Salin Artikel

Kisah Oma Rahel, "Nenek Super" yang Rela Bantu TNI dalam Urusan Berat

Terik matahari yang mulai menyengat kulit tak menyurutkan semangat nenek 71 tahun itu untuk terus melangkah menuju pematang sawah.

Meski tak lagi muda, Oma Rahel berjalan kaki sendirian sejauh 1 kilometer menuju lokasi sawah.

Dia hanya membawa air minum yang diisi dalam botol bekas air mineral.

Butuh sekitar 10 menit bagi istri almarhum Martinus Malesi itu untuk sampai di tempat tujuan.

Pagi itu, Oma Rahel dan warga lainnya berbaur bersama puluhan tentara dari Kodim 1627/Rote Ndao untuk mengerjakan pembangunan saluran irigasi sepanjang 500 meter.

Proyek ini termasuk dalam program TNI Manunggal Membangun Desa (TMMD) ke- 111 pada 2021.

Desa Lekona berada di sebelah timur Pulau Rote yang berjarak 38 kilometer dari Kota Baa, ibu kota Kabupaten Rote Ndao.

Pulau ini letaknya paling selatan di Indonesia dan berbatasan laut dengan Australia.

Mengenakan topi koboi dipadu jaket kain kuning tua, celana pendek biru dengan sandal jepit biru tua, Oma Rahel terlihat berbeda dari warga lainnya.

Meski jadi yang paling senior, Oma Rahel malah yang paling bersemangat mengangkat batu karang berukuran sedang.

Nenek yang memiliki 6 orang anak dan 3 cucu itu bukan hanya sekali mengangkat batu.

Tetapi, Oma Rahel beberapa kali mengangkat batu dengan berat lebih dari 5 kilogram.

Dengan langkah cepat, Oma membawa batu-batu itu dan membawanya menuju tumpukan.

Gerakan yang gesit membuat Oma Rahel terlihat seperti 30 tahun lebih muda.

Sesekali ia melempar tawa, lantaran menjadi sorotan warga dan anggota TNI yang hadir.

Setelah mengumpulkan batu, Oma Rahel lantas berpindah dekat mesin molen di sisi utara.

Ia mengangkat ember berukuran kecil yang berisi campuran semen dan pasir.

Keringat mengucur deras di wajah Oma Rahel yang mulai keriput.

Dia pun beristirahat sejenak di bawah pohon kelapa, sembari meraih botol air mineral dan meminumnya.

"Terima kasih kepada bapak-bapak tentara yang sudah membantu kami membuat saluran irigasi. Kami sangat senang, sehingga semua masyarakat kerja termasuk saya," ujar Oma Rahel kepada Kompas.com.

Menurut Oma Rahel, irigasi yang dibangun oleh TNI itu untuk masyarakat sekitar, sehingga sudah menjadi kewajiban mereka juga untuk terlibat dalam proses pekerjaan.

Menurut Oma, dua hari sejak pembukaan kegiatan TMMD pada Juni lalu, dirinya langsung aktif bekerja.

Hampir setiap hari Oma ikut terlibat bersama warga dan TNI.

Apabila berhalangan hadir, itu pun karena ada urusan keluarga yang tak bisa ditinggalkan.

Sebagai petani yang memiliki lahan sawah sebanyak 2 petak, Oma Rahel tahu betul bahwa saluran irigasi yang dibangun itu sangat bermanfaat buat dia dan warga lain.

Sejak suaminya Martinus Malesi meninggal dunia pada Agustus 2020, Oma Rahel harus turun menggarap sawahnya.

Dia dibantu seorang cucu bernama Riska (18) yang tinggal bersamanya.

Sedangkan semua anaknya sudah berumah tangga dan tinggal terpisah dari dia.

Ia yakin bahwa saluran irigasi yang dibangun pertama kali di wilayah mereka itu akan mengatur air, sehingga tidak terbuang percuma.

Kondisi itu diyakini akan sangat berpengaruh pada hasil panen nantinya.

"Khusus untuk saya, satu tahun hanya bisa tanam padi sekali saja dan beras dapatnya 10 karung. Tapi kalau sudah bangun saluran irigasi ini, tentu bisa dua kali tanam dan panen bisa semakin banyak," ujar Oma Rahel.

Oma Rahel berharap apa yang sudah dibuat TNI untuk masyarakat bisa terus ditingkatkan lagi.

"Saluran irigasi ini telah menjawab keinginan masyarakat dan tentu berguna bagi anak dan cucu kami nanti, sehingga saya mau sampaikan terima kasih kepada Pak Tentara," ujar Oma Rahel.


Kegembiraan yang sama juga dirasakan Kepala Desa Lekona Stefen J Beda.

Menurut Stefen, program TMMD ini dirasakan langsung manfaatnya oleh masyarakat.

Stefen menjelaskan, para petani di wilayahnya setiap tahun selalu dua kali menanam padi, yakni pada musim hujan dan panas.

Namun, pada musim panas, hanya sebagian warga saja yang menanam termasuk Oma Rahel, karena air yang mengalir dari sumber mata air di desa tersebut terbuang percuma.

"Dengan adanya saluran irigasi, air dari sumber air bisa disalurkan ke lahan persawahan para petani dengan baik. Ini jelas menambah luas areal untuk musim tanam kedua," ujar Stefen.

Stefen mengatakan, lahan garapan para petani di wilayahnya seluas 112 hektar dan setiap tahun bisa panen sekitar 80 ton beras.

Dari 80 ton beras itu, 30 ton digunakan untuk konsumsi warga dan 50 ton dijual ke Kecamatan Pantai Baru, Kota Baa, hingga Kota Kupang.

"Jadi Desa Lekona ini termasuk salah satu desa pemasok beras untuk Kecamatan Pantai Baru. Setiap tahun kita juga suplai ke Kota Baa, bahkan ke Kota Kupang," ujar Stefen.

Stefen pun optimistis, dengan dibangunnya saluran irigasi ini, produksi beras di wilayahnya akan semakin bertambah banyak, walau dalam masa pandemi Covid-19.

Apalagi, dalam program TMMD ini, mereka dibantu TNI membuka lahan baru seluas 7 hektar yang selama ini merupakan lahan tidur.

Lahan baru itu digunakan juga untuk menanam sejumlah tanaman lainnya seperti sayuran, kacang dan jagung.

Selain membangun irigasi, menurut Stefen, pihak TNI juga membantu merenovasi kantor desa.

Bupati Rote Ndao Paulina Haning-Bullu mengapresiasi kegiatan TMMD di wilayah mereka.

Paulina menyebut, TMMD adalah wujud bakti TNI dan merupakan program terpadu lintas sektoral antara TNI dengan pemerintah yang dilaksanakan oleh masyarakat.

"Saya berharap TMMD dapat secara rutin dilaksanakan setiap tahun, agar dampak dan manfaatnya bisa dirasakan oleh masyarakat,"ujar Paulina.

Menurut Paulina, hal itu sejalan dengan upaya pemerintah dalam percepatan dan pemerataan pembangunan di desa, dengan program-program pemerintah pusat maupun daerah.

"Atas nama pemerintah dan masyarakat Kabupaten Rote Ndao, saya menyampaikan terima kasih kepada Danrem 161/Wira Sakti Kupang, Dandim 1627/Rote Ndao, beserta seluruh jajaran atas terselenggaranya TMMD ke-111," kata Paulina.


Sementara itu, Komandan Kodim 1627 Rote Ndao Letkol Inf Educ Permadi Eko mengatakan, Desa Lekona memiliki potensi pertanian cukup bagus, karena ditunjang mata air yang mengalir sepanjang tahun.

Eko menyebut, tidak semua wilayah di Kabupaten Rote Ndao memiliki mata air seperti Desa Lekona.

Di sisi lain, persawahan yang ada belum bisa dioptimalkan karena masih terdapat sejumlah lahan yang belum maksimal teraliri oleh air, sehingga perlu dibangun saluran irigasi maupun rehab saluran irigasi yang sudah ada.

"Tujuannya, agar sawah-sawah bisa lebih dioptimalkan dan akan secara linier berdampak pada kesejahteraan masyarakat Desa Lekona dan sekitarnya yang bekerja di lingkungan persawahan," kata Eko.

Menurut dia, saluran irigasi dibangun, karena merupakan salah satu aspek yang berdampak langsung dalam percepatan pembangunan di daerah sesuai spesifikasi wilayah Rote Ndao.

Selama ini, petani terkendala dengan pasokan air.

Tidak semua wilayah bisa bertani sepanjang tahun, karena pada umumnya hanya pada musim hujan saja.

"Setahun minimal dua kali tanam, terutama hamparan yang belum ada saluran irigasi," ujar dia.

Kehadiran program TMMD, menurut Eko, untuk berpartisipasi mendorong hasil pertanian guna mencukupi kebutuhan pangan di Kabupaten Rote Ndao, secara spesifik di Kecamatan Pantai Baru.

Pihaknya bekerja sama dengan Dinas PUPR untuk memperbaiki tanggul embung di Desa Lekona yang sempat jebol pada saat Badai Seroja beberapa waktu lalu.

Selain kegiatan fisik, kegiatan TMMD juga menyasar kegiatan non-fisik untuk meningkatkan pengetahuan.

"Pada akhirnya, harapan kita agar makin terwujud kemanunggalan TNI dengan rakyat, melalui kegiatan fisik maupun non-fisik. TNI dapat membantu Pemda Kabupaten Rote Ndao dalam mempercepat pembangunan yang ada di desa-desa," ujar dia.

Kegiatan TMMD yang dibuka pada 15 Juni lalu, akan berakhir pada 14 Juli 2021 mendatang.

Pembangunan saluran irigasi sudah mencapai 100 persen dan siap dimanfaatkan para petani di Desa Lekona, termasuk Oma Rahel.

Matahari semakin condong ke barat saat jarum jam menunjukan pukul 16.00 Wita.

Oma Rahel pun melangkah pulang ke rumah dengan sebuah harapan baru, untuk hidup lebih baik dengan pangan yang tercukupi.

https://regional.kompas.com/read/2021/07/12/153608978/kisah-oma-rahel-nenek-super-yang-rela-bantu-tni-dalam-urusan-berat

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke