Salin Artikel

Cerita di Balik Video Antrean Pemulasaraan Jenazah Covid-19 di RSUD Jombang yang Viral

Video berdurasi 21 detik itu viral di Facebook dan juga beredar melalui aplikasi pesan instan WhatsApp.

Dari keterangan pengunggah, antrean pemulasaraan jenazah pasien Covid-19 berada di RSUD Jombang, rumah sakit rujukan Covid-19 milik Pemkab Jombang.

Direktur RSUD Jombang Pudji Umbaran bisa memastikan lokasi pengambilan video tersebut.

Pudji tak bisa memastikan karena obyek pengambilan gambar dalam video itu fokus pada deretan jenazah. Ia tak bisa mengenali ruangan tempat jenazah itu berada.

Meski begitu, Pudji tak menampik terjadi antrean panjang pemulasaran jenazah pasien sesuai protokol Covid-19 di RSUD Jombang.

Berdasarkan tayangan video, terungkap ada beberapa jenazah yang mengantre pemulasaraan.

"Saya tidak mengenali sekitarnya, tidak bisa memastikan (lokasi) di video itu di mana. Tapi kalau soal antrean, iya. Kita akui memang ada antrean jenazah untuk dipulasarakan," kata Pudji saat dikonfirmasi Kompas.com, Rabu (7/7/2021).

Kasus Kematian Tinggi

Tingginya kasus kematian pasien Covid-19 tidak sebanding dengan jumlah tenaga pemulasaraan jenazah pasien Covid-19 yang dimiliki RSUD Jombang.

Demikian penjelasan Pudji Umbaran terkait terjadinya antrean pemulasaraan jenazah pasien Covid-19 di rumah sakit yang ia pimpin.

Ia mengungkapkan, tren kenaikan kasus kematian pasien Covid-19 di RSUD Jombang mulai terjadi sejak dua pekan lalu.

Sejak pekan terakhir Juni 2021, hampir setiap hari terdapat pasien positif Covid-19 yang meninggal, rata-rata tiga sampai emat orang per hari.

Jumlah rata-rata tersebut belum termasuk pasien yang meninggal dunia dengan status probable.

Lalu pada pekan pertama Juli 2021, jumlah kematian pasien Covid-19 juga terus meningkat.

Pada Minggu (4/7/2021), jumlah pasien meninggal, baik probable maupun positif Covid-19, sebanyak 17 orang.


Kemudian pada Senin (5/7/2021) dan Selasa (6/7/2021), terdapat 18 pasien yang meninggal dunia, baik berstatus probable maupun positif Covid-19.

Hingga Selasa (6/7/2021), kata Pudji, RSUD Jombang hanya memiliki enam petugas pemulasaraan jenazah dan delapan tempat perawatan atau pendinginan.

RSUD Jombang juga kesulitan merekrut tenaga tambahan sebagai petugas pemulasaraan jenazah pasien Covid-19 karena berbagai alasan.

"Tidak semua orang mau dan berani melakukan, sehingga jumlah tenaga (pemulasaraan) itu terbatas," kata Pudji.

Antrean Pemakaman

Terjadinya antrean pemulasaraan jenazah pasien Covid-19 di RSUD Jombang juga merupakan dampak dari terbatasnya tenaga pemakaman.

Pudji mengungkapkan, petugas pemakaman pasien Covid-19 dari BPBD dan RSUD Jombang bekerja sepanjang waktu, memakamkan jenazah pasien yang sudah selesai dipulasarakan.

Karena jumlah kematian pasien makin banyak, antrean jenazah untuk dimakamkan petugas pun terus bertambah.

Akibatnya, antrean pemakaman tak bisa dihindarkan sehingga berdampak pada proses pemulasaraan jenazah.

"BPBD pun tenaganya terbatas, yang sudah dipulasarakan belum bisa dimakamkan. Akibatnya apa, yang belum dipulasarakan juga tidak bisa maju untuk dipulasarakan," ujar Pudji.

Supervisor Pusdalops BPBD Jombang Pepy Stevy Maria mengungkapkan, petugas pemakaman memang cukup sibuk dalam dua pekan terakhir.

BPBD Jombang memiliki empat tim yang bertugas untuk memakamkan pasien Covid-19, dengan jumlah anggota masing-masing tim sebanyak tujuh orang.

Seiring dengan meningkatnya jumlah kasus kematian pasien Covid-19, petugas pemakaman dari BPBD Jombang memerlukan waktu untuk memakamkan seluruh jenazah pasien Covid-19.

"Dikatakan kewalahan, iya memang. Tapi bukan berarti pemakaman tidak tertangani. Bisa ditangani, tapi kami butuh waktu," ujar Pepy.

Ia menjelaskan, banyaknya jenazah yang harus dimakamkan dengan prosedur pemakaman Covid-19, juga membuat petugas di RSUD Jombang kewalahan.

"Sekarang kawan kawan di RSUD juga kewalahan karena jumlah kematian memang tinggi sekali," kata Pepy kepada Kompas.com.


72 Kasus Kematian dalam Dua Pekan

Data Dinas Kesehatan Kabupaten Jombang menyebutkan, jumlah kasus kematian akibat Covid-19 tercatat pada 23 Juni 2021, sebanyak 533 kasus.

Sepekan kemudian atau pada 30 Juni 2021, jumlah kasus kematian akibat Covid-19 sebanyak 559 kasus.

Itu berarti ada penambahan jumlah kasus kematian akibat Covid-19 sebanyak 26 kasus dari sepekan sebelumnya.

Sedangkan secara kumulatif dari 1-6 Juli 2021, pasien yang meninggal akibat infeksi virus corona, sebanyak 605 kasus.

Dengan demikian, sebanyak 72 orang meninggal karena Covid-19, dalam dua pekan terakhir.

Sebelumnya, sebuah video yang menayangkan adanya antrean pemulasaraan jenazah pasien Covid-19 viral di Facebook, Selasa (6/7/2021).

Video berdurasi 21 detik itu diunggah di salah satu grup Facebook sekitar pukul 13.00 WIB oleh pemilik Moko Eko Sudarmianto.

Selain di Facebook, video antrean pemulasaraan jenazah pasien Covid-19 itu juga beredar di aplikasi perpesanan WhatsApp.

Dari keterangan yang beredar di Facebook maupun WhatsApp, antrean pemulasaraan jenazah pasien Covid-19 itu terjadi di RSUD Jombang.

https://regional.kompas.com/read/2021/07/08/110753478/cerita-di-balik-video-antrean-pemulasaraan-jenazah-covid-19-di-rsud-jombang

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke