Salin Artikel

Ketua DPRD Jateng Usul Sentra Vaksinasi di Gradhika Dialihkan ke Puskesmas

SEMARANG, KOMPAS.com - Pelaksanaan vaksinasi yang digelar di Sentra Vaksinasi Gradhika, Kompleks Gubernuran Jawa Tengah pada Rabu kemarin menuai kritik dari sejumlah pihak.

Pasalnya, vaksinasi yang sedianya diperuntukkan bagi lansia itu menimbulkan kerumunan karena besarnya animo masyarakat yang ingin divaksin.

Ketua DPRD Jateng Bambang Kusriyanto menyebut program vaksinasi dilakukan untuk mencegah terjadinya penularan Covid-19.

Akan tetapi, melihat kerumunan di Gradhika Rabu kemarin justru memicu penularan Covid-19.

"Vaksinasi merupakan upaya memerangi Covid-19, tetapi melihat kejadian berkerumunnya massa di Gradhika kemarin justru potensi penularan muncul. Maunya menyelesaikan masalah tapi justru menimbulkan masalah," ujar pria yang akrab disapa Bambang Kribo dalam siaran pers, Kamis (10/6/2021).

Bambang menegaskan, pemerintah pusat sejak awal sudah berkomitmen memberikan vaksinasi Covid-19 secara gratis untuk masyarakat.

Namun, pihaknya justru mempertanyakan embel-embel "gratis" dalam program vaksinasi Gradhika yang diprioritaskan bagi lansia tersebut.

Politisi Partai Demokrasi Indonesia Perjuangan (PDI-P) ini mengusulkan agar vaksinasi dialihkan ke puskesmas, sehingga tidak memunculkan kerumunan di satu tempat.

"Puskesmas tersebar di seluruh kabupaten/kota. Melakukan vaksinasi bagi masyarakat melalui puskesmas akan lebih efektif dan tidak menimbulkan kerumunan terpusat. Kalau dipusatkan di Gradhika, para lansia dari luar Semarang akan kesulitan mengakses. Ini yang harus dipikirkan Gubernur," ucapnya.

Menurutnya, langkah Satpol PP Kota Semarang membubarkan kerumunan sudah benar.

"Pemkot Semarang tentu tidak mau muncul klaster baru di Kota Semarang. Apalagi tren kenaikan kasus Covid-19 saat ini terjadi di beberapa daerah di Jateng," ucapnya.

Sementara itu, Anggota Komisi E DPRD Jateng, Yudi Indras Wiendarto juga menyoroti kerumunan yang videonya sempat beredar di media sosial tersebut.

“Jangan sampai ada klaster Covid 19 di vaksinasi. Kalau tak mengindahkan prokes, tak jaga jarak, ya berbahaya itu. Bisa saling menularkan virus,” kata Yudi.

Ada sejumlah catatan yang mesti diperhatikan dalam pelaksanaan vaksinasi.

Pertama, lokasi vaksinasi sebaiknya tidak terpusat dengan tujuan memecah kerumunan.

Menurutnya, vaksinasi bisa digelar di lokasi yang lebih luas seperti gedung PRPP, rumah sakit pemerintah, unit kesehatan masyarakat, hingga kantor-kantor pemerintahan di tingkat desa.

Kedua, petugas mesti siap dengan kedatangan warga terkait pengaturan posisi antrean.

“Kalau lokasi vaksinasi dipecah dan tidak satu titik saja, maka lebih aman,” kata Wakil Ketua DPD Partai Gerindra Jateng ini.

Sebelumnya, Gubernur Jawa Tengah Ganjar Pranowo terpaksa turun tangan ikut mengatur jarak agar tertib dan tidak berkerumun.

Ganjar yang datang bersepeda itu juga memperingati warga untuk menjaga protokol kesehatan

Vaksinasi yang digelar di sentra vaksinasi Gradhika itu dibuka pukul 07.00 WIB, namun sebelum itu ternyata sudah banyak warga yang menunggu di depan gerbang.

"Karena mereka datang terlalu pagi dan kita terlambat mengantisipasi. Maka tadi pagi begitu saya dikabari istri saya itu ramai-ramai ada apa, setelah saya cek ternyata sebelum jam 7.00, tepatnya mungkin sekitar 05.30 mereka sudah ada di sini. Maka belum terantisipasi model antreannya. Begitu saya datang tadi Alhamdulillah sudah mulai biaa diatur," kata Ganjar kepada wartawan di kantornya, Rabu (9/6/2021).

Ganjar membeberkan ternyata beredar informasi terkait pengumuman pelaksanaan vaksinasi yang tidak sesuai ketentuan.

"Ada informasi yang kemarin tersebar dimana tulisan di WA itu usianya 18-59 tahun sehingga mereka merasa punya hak untuk divaksin. Padahal rilis resmi yang saya sampaikan setidaknya yang ada di medsos saya itu minimun 50 tahun," jelasnya.

Dia menjelaskan, ketentuan pelaksanaan vaksinasi seperti yang sudah diterapkan oleh Kementerian Kesehatan.

"Kalau pengantarnya boleh. Seperti konsep yang diterapkan oleh kementerian buy 2 get 1 lah membawa dua orang sepuh yang mengantar boleh divaksin," ucapnya.

Ganjar mengungkapkan saat ini pelaksanaan vaksinasi sudah berlangsung tertib.

Kendati demikian, pihaknya memastikan akan ada evaluasi pada pelaksanaan Sentra Vaksinasi Gradhika.

Ganjar berharap percepatan vaksinasi terhadap lansia tetap bisa berjalan dengan baik.

"Tadi sudah kita jelaskan maka mereka bisa memahami kemudian kita atur ulang sistemnya dan Alhamdulillah langsung sudah bisa diperbaiki dan saya lihat sudah tertib sampai dengan siang ini," ujarnya.

Sentra Vaksinasi Gradhika yang dimulai per Selasa (8/6/2021) akan berlangsung setiap hari hingga akhir Desember mendatang.

Target vaksinasi sebanyak 1.000 orang setiap harinya dengan prioritas lansia dengan syarat membawa KTP Jawa Tengah.

https://regional.kompas.com/read/2021/06/10/223152978/ketua-dprd-jateng-usul-sentra-vaksinasi-di-gradhika-dialihkan-ke-puskesmas

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke