Salin Artikel

Puluhan Ton Ikan Nila di Danau Batur Mati akibat Semburan Belerang, Kerugian Ratusan Juta Rupiah

Seluruh ikan yang mati tersebut kini telah dievakuasi untuk menghindari terjadi pencemaran pada air danau.

"Ikan mati sudah dipindahkan agar tidak mencemari danau," kata Kepala Dinas Pertanian, Ketahanan Pangan dan Perikanan (PKP) Kabupaten Bangli, I Wayan Sarma saat dihubungi, Rabu (21/7/2021).

Bermula air danau berubah warna

Sarma menjelaskan, matinya ikan tersebut bermula saat warna air di Danau Batur berubah sejak Rabu (14/7/2021) lalu.

Perubahan warna itu disebabkan oleh hujan dan angin kencang di seputaran Danau Batur.

Namun, informasi tentang adanya ikan mati baru terjadi sehari setelahnya yakni Kamis (15/7/2021) lalu.

Matinya puluhan ton ikan itu terjadi setalah adanya kondisi cuaca buruk dan memicu naiknya belerang dari dasar danau atau dikenal dengan sebutan upwelling.

Kondisi itu menyebabkan bercampurnya semua polutan dan membahayakan kehidupan biota di danau, serta sulfat dan fosfor yang bersifat mengikat oksigen di air danau.

Akibatnya, kandungan oksigen dalam air danau di daerah sekitar letupan belerang menurun drastis.


Kerugian ratusan juta

Turunnya kadar oksigen itulah yang menyebabkan ikan-ikan milik warga mati dan menyebabkan kerugian yang sangat besar.

"Kalau dihitung itu kan ada 23,8 ton ikan, dikali Rp 26.000 per satu kilo, itu lebih dari Rp 500 juta," kata dia.

Sarma menyebutkan, jumlah KJA di kawasan Danau Batur ada sebanyak 12.000 Keramba Jaring Apung (KJA).

Fenomena tahunan

Seluruh peternak ikan itu, lanjut Sarma, sudah mengetahui bahwa fenomena semburan belerang di Danau Batur merupakan siklus tahunan yang biasa terjadi sekitar bulan Juli sampai September.

"Dari pengalaman sebelumnya biasanya berlangsung 4-7 hari. Ini adalah hari ke 7 semburan sejak Rabu 14 Juli 2021 lalu. Situasi sampai siang ini, memang sudah kelihatan tenang, kami perkirakan tidak ada lagi semburan," tuturnya.

Sarma juga berharap agar seluruh peternak ikan tersebut bisa menyesuaikan diri dengan fenomena Semburan belerang yang biasa terjadi pada bulan Juli - September.

Ia mendorong peternak untuk mengatur waktu penebaran bibit ikan agar masa panen tak sampai dilakukan pada medio Juli - September.

"Sehingga kerugian lebih kecil. Karana ini fenomena alam, hanya itu yang bisa dilakukan," tuturnya.

Pihaknya juga sedang melakukan pendataan pada seluruh peternak ikan yang mengalami kerugian akibat fenomena tersebut.

Setelah itu ia akan mengusulkan kepada Bupati Bangli agar para peternak bisa mendapat bantuan modal usaha setalah merugi akibat adanya fenomena tersebut.

https://regional.kompas.com/read/2021/07/21/143741078/puluhan-ton-ikan-nila-di-danau-batur-mati-akibat-semburan-belerang-kerugian

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke