Salin Artikel

Warga Satu RT di Sleman Ini Bantu Jualkan Dagangan Tetangga yang Sedang Isoman

YOGYAKARTA, KOMPAS.com - Situasi sulit akibat pandemi Covid-19 saat ini mengetuk hati warga untuk bergerak membantu sesama yang membutuhkan pertolongan.

"Warga bantu warga" inilah nama gerakan solidaritas yang diusung oleh warga RT 006 Sengkan, Desa Condongcatur, Kecamatan Depok, Kabupaten Sleman.

Mereka bergerak untuk membantu tetangga menjualkan dagangan, mencarikan oksigen, hingga mengecek kondisi warga yang sedang isoman.

"Ceritanya ya karena memang di RT kami itu ada ya semacam gerakan warga bantu warga," ujar Sekretaris RT 006 Sengkan Andreas Pamungkas kepada wartawan, Senin (9/8/2021).

Seiring berjalanya waktu, ada kondisi tidak terduga dialami oleh warga. Sehingga harus segera disikapi untuk membantu warga tersebut.

"Cuma memang dalam perjalannya kita menemukan hal-hal yang tidak terduga ya. Walaupun di awal sudah ada penanganan Covid-19, tapi bisa jadi terlewatkan adalah untuk kondisi-kondisi seperti ini yakni kondisi ketika tetangga kami ini satu keluarga giliran kena Covid-19," ucapnya.

Di keluarga itu pertama kali yang terpapar adalah anak sulung. Kemudian ibu bersama dua anak lainnya mengungsi ke keluarga besarnya. Sebab, rumahnya digunakan untuk isolasi.

"Ibu bersama adik-adiknya sama dua anak lainnya itu kemudian katakanlah ngungsi ke tempat keluarga besarnya di daerah Kota sana," ungkapnya.

Di keluarga ini, sang ibu menjadi tulang punggung bagi ketiga anaknya. Sehari-hari ibu ini mencari nafkah dengan berjualan sembako di Pasar Colombo.

"Ngungsi berarti dia tidak jualan ke pasar, nah di situ kami ada solusi untuk mencarikan rumah warga yang bersedia untuk ditempat tinggali, rumah kosong gitu. Dari situ dia bisa berjualan lah," tuturnya.

Namun, situasi kembali berubah. Setelah anak sulung sembuh, sang ibu yang menjadi tulang punggung keluarga terkonfirmasi positif Covid-19 termasuk kedua anaknya. Sehingga mereka harus menjalani isolasi.

Gejala yang dialami sang ibu, lanjutnya, cukup berat. Kondisinya lemas, saturasi oksigen tidak stabil. Selain itu juga mengalami batuk.

Dari gejala yang dialami, kemungkinan besar sang ibu menjalani isoman lebih dari 14 hari.

Situasi tersebut membuat kondisi keluarga semakin berat. Sebab, sang ibu tidak bisa mencari nafkah dengan berjualan di pasar dalam kurun waktu yang lama.

"Dia baru kulakan bawang merah, bawang putih, bombay, dan kemudian beras. Tulang punggung keluarga dan praktis dia akan memikirkan bagaimana keberlangsungan hidup anak-anaknya, apalagi mereka sekolah," urainya.

Melihat kondisi tersebut, warga kemudian terpanggil untuk membantu sang ibu. Warga bergerak dengan menjualkan barang dagangan ibu tersebut.

"Untuk memberikan dukungan dan motivasi, karena orang positif kan butuh motivasi gitu, ya udah kita jualin lah bawang putih, bawang merah, bombai ini. Kita hitung dulu ada berapa totalnya kemudian kita share di grup antar RT," tegasnya.

Warga yang hendak membeli menuliskan jenis barang, jumlah yang dibeli, nama pemesan, dan menyebutkan RT-nya.

Semua itu ditulis di WhatsApp grup. Kemudian barang pesanan tersebut akan diantarkan.

"Itu kemudian kami beri judul Donasi Covid-19, Bawang dijual Murah. Kenapa murah? Karena kami konfirmasi ke ibu ini minta untuk dijual seharga kulakan. Walaupun akhirnya kami jual enggak sesuai harga kulakan tapi masih di bawah harga pasar lah. Akhirnya kami beri judul itu," bebernya.

Menurutnya setelah disebarkan informasi penjualan tersebut di grub respon warga begitu antusias. Meskipun diakuianya awal-awal warga merasa ragu.

Mereka merasa takut barang dagangan tersebut menjadi sumber penularan Covid-19.

"Awal-awal itu memang sedikit ragu karena di Covid-19 ini banyak paranoid ketika barang itu keluar dari warga yang positif kadang-kadang bisa nular nggak. Waktu itu membuat gimana ya, akhirnya waktu itu kita sebar lintas RT aja. Artinya yang di dalam RT itu kemudian ya tidak terlalu terpikirkan. Karena kami tahu, kalau bawang sudah dikemas  gitu ya dan tidak menjadi media untuk menularkan," ungkapnya.

Menurutnya, saat ini ibu tersebut masih menjalani isolasi. Warga meminta ibu tersebut fokus pada kesembuhanya dahulu.

Sehingga tim warga bantu warga di RT 006 tidak hanya selesai dengan menjualkan bawang.

Tim kemudian juga menjualkan dagangan milik sang ibu berupa beras.

"Ya kita membantu untuk bisa jualin berasnya, karena berasnya juga sudah ada yang dibuka di ember dan sudah dimasukin ke kantong plastik 5 kg. Ini sebenarnya baru kami data sih berapa total berasnya, karena jenisnya macam-macam to, ada rojolele, ada itu, kemudian nanti kami tetap listing juga untuk bisa membantu berjualan itu," tegasnya.

Gerakan solidaritas warga bantu warga ini ada beragam. Bantuan yang dilakukan dilihat dari kondisi yang dialami masing-masing tetangga.

"Kita lihat kondisi masing-masing tetangga ya, karena kan berbeda-beda. Kondisi ibu ini memang tulang punggung itu dan ya berat kalau tidak ada pemasukan. Nah kalau yang lain kan kondisinya berlainan ya, ada yang secara ekonomi masih cukup, kemudian dia masih punya penghasilan perbulan. Nah kita itu modelnya berbeda-beda," tandasnya.

Pengurus RT sebelumnya telah memetakan dengan melihat tren kasus Covid-19.

Sebab, dengan tren kasus yang terus meningkat, perlu ada sistem penanganan untuk kampung.

"Jauh sebelumnya sudah kami petakan. Jadi seminggu sebelum PPKM itu kami di RT melihat gejala Covid-19 maksud kami gejala tren angka peningkatan Covid-19 itu terus naik gitu ya. Kami agak khawatir kalau kami enggak punya sistem penanganan di kampung," urainya.

Berangkat dari situlah, kemudian digalang donasi untuk membeli Alat Pelindung Diri (APD).

Donasi tersebut juga digunakan untuk membantu warga yang membutuhkan.

"Nah ketika ada warga yang secara finansial tidak menguntungkan ya donasi Covid-19 itu bisa digunakan untuk sekadar melakukan swab, ada yang kemarin untuk swab aja nggak ada dana. Akhirnya kita keluarin dari dana donasi itu," ucapnya.

RT juga memetakan potensi warga yang ada. Misalnya, ada warga yang latar belakangnya relawan, kemudian ada yang tenaga kesehatan.

Sehingga potensi yang ada tersebut bisa dimaksimalkan untuk membantu sesama warga.

Gerakan warga bantu warga ini juga bergerak mencari oksigen untuk warga isoman yang membutuhkan.

Selain itu, dengan menggunakan APD juga membantu memasangkan oksigen.

"Ya misalnya saya yang nggak punya background kesehatan gitu ya, karena nakes banyaknya pasien ya akhirnya kami secara berkala juga melakukan pengecekan rutin kepada warga isoman. Baik sekadar saturasi, kemudian distribusi oksigen, ketika mereka membutuhkan," ujarnya.

"Nah itu sebuah panggilan untuk itu. Karena katakanlah tidak semua warga berani masuk ke rumah menggunakan APD lengkap lalu mengecek saturasi, belum lagi nanti memasangkannya, memasang oksigen. Itu kan kalau ngga panggilan hati ya udah takut duluan," ujarnya.

Upaya tersebut dilakukan agar warga isoman tidak kebingungan ketika membutuhkan oksigen.

Harapannya, dengan ketersediaan oksigen dan pengecekan berkala, bisa menekan angka kematian isoman yang ada di kampung.

"Memang cukup membantu, harapan kami bisa menekan angka kematian di kampung kami. Jadi ada yang positif dan komorbid lalu saturasinya turun, untungnya oksigen kami sudah siap gitu ya. kita cek ternyata saturasi terus tidak membaik kita larikan ke rumah sakit," pungkasnya.

https://regional.kompas.com/read/2021/08/10/165620578/warga-satu-rt-di-sleman-ini-bantu-jualkan-dagangan-tetangga-yang-sedang

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke