Salin Artikel

Warga Temukan Lingga Semu dan Arca Unfinished di Nganjuk, Dianggap Sakral oleh Masyarakat

Kunjungan itu menindaklanjuti laporan warga adanya objek diduga cagar budaya (ODCB) di desa tersebut.

Setelah dicek, benda yang dilaporkan memang sebuah ODCB berupa Lingga Semu dan Arca unfinished.

“Setelah kami verifikasi ke lapangan, (batu) ini rencana adalah sebuah patung,” jelas Kepala Seksi Sejarah, Museum dan Kepurbakalaan Disparporabud Nganjuk, Amin Fuadi, kepada Kompas.com, Senin (14/6/2021).

“Jadi ini bisa kita sebut, kalau dalam sisi arkeologi itu unfinished, patung unfinished. Jadi masih konsep,” lanjut dia.

Dianggap benda sakral oleh masyarakat

Amin belum bisa memastikan batu setinggi 50-an sentimeter tersebut termasuk arca jenis apa.

Ia juga belum bisa menyimpulkan, pada masa kerajaan apa arca unfinished tersebut dibuat.

“Bentuknya (Arca unfinished) apa? Itu kami masih belum berani memastikan. Tapi memang sudah tampak konsep dari tangan, terus kaki belum jelas banget ini bersila atau apa,” tuturnya.

Sementara itu, berdasarkan pengamatan Amin, Arca unfinished tersebut diduga dibuat dari batu lunak, yakni sebuah batu yang terbentuk dari endapan lempung atau tanah liat yang mengeras.

Pihak Disparporabud Nganjuk, lanjut Amin, belum berencana mengevakuasi Arca unfinished tersebut ke Museum Anjuk Ladang.

Alasannya, ODCB tersebut dianggap benda sakral oleh masyarakat.

“Jadi ini tetap kami biarkan di tempat sini. Hanya kami barangkali nanti meminta untuk diamankan, dirawat, sehingga keberlangsungannya bisa lebih lama,” papar Amin.

Selain Arca unfinished, pihak Disparporabud Nganjuk juga mengecek ODCB yang diduga merupakan Lingga.

Hasilnya mereka menyimpulkan bahwa batu silindris setinggi 45 sentimeter itu adalah Lingga Semu.

Dahulu, Lingga semu difungsikan sebagai patok pembatas, misalnya pembatas halaman candi atau batas wilayah yang ditetapkan sebagai sima.

Oleh karenanya, Lingga Semu juga dinamakan Lingga Patok.

“Lingga patok kategorinya adalah pembatas wilayah. Nah, katanya (Lingga Patok) ini diambil dari wilayah hutan, barangkali itu dulu adalah batas desa yang berbatasan dengan wilayah kekuasaan hutan,” tutur Amin.

Akan tetepi, Amin juga belum bisa memastikan periode dibuatnya Lingga Patok tersebut.

Menurut Amin, masih dibutuhkan unsur pendukung yang kuat untuk mengetahui masa pembuatan Lingga Patok itu.

Tak hanya Lingga Semu dan Arca unfinished, Disparporabud Nganjuk juga telah mengecek ODCB lainnya di Desa Gondang. Seperti Lingga yang difungsikan sebagai nisan makam yang diduga dari Suku Kalang.

“Jadi kami menggambarkan bahwa memang di sini (Desa Gondang) potensi-potensi peralihan antara masa Hindu ke Islam ini cukup kuat,” ungkap Amin.

“Dulu ini (Desa Gondang) sepertinya adalah hutan. Kemudian karena adanya sebaran-sebaran atau pelarian-pelarian dari Jawa Tengah yang mengarah ke sini. Nah, itu akhirnya di sini dijadikan perkampungan,” tutup dia.

https://regional.kompas.com/read/2021/06/14/151939878/warga-temukan-lingga-semu-dan-arca-unfinished-di-nganjuk-dianggap-sakral

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke