Salin Artikel

Pandemi, Sekadar Beli Kacang Goreng Pun Bayar Non-tunai...

Meskipun, transaksi tersebut untuk hal yang nilainya cukup kecil bahkan receh.

Contohnya, membeli secangkir kopi Rp 5.000 atau sebungkus kacang goreng yang nilainya seharga Rp 1.000.

Setidaknya pemandangan itu nampak pada warung kopi "Maspu Etan" di Jl.Sunan Ampel Gang 1, Kota Kediri, Jawa Timur.

Warung yang berada di bawah pepohonan bambu tersebut selain menyediakan pembayaran tunai, memang juga melayani pembayaran digital dengan menggunakan metode QR code Indonesian Standard (QRIS).

Bayar kacang Rp 1.000 dengan transaksi non-tunai

Dengan metode yang diluncurkan oleh Bank Indonesia, setiap pelanggan hanya perlu menyecan barcode untuk membayar.

Metode itu dilakukan dengan ponsel pintar yang telah memiliki aplikasi pembayaran digital maupun mobile banking.

Pemilik warkop Maspu Etan, Puguh Asmani, mengatakan, selama pandemi ini banyak pelanggan warungnya menggunakan pembayaran non-tunai.

"Beli teh anget Rp 3.000 atau kacang Rp 1.000, ya, cuman nempelin HP ke barcode QRIS," ujar Puguh, Kamis (5/8/2021).

Meski nilai akumulasi transaksi pembayaran tunai lebih tinggi, namun pembayaran non tunai itu juga cukup lumayan. Jumlahnya mencapai Rp 1 jutaan.

Bagi pedagang, pembayaran non-tunai juga dirasa lebih banyak manfaatnya. Mereka tidak dipusingkan dengan uang kembalian dan uang hasil transaksi bisa langsung masuk tabungan.

"Kalau sudah masuk rekening, kan, enggak gampang habis kayak pas megang uang langsung. Sehingga otomatis masuk tabungan. Belanja kebutuhan memaksimalkan dari hasil transaksi tunai," ungkapnya.

Menurutnya, yang lebih penting dari transaksi non-tunai adalah bagian dari upaya perlindungan bersama dari persebaran Covid-19.

Sebab, transaksi non-tunai itu tidak membutuhkan kontak langsung dengan pelanggannya.

"Kita mengoperasikan warung dengan protokol kesehatan. Adanya pembayaran non-tunai itu cukup mendukung," lanjut pemuda yang juga mengelola warkop Maspu Kulon yang ada di wilayah lingkar Maskumambang, kawasan Selomangleng itu.

Yani, seorang pembeli mengaku lebih nyaman menggunakan non tunai di masa pandemi ini.

Selain itu juga lebih simpel karena tidak perlu repot membawa banyak uang dan cukup membawa ponsel pintar saja.

"Apalagi aplikasi pembayaran juga banyak, jadi semakin gampang penggunaannya," ujarnya.

Vice President PT Bank Mandiri, Anandhito J Prakoso, mengatakan, pandemi memang turut merubah perilaku nasabah ke arah digitalisasi.

Menurutnya, hal itu berdampak positif bagi pertumbuhan ekonomi digital.

"Kebutuhan digital payment tanpa uang tunai atau cashless dan teknologi touchless meningkat," ujar Anandhito dalam pembekalan kemitraan jurnalis secara daring yang diselenggarakan oleh Otoritas Jasa Keuangan Kediri, 15 Juli 2021.

Hal itu, masih kata dia, juga didukung oleh penetrasi internet yang cukup bagus. Dari 203 juta pengguna internet di Indonesia tahun 2021, 195 juta pengguna internet di antaranya mengakses dari ponsel pintar.

"130 juta pengguna mobile internet aktif dalam pembayaran via mobile," ungkapnya mengutip suatu penelitian.

Pergeseran pembayaran model non tunai tersebut, kata Anandhito, masih terus berlangsung dan akan melekat.

Adapun dari sisi layanan perbankan, Bank Mandiri misalnya, menurutnya akan terus beradaptasi mengikuti pergeseran perilaku nasabah tersebut.

"Banking is no longer somewhere you go, it's something you do (perbankan bukan lagi tempat ke mana anda pergi. Itu adalah sesuatu yang anda lakukan)," pungkas Anandhito mengutip seorang futuris asal Australia, Brett King.

https://regional.kompas.com/read/2021/08/06/111319078/pandemi-sekadar-beli-kacang-goreng-pun-bayar-non-tunai

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke