Salin Artikel

BOR Ruang Isolasi Covid-19 di Semarang Capai 82 Persen, Pemkot Siaga Tambahan Gedung Isolasi

SEMARANG, KOMPAS.com - Keterisian tempat tidur atau bed occupancy rate (BOR) ruang isolasi Covid-19 di Kota Semarang mencapai 82 persen.

Jumlah tersebut tercatat baik tempat tidur isolasi di rumah sakit ataupun tempat isolasi terpusat.

Wali Kota Semarang Hendrar Prihadi alias Hendi menyebut jumlah pasien terkonfirmasi positif Covid-19 ada sebanyak 1.347 orang.

Sementara total ketersediaan tempat tidur isolasi di Kota Semarang ada sebanyak 1.771.

Rencananya, pihaknya bakal menambah 450 tempat tidur isolasi agar bisa menampung pasien Covid-19 yang kian bertambah.

"Minggu ini membuka lagi tambahan 100 tempat tidur di kantor Diklat Ketileng. Kita juga sedang negosiasi dengan UIN ada asrama mahasiswa karena masih off Pak Rektor terbuka boleh dipakai dua bulan ini kapasitas 200. Lalu salah satu RS baru bisa pakai 100 sembari menunggu proses izin keluar. Dan ada gereja kapasitas 50. Jadi tambahan total 450 kamar," jelas Hendi di Balai Kota Semarang, Selasa (15/6/2021).

Dengan tambahan tempat isolasi tersebut, Hendi meyakini BOR yang tercatat mencapai 82 persen di wilayahnya ini akan menurun.

"BOR hari ini tercatat angka 82 persen dengan tambahan 450, BOR akan turun. Meskipun sudah banyak RS yang BOR hampir 100 persen terutama ICU banyak 100 persen," ucapnya.

Diketahui, pasien Covid-19 di Kota Semarang bertambah hingga sempat terjadi antrean penanganan di tempat isolasi di Rumah Dinas Wali Kota Semarang.

Membeludaknya pasien Covid-19 itu juga terjadi di RS KRMT Wongsonegoro (RSWN) milik Pemkot Semarang.

Hendi mengakui di rumah dinas yang dijadikan tempat isolasi terpusat pasien Covid-19 penuh hingga mengantre.

Namun, kondisi tersebut dinilai fluktuatif karena setiap hari juga ada pasien yang pulang karena sudah sembuh.

"Itu fluktuatif. Jadi ada salah satu kerabat saya mau isolasi di sana. Saya telepon pak Hakam (Kadinkes Semarang). Ini kok tadi malam kerabat saya mau masuk penuh, benar. Tapi paginya ada yang keluar 80 orang," ujarnya.

Hendi menjelaskan sebenarnya sudah menyiapkan tempat isolasi tambahan di Islamic Center Semarang sebanyak 120 kamar, yang langsung terpakai 90 tempat tidur.

"Islamic Center kan punya 120 tempat tidur, baru dibuka sudah 90. Jadi memang terisi cepat sekali tapi tingkat kesembuhan juga cepat Artinya masyarakat tidak perlu ragu dan risau. Isu tentang penuhnya RS mungkin iya tapi tentang penuhnya karantina saya rasa tidak," katanya.

Sementara itu, di RS KRMT Wongsonegoro (RSWN) Kota Semarang diketahui sempat ada antrean pasien di IGD yang menunggu mendapatkan penanganan.

Wakil Direktur Umum dan Keuangan RS KRMT Wongsonegoro (RSWN) Eko Krisnato mengatakan, Selasa pagi tadi ada 25 orang yang sempat antre menunggu penanganan di IGD.

Hingga saat ini di rumah sakitnya telah merawat sekitar 308 pasien Covid-19 baik dari Semarang dan sekitarnya.

"Ditambah di IGD 25 yang belum dapat tempat, kita tadi kekurangan karena full bener," kata Eko.

Pihaknya telah berupaya menambah ruang isolasi di Kamar Dewi Kunti yang bisa menampung 38 sampai 40 pasien lagi.

"Ini dulu digunakan untuk ibu hamil habis bersalin karena jumlahnya turun kita alih fungsikan untuk ruang isolasi. Kapasitas sekitar 38-40," ucapnya.

Ia mengaku pasien di ruang ICU membeludak, hampir setiap hari terisi penuh, mencapai 100 persen.

"ICU isolasi 50 (kapasitas). Hampir 100 persen full tiap hari karena ada rujukan baik dari Semarang dan luar juga banyak," ujarnya.

https://regional.kompas.com/read/2021/06/15/205049278/bor-ruang-isolasi-covid-19-di-semarang-capai-82-persen-pemkot-siaga

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke