Salin Artikel

Cerita Gubernur Sumbar Ditelepon Jokowi, Curhat Susah Oksigen, Langsung Diberi Bantuan 100 Konsentrator, Obat, dan Vaksin Covid-19

Bantuan tersebut diberikan setelah Presiden Joko Widodo menelepon Gubernur Sumbar Mahyeldi, Kamis (5/8/2021).

"Bapak Presiden menelepon menanyakan perkembangan penanganan Covid-19 di Sumbar. Kita melaporkan kondisi terkini dan Presiden langsung menanggapi dengan memberikan bantuan," kata Gubernur Sumbar Mahyeldi dalam keterangan tertulisnya yang diterima Kompas.com, Jumat (6/8/2021).

Mahyeldi menyebut laporan yang disampaikan di antaranya tentang kenaikan kasus positif di Sumbar. Hal itu disebabkan jumlah testing dan tracing yang ditingkatkan beberapa waktu terakhir.

Kemudian tentang penanganan pasien di rumah sakit yang dilakukan secara berjenjang mulai dari RSUD di kabupaten dan kota serta rumah sakit rujukan untuk pasien dengan kondisi gejala berat.

"Kita sampaikan bahwa koordinasi antara rumah sakit di Sumbar sudah berjalan dengan cukup baik. Ada penambahan tempat tidur yang totalnya cukup banyak sehingga penanganan pasien bisa semakin maksimal," ujar Mahyeldi.

Persoalan ketersediaan oksigen juga menjadi salah satu laporan yang diberikan Gubernur Mahyeldi kepada Presiden dan langsung ditanggapi dengan bantuan 100 unit konsentrator oksigen.

Tambahan kuota vaksin

Semakin tingginya animo masyarakat untuk mendapatkan vaksin Covid-19 juga menjadi perhatian dari Presiden.

"Dalam satu minggu ke depan tambahan vaksin akan dikirimkan ke Sumbar. Sementara untuk konsentrator dan obat-obatan hari ini sampai ke Sumbar," kata Mahyeldi.

Mahyeldi menyampaikan, perhatian dan bantuan Presiden tersebut seolah "sitawa sidingin" atau obat untuk masyarakat karena Sumbar memang masih kekurangan obat dan vaksin untuk penanggulangan Covid-19.

"Masyarakat Sumbar sangat berterima kasih atas bantuan dari Presiden Joko Widodo ini," kata Mahyeldi.


Jangan bangga

Sementara itu, anggota DPRD Sumbar Komisi V Bidang Kesehatan, Nofrizon, menyebutkan bahwa bantuan yang diberikan Presiden jangan membuat Pemprov Sumbar bangga dan lupa diri.

Bantuan tersebut memperlihatkan bahwa Pemprov Sumbar dinilai sudah susah payah menangani Covid-19 sehingga Presiden harus turun tangan.

"Kita jangan jadi bangga setelah dibantu Presiden. Ini memperlihatkan kita sudah sangat payah sekali menangani Covid-19 sehingga harus dibantu Presiden," kata Nofrizon.

Nofrizon menyebutkan, sejak dipimpin Gubernur Mahyeldi, penanganan Covid-19 di Sumbar tidak lagi terarah sehingga angka kasus baru meningkat tajam dan angka kematian tinggi.

"Sumbar berada di lima besar provinsi penyumbang kasus Covid-19 terbanyak di Indonesia dalam beberapa pekan terakhir. Bahkan baru-baru ini berada di tiga terbawah provinsi yang taat protokol kesehatan," kata Nofrizon.

Nofrizon mencontohkan langkah dan pola penanganan Sumbar saat dipimpin Gubernur Irwan Prayitno, ketika kasus bisa ditekan dan Sumbar sempat mendapat apresiasi dari Presiden Jokowi sebagai provinsi yang berhasil mengendalikan Covid-19.

"Ini perbedaannya dulu dengan sekarang. Dulu kita dapat apresiasi dari Presiden dan sekarang kita dapat bantuan. Jadi jangan jadi bangga. Kita harus kerja keras menangani Covid-19 ini," kata Nofrizon.

https://regional.kompas.com/read/2021/08/06/165440778/cerita-gubernur-sumbar-ditelepon-jokowi-curhat-susah-oksigen-langsung

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke