Salin Artikel

Ki Manteb Meninggal Dunia Saat Isolasi Mandiri karena RS Penuh

Keponakan Ki Manteb, Ade Irawan, pamannya terkonfirmasi telah terjangkit virus corona setelah diperiksa dengan swab antigen pada Kamis (1/7/2021) malam.

Keluarga sempat membawa dalang itu ke rumah sakit untuk dirawat. Namun, karena rumah sakit penuh, akhirnya Ki Manteb dibawa pulang ke rumah.

"Iya, (meninggal saat) isolasi mandiri. Rencana tadi malam mau dibawa ke rumah sakit. Baru tadi pagi dapat rumah sakit. Mau dibawa ke sana sudah tidak ada," kata Ade saat dihubungi, Jumat.

Menurut Ade, Ki Manteb mulai sakit sepulang menghadiri pentas di Jakarta.

Ki Manteb berangkat ke Jakarta melalui perjalanan darat dengan menggunakan mobil pribadi. Dia ditemani istri, anak dan sopir.

Pulang dari Jakarta, Ki Mantep masih mengadakan pentas wayang secara live streaming di rumahnya pada Minggu (27/6/2021).

"Kemarin pulang dari Jakarta terus pentas wayang live streaming di rumah. Karena kecapekan di rumah panggil dokter terus diinfus. Bapak sakitnya mulai Senin," ungkap dia.

Ki Manteb akan dimakamkan secara protokol Covid-19 di tempat pemakaman keluarga Dukuh Suwono, Desa Doplang, Karangpandan, Karanganyar.

Ki Manteb meninggalkan seorang istri bernama Suwarti (49) dan enam orang anak.


Ki Manteb lahir di Palur, Mojolaban, Sukoharjo, Jawa Tengah pada 31 Agustus 1948. Sang ayah adalah seorang dalang yang bernama Ki Hardjo Brahim.

Ki Hardjo Brahim adalah seniman tulen yang tidak memiliki pekerjaan lain kecuali mendalang. Manteb sebagai putra pertama dididik dengan keras agar bisa menjadi dalang tulen seperti dirinya.

Dikutip dari Tribun Solo, Ki Hardjo sering mengajak Manteb ikut mendalang ketika ia mengadakan pertunjukan.

Sementara itu, ibu Manteb yang juga seorang seniman, penabuh gamelan, lebih suka jika putranya itu memiliki pekerjaan sampingan. Itulah sebabnya, Manteb pun disekolahkan di STM Manahan, Solo.

Namun sejak kecil Manteb sudah laris sebagai dalang sehingga pendidikannya pun terbengkalai.

Akhirnya, ia memutuskan untuk berhenti sekolah untuk mendalami karier mendalang.

Pada tahun 1972, Manteb muda belajar pada dalang legendaris Ki Narto Sabdo utnuk meningkatkan keahliannya.

Ia juga belajar pada Ki Sudarman Gondodarsono yang ahli sabet pada tahun 1974.

Kala itu, sekitar tahun 1970-an hingga 1980-an, dunia pedalangan dikuasai oleh Ki Narto Sabdo dan Ku Anom Suroto.

Jika Ki Narto mahir dalam seni dramatisasi, sedangkan Ki Anom mahir dalam olah suara, maka Ki Manteb memilih untuk mendalami seni menggerakkan wayang, atau yang disebut dengan istilah sabet.


Ki Manteb mengaku hobi menonton film kung fu yang dibintangi Bruce Lee dan Jackie Chan yang kemudian diterapkan dalam pedalangan.

Untuk mendukung keindahan sabet yang dimainkannya, Ki Manteb pun membawa peralatan musik modern ke atas pentas, misalnya tambur, biola, terompet, ataupun simbal.

Pada awalnya hal ini banyak mengundang kritik dari para dalang senior. Namun tidak sedikit pula yang mendukung inovasi Ki Manteb.

Keahlian Ki Manteb dalam olah sabet tidak hanya sekadar adegan bertarung saja, tetapi juga meliputi adegan menari, sedih, gembira, terkejut, mengantuk, dan sebagainya.

Selain itu ia juga menciptakan adegan flashback yang sebelumnya hanya dikenal dalam dunia perfilman dan karya sastra saja.

Ia berpendapat jika ingin menjadi dalang sabet yang mahir, maka harus bisa membuat wayang dengan tangannya sendiri.

Penulis: Kontributor Solo, Labib Zamani

https://regional.kompas.com/read/2021/07/02/121753078/ki-manteb-meninggal-dunia-saat-isolasi-mandiri-karena-rs-penuh

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke