Salin Artikel

Terungkap, Ini Penyebab Warga Ricuh dan Berebut KTP di Posko Penyekatan Suramadu

Dalam kericuhan itu, warga berteriak, merusak meja dan berebut Kartu Tanda Penduduk (KTP).

Video kericuhan di posko tersebut viral di jejaring aplikasi percakapan sejak Jumat pagi.

Volume kendaraan tinggi

Menurut Kapolres Pelabuhan Tanjung Perak Surabaya AKBP Ganis Setyaningrum, kericuhan terjadi menyusul tingginya volume kendaraan, khususnya roda dua sejak pukul 02.00 WIB.

Pukul 03.00 WIB, kendaraan roda dua lantas menumpuk untuk melakukan layanan tes antigen.

"Karena kondisinya crowded, lalu ada pengendara yang membunyikan klakson sehingga memperparah suasana dan terjadilah kericuhan," kata Ganis dikonfirmasi Jumat siang.

Warga terburu-buru

Sebagian besar warga, kata dia,  ada yang terburu-buru karena alasan pekerjaan dan lain-lain, sehingga suasana tidak terkendali.

"Tidak ada penyerangan terhadap petugas. Semuanya bisa dikendalikan," jelasnya.

Namun dia memastikan, petugas dari tenaga kesehatan hingga petugas keamanan tetap melakukan tugasnya sesuai standar yang disusun.

"Nanti pasti akan dievaluasi agar tidak lagi terjadi penumpukan," ujarnya.

Video berbagai durasi waktu itu menunjukkan puluhan warga mengantre sambil berteriak meminta KTP kepada petugas administrasi penyekatan.

Beberapa saat kemudian warga pun merusak meja administrasi yang berisi tumpukan berkas tes antigen. Akibatnya, meja rusak hingga berkas pun berserakan.

Terpantau petugas berseragam polisi dan TNI serta Satpol PP ikut mengamankan suasana dengan mendorong mundur kerumunan warga dari meja administrasi.

Dalam video lainnya, di tengah kerumunan warga, terdengar suara orang berteriak.

"Swab di Surabaya kisuh, KTP hilang semua. Semua orang mencari KTP. Aparatnya kurang adil, kurang tegas," kata suara dalam video tersebut. 

https://regional.kompas.com/read/2021/06/18/150456478/terungkap-ini-penyebab-warga-ricuh-dan-berebut-ktp-di-posko-penyekatan

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke