Salin Artikel

Temuan Keramik dari China hingga Eropa Ungkap Cerita di Balik Benteng Kota Mas

Keramik-keramik ini ditemukan dalam pecahan yang sudah tidak utuh lagi dalam proses ekskavasi.

“Kemarin kami juga mendapatkan pecahan keramik dalam kotak galian,” kata Hasanuddin seorang anggota tim peneliti, Sabtu (26/6/2021).

Hasanuddin dan sejumlah peneliti lainnya yang dipimpin Irna Saptaningrum dari Balai Arkeologi Sulawesi Utara saat ini tengah meneliti di reruntuhan Benteng Kota Mas.

Benteng ini masih menyimpan sejumlah misteri, salah satunya adalah siapa yang membangun benteng kokoh ini.

Dari temuan keramik di lapangan yang dilakukan dalam beberapa kali penelitian menunjukkan masa produksinya, benteng ini terkait dengan hubungan perdagangan internasional.

Ini menandakan Gorontalo pada masa itu sangat penting, memiliki hubungan dengan dunia luar.

Irna Saptaningrum yang intensif melalukan riset benteng ini sejak 2019 ini setidaknya telah menemukan 77 potongan keramik.

Pada riset kesesuaian letak Benteng Kota Mas terhadap jalur perdagangan maritim di Gorontalo pada abad 17-19 sejumlah keramik dianalisis.

"Sejumlah 76 fragmen keramik dan satu stoneware telah kami analisis berdasar bentuk, asal dan leriodisasi," kata Irna Saptaningrum.

Mangkuk-mangkuk lain juga berasal dari Qing dengan era yang berbeda, era Yongzheng-Qianglong (1723-1750), era Daoguang (1820-1850), era Jiaqing-Daoguang (1820-1850), dan era Belanda.

Temuan pecahan keramik lain adalah berbentuk piring, guci, vas, botol, cepuk dan pasu.

"Banyak keramik dari luar negeri, Tiongkok dan eropa," ujar Irna Saptaningrum.

Temuan keramik tertua berasal dari Dinasti Qing era Kangxi yang memerintah tahun 1622-1722, kemudian ada keramik yang berasal dari era Kaisar Yongzheng, Kaisar Qianlong dari abad 18.

Keramik termuda dari China berasal dari era Kaisar Jianqing dan Kaisar Daoguang yang memerintah pada abad 19.

“Keramik dari Eropa berasal dari Belanda dibuat pada abad 19-20,” ujar Irna Saptaningrum.

Temuan arkeologi ini juga menunjukkan keramik asal China sebagian besar dari Fujian, kemudian disusul Jingdezhen. Sementara keramik asal Guandong sangat sedikit.

Keramik asal Jingdezhen dikenal sebagai keramik yang memiliki kualitas terbaik. Kualitas keramik asal Fujian masih di bawah Jingdezhen.

Sedangkan yang dari Guandong umumnya merupakan produk massal. Keramik Eropa berasal dari Delf, Belanda.

Ada pula fragmen ornamen yang berasal dari Thailand berasal dari abad 17 yang dikenal dari daerah Sawankhalok.

“Dari hasil analisis keramik memperlihatkan pemakaian atau keberadaan Benteng Kota Mas dimulai pada kisaran abad 17, terus berlangsung pada abad 18 hingga abad 19-20 dengan ditemukannya keramik masa dinas Qing akhir dan temuan keramik eropa dari Delf abad 19,” kata Irna Saptaningrum.


Pecahan-pecahan keramik ini juga menginformasikan bahwa para penghuni Benteng Kota Mas adalah mereka yang memiliki tingkat sosial tinggi.

Keramik yang digunakan para penghuni benteng memiliki kualitas tinggi. Keramik dengan kualitas massal juga menunjukkan tingkatan status para penghuni benteng.

Para peneliti arkeologi Balai Arkeologi Sulawesi Utara telah memberi sebuah informasi keberadaan reruntuhan Benteng Kota Mas.

Informasi ini semakin menambah literasi tinggalan arkeologi masa kolonial di Gorontalo.

https://regional.kompas.com/read/2021/06/26/105756578/temuan-keramik-dari-china-hingga-eropa-ungkap-cerita-di-balik-benteng-kota

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke