Salin Artikel

Kisah Kapal Rampasan Berubah Jadi Pahlawan, Membawa Vaksin Menembus Pedalaman

Permukiman di daerah ini terbagi dalam 90 parit (anak sungai buatan).

Wilayah yang paling terpelosok ini dihuni 700 kepala keluarga.

"Dengan kapal, vaksinasi bisa langsung door to door," kata Kapolres Tanjab Barat AKBP Guntur Saputro melalui sambungan telepon, Kamis (5/8/2021).

Ia mengatakan, masyarakat yang tinggal di sepanjang parit, hanya bisa diakses dengan kapal kecil.

Jalan darat sebenarnya ada.

Namun, menurut Guntur, jalan belum bisa ditempuh mobil, karena kondisinya rusak. Terutama pada musim hujan, jalan akan begitu sulit dilalui.

Sejumlah warga yang ingin mengikuti vaksinasi Covid-19 di pusat layanan kesehatan terdekat sangat kesulitan.

Akses transportasi yang terbatas membuat mereka selalu gagal mendapatkan nomor antrean vaksinasi.

Hal yang menyedihkan, apabila berhasil mendapatkan antrean vaksin, saat dilakukan pemeriksaan tubuh atau skrining dianggap tidak layak, karena tekanan darah tinggi.

"Kondisi sering gagal vaksin, akhirnya masyarakat di tempat terisolasi ini malas pergi lagi untuk vaksin. Makanya kita temukan mereka dan vaksin di rumah mereka sendiri," kata Guntur.

Dengan adanya kapal vaksin, menurut Guntur, masyarakat merasa tertolong, karena tidak menghabiskan banyak waktu untuk mendapatkan vaksin.

Masyarakat hanya meluangkan waktu 1-2 jam untuk vaksin. Setelah itu, bisa lanjut bekerja.

Berbeda dengan mereka datang ke puskesmas, maka akan menghabiskan waktu lebih dari 6-8 jam.

Ada masyarakat yang perlu mendapatkan edukasi terkait vaksin dan pandemi. Dengan adanya kapal vaksin, edukasi bisa maksimal diberikan.

Menurut Kapolres, meskipun permukiman berada di pelosok, sudah ditemukan 2-3 kasus warga yang positif Covid-19.

Namun, saat ini warga yang terjangkit virus sudah sembuh.

Tidak semua parit bisa diakses dengan mudah. Ada yang membutuhkan waktu berjam-jam, dengan kondisi matahari terik atau hujan.

Setiap berlayar, kapal vaksin membawa 10 tenaga kesehatan termasuk vaksinator, sehingga pelayanan akan dilakukan lebih cepat dan efektif.

Tidak hanya itu, kapal juga membawa sembako yang nantinya akan diberikan kepada masyarakat di daerah terisolasi.

"Mereka sudah vaksin. Kalau perutnya lapar, tentu daya tahan tubuh menurun juga. Makanya kita penuhi pangan masyarakat yang berada di daerah terisolir," sebut Guntur.

Kapal rampasan

Kapal yang digunakan memang tidak besar, berukuran sedang yang bisa meliuk-liuk pada parit, yang lebarnya kurang dari 2 meter.

Kapal vaksin ini berasal dari barang bukti tindak pidana penyelundupan benih lobster yang telah berkekuatan hukum tetap.

"Kapal tersebut sudah dirampas oleh negara dan dimanfaatkan oleh negara untuk hal yang berguna mendukung percepatan vaksinasi," kata Guntur.

Setelah dilakukan peluncuran kapal di dermaga TPI Kuala Tungkal, vaksinasi langsung dilakukan di Pangkal Babu, Desa Tungkal I.

Puluhan orang telah disuntik vaksin.

"Kita akan terus vaksin sampai semua warga yang berada di daerah terisolasi menerima suntikan vaksin," kata Guntur.

Sementara itu, Wakil Bupati Tanjab Barat Hairan mengatakan, realisasi vaksinasi baru mencapai 20 persen.

"Masih jauh dari target 70 persen seluruh warga yang harus sudah divaksin," kata dia.

Kegiatan vaksinasi ini diharapkan dapat mencegah kematian yang tinggi karena infeksi virus corona.

Menurut data Satgas Covid-19 Provinsi Jambi, jumlah kasus positif di Tanjab Barat mencapai 1.478 orang.

Dari jumlah itu, sebanyak 1.177 orang dinyatakan sembuh, dan 37 orang meninggal dunia.

https://regional.kompas.com/read/2021/08/05/110909478/kisah-kapal-rampasan-berubah-jadi-pahlawan-membawa-vaksin-menembus

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke