Salin Artikel

Cerita Orang Rimba Tak Diberi Pinjaman oleh Bank, padahal Punya Keahlian

Salah satunya dalam hal layanan keuangan di bank.

Seorang warga bernama Jaelani pernah merasakan ditolak saat ingin menyimpan uang di bank.

Jaelani terpaksa menyimpan uang Rp 1,5 miliar di dalam tanah.

Selain Jaelani, ada Pengidas, orang rimba dari Kelompok Kedundong Mudo yang tergabung dalam usaha kerajinan tangan bentukan KKI Warsi, yang juga pernah mengalami penolakan pihak bank.

Padahal, tangan terampil anak muda ini mampu membuat gelang dan kalung dari buah sebalik sumpah.

Untuk membuat kerajinan kalung sebalik sumpah, dibutuhkan ketelitian, kesabaran, dan waktu 2-3 pekan.

Kepiawaian lelaki berusia 21 tahun dan kelompoknya itu telah teruji.

Saat pameran kerajinan tangan di Kota Sarolangun, semua produk usaha rumahan mereka ludes terjual.

Tidak hanya gelang dan kalung sebalik sumpah, ada juga tikar, ambung, dan tombak orang rimba yang sangat disukai masyarakat.

“Habis semua. Padahal mahal, satunya itu Rp 100.000. Semua orang suka dengan kerajinan tangan orang rimba,” kata Pengidas di Kantor lapangan Warsi, Desa Bukit Suban.

Ia menceritakan saat kesulitan meminjam uang di bank.

Sebelum mendatangi bank, perajin gelang sebalik sumpah harus memiliki KTP.

Proses pembuatannya, menurut mereka, sangat sulit dan rumit.


Dari kediamannya di wilayah Kedundong Mudo, bagian tengah kawasan hutan Taman Nasional Bukit Duabelas (TNBD), Pengidas berjalan kaki selama 3 jam ke kantor desa.

Kemudian pergi ke Kota Sarolangun menggunakan sepeda motor selama 4-5 jam.

Namun, ketika sudah sampai, pihak bank menolak karena Pengidas masih menjalankan tradisi melangun atau hidup berpindah-pindah saat ada kematian.

Tidak ada rumah Pengidas yang tetap membuat pihak bank tidak memproses pengajuan kreditnya.

“Kami ini memang pindah-pindah, tapi kalau lagi melangun saja. Berpindah pun sekarang hanya berputar-putar di kawasan TNBD inilah, karena hutan sudah habis,” kata anak tertua dari tiga bersaudara ini.

Pengidas berharap pihak bank dapat membantu memulihkan ekonomi orang rimba yang terpukul karena pandemi.

Banyak orang rimba sekarang memilih membuat kerajinan tangan karena sudah mulai sulit mencari babi di dalam hutan.

Harga babi di pasar pun terus mengalami penurunan.

Selama pandemi, pemerintah memang telah mengucurkan bantuan sosial tunai dari Kementerian Sosial.

KKI Warsi juga mengedukasi orang rimba untuk membuat kerajinan tangan dan memasarkan produk industri rumahan kepada masyarakat yang lebih luas.

Namun, mereka membutuhkan modal untuk meningkatkan produksi.

Penulis: Kontributor Jambi, Suwandi | Editor: David Oliver Purba

https://regional.kompas.com/read/2021/06/28/060630878/cerita-orang-rimba-tak-diberi-pinjaman-oleh-bank-padahal-punya-keahlian

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke