Salin Artikel

Asal-usul Raja Ampat, Legenda Tujuh Telur dan Tuah Keramat Empat Raja

Keindahan pesona alamnya yang eksotis, kecantikan terumbu karang, dan warna-warni ikan di lautan menjadi daya tarik tersendiri bagi wisatawan yang ingin berkunjung ke Raja Ampat.

Tak heran, Raja Ampat masuk dalam wishlist destinasi wisata favorit para traveler.

Legenda tujuh telur

Salah satu legenda yang hidup di Raja Ampat adalah legenda tentang tujuh telur.

Sebagian masyarakat Papua percaya bahwa Raja Ampat berasal dari seorang perempuan yang menemukan tujuh telur di sekitar perairan Kali Raja.

Perempuan itu bernama Buku Denik Kapatlot. Suaminya, Aliau Gawan, meminta istrinya merebus telur. Namun, Denik menolak dan berharap telur tersebut menetas.

Tak lama, enam telur menetas dan menjelma menjadi manusia.

Lima di antaranya laki-laki dan seorang perempuan. Namun, satu jelmaan laki-laki menghilang dan tak ditemukan lagi.

Masyarakat percaya dia kembali ke alam gaib. Keempat anak laki-laki yang tersisa diberi nama Klanagi War, Kalanamiyan, Untusan, dan Kelimuri. Sementara yang perempuan bernama Pin Tekik.

Empat telur menetas dan menjadi pangeran yang kemudian menguasai empat pulau terbesar di wilayah tersebut, yakni Pulau Misool, Pulau Waigep, Pulau Salawati, dan Pulau Batanta.

Sedangkan tiga telur lainnya yang menetas menjadi perempuan, batu, dan hantu.

Orang Fiawat mulanya merasa akan menang karena Buku Denik Kapotlot hanya berdua dengan suaminya. Mereka tak menyadari bahwa penjelmaan telur-telur itu telah ikut membantu pertandingan itu.

Lalu Pin Tekuk, satu-satunya perempuan di keluarga tersebut melahirkan anak laki-laki yang diberi nama Gurabesi yang diyakini ia dan pasukannya menguasai Kesultanan Tidore, Maluku.

Sementara itu, dikutip dari nationalgeographic.grid.id, Kepala Dinas Kebudayaan dan Pariwisata Kabupaten Raja Ampat, Yusdi N Lamatenggo, membenarkan bahwa banyak versi mengenai sejarah nama Raja Ampat.

"Tiap daerah punya versi sendiri. Kalau ditanya mana yang paling benar? Ya kita enggak tahu mana yang paling benar. Itu terus berkembang," kata Yusdi saat ditemui di Waisai, Kabupaten Raja Ampat, pada Maret 2017.

Salah satu versi yang paling banyak diketahui masyarakat, nama Raja Ampat tak lepas dari kisah para raja dari empat pulau terbesar yakni Waigeo, Salawati, Misool, dan Batanta.

Pimpinan di tiap gugusan pulau itulah yang menjadi awal penamaan Raja Ampat.

Kepala Dinas Kebudayaan dan Pariwisata Kabupaten Raja Ampat, Yusdi N Lamatenggo, membenarkan bahwa banyak versi mengenai sejarah nama Raja Ampat.

"Tiap daerah punya versi sendiri. Kalau ditanya mana yang paling benar? Ya kita enggak tahu mana yang paling benar. Itu terus berkembang," kata Yusdi saat ditemui di Waisai, Kabupaten Raja Ampat, beberapa waktu lalu.

Salah satu versi yang paling banyak diketahui masyarakat, nama Raja Ampat tak lepas dari kisah para raja dari empat pulau terbesar, yakni Waigeo, Salawati, Misool, dan Batanta.

Pimpinan di tiap gugusan pulau itulah yang menjadi awal penamaan Raja Ampat.

"Ada versi, secara pemerintahan dulu di sini wilayah (Kesultanan) Tidore, jadi di sini dibentuk empat pimpinan pulau besar. Waigeo, Salawati, Batanta, Misool, masing-masing punya pimpinan," ujarnya.

"Tapi ada yang cerita legenda tentang penemuan tujuh telur di Wawiai kemudian menetas empat (menjadi raja). Satu menjadi batu dan satu telur menjadi hantu," tuturnya.

Bagi penggemar kehidupan bawah laut, Raja Ampat menjadi salah satu destinasi yang wajib dikunjungi.

Luas wilayahnya yang sekitar 9,8 juta acre—meliputi daratan dan lautan—menjadi rumah bagi 540 jenis terumbu karang, 700 jenis moluska, lima spesies penyu yang terancam punah, 57 udang mantis, serta 13 spesies mamalia laut.

Selain itu, diperkirakan ada 1320 spesies ikan di sana—27 jenisnya hanya bisa ditemukan di Raja Ampat.

Menurut laporan The Nature Conservacy and Conservation International, sekitar 75 persen spesies dunia, tinggal di Raja Ampat.

Keanekaragaman bawah lautnya, air yang jernih, serta terumbu karang yang indah, membuat Raja Ampat menjadi situs fantastis bagi para penyelam atau snorkeler.

Salah satu spot menyelam favorit di Raja Ampat adalah Waigeo Selatan.

Selain itu penyelam bisa juga berkunjung di Raborek, Waogeo Barat, Batanta, dan Kofiau.

Jangan lupa berkunjung ke Teluk Kabui yang memiliki banyak pulau karang (karst) dan goa tengkorak.

Kabui Passage—bagian sangat sempit di antara Waigeo dan Pulau Gam yang ditemukan penjelajah Inggris pada 1860—menyimpan biota laut yang beragam.

Salah satu ikon Raja Ampat adalah Pulau Wayag, kumpulan bukit dan gunung karts yang berada di tengah laut.

Agar bisa memotret dan melihat pemandangan yang lebih indah, pengunjung harus menuju puncak bukit yang bisa didaki selama satu atau dua jam. Dari puncaknya, pengunjung bisa melihat seluruh pemandangan Raja Ampat.

https://regional.kompas.com/read/2021/06/17/061600478/asal-usul-raja-ampat-legenda-tujuh-telur-dan-tuah-keramat-empat-raja

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke