).

Pasangan suami istri ini merupakan karyawan perusahaan sawit PTPN V Unit Kebun Sei Intan di Kabupaten Rokan Hulu (Rohul), Riau.

Heri mengaku tak pernah menyangka Dwita bakal menjadi perwakilan Provinsi Riau untuk mengambil bagian dalam momen bersejarah tersebut.

Terlebih lagi, Dwita berasal dari SMA Negeri I Kunto Darussalam, sebuah sekolah yang awalnya jauh dari perhitungan, tetapi mampu mengalahkan ratusan peserta sekolah favorit nan unggulan.

"Saya mendukung. Teman-teman di kantor juga memberikan doa. Tapi, tidak pernah saya berani membayangkan dia akan berada di sana. Berdiri mengibarkan bendera di Istana Negara," kata Heri saat diwawancarai wartawan, Selasa.

Hal itu, kata dia, tak lain karena Dwita dikenal anak yang nyaris jarang keluar rumah sepulang sekolah.

Namun, satu yang pasti, Dwita anak berprestasi. Melahap semua pelajaran dan ekstrakurikuler di sekolahnya dengan mantap.

Heri telah mengabdi di perusahaan perkebunan milik negara PTPN V sejak 1991 silam.

Namun, dia mengatakan, Agustus 2021 inilah yang menjadi momen paling besar pernah ia rasakan.

Selain Dwita mengharumkan nama keluarga, juga mengharumkan nama Provinsi Riau.

Heri mengisahkan, perjalanan Dwita yang bercita-cita menjadi anggota Polri tersebut untuk menjadi bagian Paskibraka di Istana Negara cukup panjang.

"Saat itu dia bilang ke saya, meminta doa saya dan ibunya untuk ikut seleksi Paskibraka. Dia ingin sekali menjadi bagian pengibar bendera di Jakarta," kata Heri.

Perjalanan panjang Dwita hingga ke Jakarta diawali dari tingkat paling bawah, tingkat kecamatan.

Satu per satu tahapan dijalani dengan tekun dan doa.

Hingga akhirnya, nama siswa kelas Xl MIPA 1 itu muncul untuk lanjut ke tahapan seleksi kabupaten.

Terdapat ratusan siswa yang mengikuti seleksi itu. Usaha Dwita makin kentara.

Dwita terpilih untuk lanjut seleksi ke tingkat provinsi di Kota Pekanbaru. Dia kembali berjuang dengan ratusan pelajar terbaik Bumi Lancang Kuning.

Sempat khawatir akibat pandemi Covid-19, Heri pun ikhlas melepas putri kesayangannya dari desa ke kota.

Seleksi di Kota Pekanbaru berlangsung selama empat hari, sejak 19 Mei hingga 22 Mei 2021.

Di hari terakhir, teleponnya berdering. Terdengar Isak tangis nun jauh di ujung telepon. Dwita terpilih untuk berada di Istana Negara.

Sempat tidak percaya. Namun, dia yakin inilah berkat doa.

Doa orangtua yang tak pernah putus. Diiringi usaha yang tak kenal lelah.

"Saya bangga sekali. Teman-teman di tempat kerja juga begitu bangga. Ada anak kebun yang berhasil lolos ke tingkat nasional," ucap Heri.

Anak kebun adalah istilah yang akrab disematkan kepada para anak karyawan PTPN V.

Heri mengatakan, dukungan perusahaan bagi pengembangan prestasi anak-anak karyawan perusahaan sangat besar.

Dia mengapresiasi kebijakan PTPN V yang tidak melupakan pendidikan anak-anak karyawan dan masyarakat di sekitar perkebunan akan pentingnya pendidikan.

"Jika saya bukan karyawan PTPN V, mungkin tidak akan pernah melihat Dwita berada di sana. Saya tidak berhenti bersyukur atas semua ini," kata Heri.

"Kami sangat terharu dan bahagia melihat Dwita jadi Paskibraka di Istana Negara," tambah istri Heri, Nurdiana.

Sementara itu, sebelumnya Dwita mengatakan menjadi sebuah kehormatan bagi dirinya menjadi Paskibraka di Istana Negara.


Menurutnya, Paskibraka bukan hanya sekadar mengibarkan bendera, melainkan tentang disiplin, fisik, pengetahuan, dan mental.

"Dengan terpilihnya saya menjadi perwakilan Provinsi Riau yang berarti saya diberi tanggung jawab dari para ibu dan bapak di Dinas Pemuda dan Olahraga, kakak pelatih, serta yang bersangkutan untuk menjadi perwakilan Provinsi Riau," kata Dwita saat diwawancarai wartawan di Pekanbaru sebelum terbang ke Jakarta, akhir Juli 2021.

Dwita terpilih menjadi Paskibraka Nasional dari Provinsi Riau bersama Hervy Shendyka. Mereka putra-putri terbaik yang mewakili Riau ke Istana Negara.

"Yang terpenting ikhtiar, tetap jaga kesehatan, selalu jaga kekompakan, dan juga jaga nama baik daerah. Semoga sehat selalu, ibadah jangan lupa, tiba waktunya shalat, shalat," pesan Gubernur Riau saat bertemu dengan Dwita dan Hervy di Pekanbaru beberapa waktu lalu.

Sementara itu, Chief Executive Officer PTPN V Jatmiko K Santosa begitu bangga dengan pencapaian ananda Dwita.

Dia turut menyampaikan tahniah (ucapan selamat) kepada Dwita dan kedua orangtuanya atas prestasi yang telah membanggakan keluarga besar anak perusahaan Holding Perkebunan Nusantara PTPN III (Persero) tersebut.

"Ini merupakan prestasi yang sangat membanggakan kami semua. Seorang anak kebun membuktikan diri dengan prestasi. Insya Allah, ini juga bisa menjadi motivasi kepada seluruh anak-anak perkebunan yang mungkin bersekolah jauh dari ibu kota provinsi bahwa tidak ada yang mustahil," kata Jatmiko, Selasa.

https://regional.kompas.com/read/2021/08/17/143328678/air-mata-seorang-ayah-lihat-putrinya-berdiri-gagah-di-hadapan-presiden

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke