Salin Artikel

Jurus Gibran Lawan Covid-19 di Solo, Naikkan Anggaran Darurat 1.000 Persen hingga Rencana Potong Tunjangan PNS

Berbagai masalah menanti Gibran sejak dilantik pada Februari 2021, terutama tentang penanganan Covid-19..

Dengan semangat muda, Gibran selalu mengusung jargon tentang percepatan vaksinasi sejak awal kepemimpinan.

"Kebut vaksinasi, kebut pemulihan ekonomi," kata Gibran usai dilantik di Gedung Graha Paripurna DPRD Solo, Jumat (26/2/2021).

Berbagai inovasi program penanganan Covid-19 dilakukan putra sulung Presiden Joko Widodo itu, mulai dari percepatan vaksinasi, memasifkan testing, hingga menyelesaikan persoalan oksigen.

Selain itu, ada juga kebijakan lainnya, seperti pemotongan tunjangan PNS untuk memenuhi anggaran Covid-19 yang mencapai Rp 110 miliar.

Klaim capaian vaksinasi tertinggi di Jateng

Enam bulan menjabat, Gibran menyebutkan, vaksinasi di Solo telah mencapai 71,5 persen dari target pada 6 Agustus 2021.

Dia pun optimistis target vaksinasi bisa tercapai di akhir Agustus 2021.

"Vaksinasi kita paling cepat. Capaiannya paling tinggi di Jawa Tengah. Lebih tinggi dari Semarang," terang Gibran, Selasa (29/6/2021).

Rinciannya, ada 298.361 warga dari 417.151 orang target yang sudah divaksin dosis pertama.

Sementara jika dibandingkan dengan total penduduk Kota Solo yang berjumlah sekitar 570.000 jiwa, vaksinasi dosis pertama itu mencapai 52 persen.

Target utama vaksinasi ialah tenaga kesehatan, lansia, dan juga para pedagang pasar sebagai pelaku penggerak perekonomian.

Solo kini juga sudah memulai vaksinasi untuk kategori pelajar usia 12-17 tahun.

Pada 17 Juli 2021 lalu, Menteri Kesehatan Budi Gunadi Sadikin pun mengakui bahwa Solo termasuk salah satu daerah dengan capaian vaksinasi tertinggi.

Vaksin keliling

Suami Selvi Ananda ini meluncurkan mobil vaksinasi keliling sebagai terobosan baru untuk mempercepat vaksinasi.

Mobil vaksinasi keliling ini diperuntukan bagi warga pra-lansia dan lansia.

Layanan mobil vaksinasi keliling bertujuan untuk mendekatkan masyarakat, terutama pra-lansia dan lansia dalam rangka percepatan vaksinasi Covid-19.

Program vaksinasi yang lebih dikenal dengan sebutan 'go show' ini diperuntukkan bagi warga ber-KTP Solo usia 50 tahun ke atas, terutama bagi warga yang tidak mengakses internet.

Sedangkan secara umum, pendaftaran vaksinasi sudah dilakukan oleh kelurahan dan melalui pendaftaran secara online.

"Masyarakat sangat antusias sekali untuk vaksin. Link pendaftaran baru dibuka beberapa jam sudah habis. Makanya kita suplai terus vaksinnya. Biar mereka tidak kecewa," ungkap ayah dari Jan Ethes Srinarendra dan La Lembah Manah itu.

Saat situasi Covid-19 semakin genting, kebutuhan oksigen pun menjadi kian tinggi, tak terkecuali di Solo.

Solo yang menjadi pusat rujukan dari kabupaten sekitar juga sempat mengalami krisis oksigen.

Tak ingin persoalan terselesaikan secara sementara, Gibran pun bekerja sama dengan berbagai pihak untuk mendatangkan bantuan oksigen.

Dalam dua pekan berturut-turut, Solo kedatangan oksigen tabung dari Shopee Singapura yang masing-masing berjumlah 200 tabung.

Tak hanya dari Singapura, Kementerian Kemaritiman dan Investasi yang dipimpin Luhut Panjaitan juga menggelontorkan bantuan alat konsentrator oksigen sebanyak 150 unit.

Bank Indonesia pun turut menyerahkan bantuan oksigen tabung pada pekan lalu.

Gibran juga menyulap rumah dinas Loji Gandrung menjadi lokasi pengisian ulang oksigen secara gratis.

Kegiatan ini menyasar pasien dengan penyakit selain Covid-19 yang juga kesulitan mendapatkan oksigen dalam beberapa waktu terakhir.

Larang warga isoman

Dalam perjalanannya menangani Covid-19, Gibran memutuskan untuk melarang warganya melakukan isolasi mandiri (isoman) di rumah.

Dia meminta warganya menjalani isolasi terpusat di tempat yang sudah ditentukan.

Ada delapan titik yang disiapkan, antara lain Solo Technopark (STP), Gedung Graha Wisata Niaga, SMPN 25, SMPN 8, SMPN 19, SDN Cemara Dua, SDN Cengklik, dan SMPN 11.

Alasan menyiapkan tempat isolasi terpusat karena masih ditemukan warga positif Covid-19 tanpa gejala yang tidak tertib saat menjalankan karantina mandiri di rumah.

"Terutama yang isolasi mandiri itu belum tertib semua. Makanya saya sediakan delapan tempat baru isolasi," kata Gibran.

Menurutnya, warga positif OTG yang tidak tertib melaksanakan karantina mandiri di rumah justru berpotensi menularkan virus kepada warga lain yang sehat.

Anggaran darurat naik 1.000 Persen

Melalui anggaran belanja tak terduga (BTT), Gibran menyiapkan dana penanganan Covid-19 sebesar Rp 110 miliar pada APBD Perubahan 2021.

Jumlah tersebut naik dari angka semula Rp 10 miliar pada APBD 2021 atau kini naik 1.000 persen.

Dana sebesar itu dimanfaatkan untuk banyak kepentingan, seperti pengelolaan tempat isolasi terpusat, dukungan alat kesehatan, hingga distribusi bantuan sosial (bansos).

Khusus bansos sudah ditetapkan ada 42.502 rumah tangga sasaran (RTS).

Mereka adalah keluarga yang belum menerima bantuan dari pemerintah pusat.

Untuk menutup defisit APBD sebesar Rp 92 miliar, Gibran membuat kebijakan yang salah satunya ialah memotong tunjangan atau tambahan penghasilan pegawai (TPP) sebesar 30 persen.

"Ini kan masa-masa darurat saya harus mengalokasikan dana juga untuk penanganan Covid. Jadi, penanganannya juga penanganan untuk masa-masa darurat," kata Gibran.

Terkait pemotongan penghasilan, Gibran menyebut dirinya tidak pernah memanfaatkan gaji wali kota untuk kepentingan pribadi.

"Gajiku apa pernah tak pakai. Gajiku tak pakai beli beras buat bantu-bantu (warga), bantu ngambil SPP," kata Gibran di Solo, Jawa Tengah, Senin (2/8/2021).

Dia pun menegaskan jabatan wali kota bukanlah untuk mencari uang.

"Saya jadi wali kota kan bukan untuk cari uang," kata Gibran.

Gibran juga diketahui memberikan pekerjaan pada Ari Prasetyo (39), warga Kelurahan Sondakan yang kisahnya sempat viral.

Warga tersebut membarter sepatu dengan susu untuk sang anak karena kesulitan ekonomi di masa pandemi.

Ari diangkat sebagai petugas Linmas yang bertugas di kawasan rumahnya.

Selain itu, Gibran juga memberi bantuan kepada tiga anak remaja yang menjadi yatim piatu setelah ayahnya meninggal karena Covid-19.

Dia menjamin pendidikan ketiga anak tersebut sampai kuliah.

Pemkot Solo masih mendata anak-anak lain yang juga bernasib sama dengan tiga remaja itu.

Gibran mengingatkan para lurah dan camat serta kepala Organisasi Perangkat Daerah (OPD) agar segera merespons warganya yang kesulitan di saat pandemi.

"Jangan nunggu viral. Bapak atau ibu teman-teman-teman lurah yang ada di wilayah juga harus selalu aktif. Jangan sampai ada warga yang tidak bisa makan, jangan sampai ada anak tidak bisa sekolah," tandasnya.

https://regional.kompas.com/read/2021/08/08/063000778/jurus-gibran-lawan-covid-19-di-solo-naikkan-anggaran-darurat-1.000-persen

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke