Salin Artikel

Di Balik Lusuhnya Mukena Mbah Rakinem karena Dua Kali Gagal Berangkat Haji

GROBOGAN, KOMPAS.com - Dariyo, kakek sepuh berusia 72 tahun itu lebih banyak tersenyum saat berbincang menyoal kandasnya rencana keberangkatan haji bersama sang istri, Rakinem (62) tahun ini.

Warga Desa Penadaran, Kecamatan Gubug, Kabupaten Grobogan, Jawa Tengah, ini mengaku legawa meski di tahun sebelumnya juga tercatat gagal beribadah ke Tanah Suci.

Tak tersirat sedikit pun sinyal ekspresi penyesalan dari guratan wajah kedua petani kecil ini saat ditemui Kompas.com di rumahnya yang berkonstruksi kayu, Rabu (9/6/2021) siang.

Mereka sudah ikhlas kendati telah banting tulang menyisihkan uang untuk menabung biaya haji sejak 2011 lalu.

Awalnya memang muncul kekecewaan saat kali pertama mengetahui informasi itu di televisi.

Respons seperti itu dianggapnya wajar, apalagi kondisi perekonomian yang serba pas-pasan. Faktor lainnya, usia juga semakin bertambah.

Namun, perlahan mereka pun mulai menyadari jika faktanya pandemi virus corona tak hanya berdampak baginya, namun juga dirasakan oleh seluruh masyarakat dunia.

"Kami ikhlas dua kali gagal berangkat haji. Nyatanya dunia sedang sakit. Wallahualam Bissawab," tutur Dariyo.

Dariyo dan istrinya menabung haji melalui agen haji terpercaya di kampung halamannya mulai 2011.

Terakhir kali di akhir 2019, mereka harus menutup kekurangan sebanyak Rp 22 juta supaya bisa berangkat haji pada 2020.

"Sebenarnya bayarnya per orang Rp 550.000 setiap bulan hingga 5 tahun. Namun, kami menabung dengan uang semampunya dan itu diterima. Terakhir kami jual sawah untuk bayar Rp 22 juta agar bisa berhaji pada 2020," jelas Dariyo.

Sementara itu, tanggapan serupa juga diutarakan oleh Rakinem, istri Dariyo.

Ibu enam anak ini lebih memilih pasrah, meski penantian panjang selama sepuluh tahun ini harus pupus dua kali.

Nenek sepuh ini bahkan begitu polosnya menunjukkan mukena baru yang dipersiapkannya pada tahun lalu untuk berhaji telah lusuh akibat telah terpakai.

"Mukena ini untuk berhaji setahun lalu, namun tak lagi baru karena sudah sering aku pakai. Kenyataannya ini sedang pagebluk. Kami ikhlas yang penting dikasih kesehatan dan kewarasan. Harapannya Corona hilang dan kehidupan membaik," sambung Rakinem.

Kepala Desa Penadaran, Sholehatu Ridlo mengatakan, dari total ribuan jiwa warga di desanya hanya dua orang yakni Dariyo dan Rakinem yang berkesempatan berangkat haji terhitung mulai 2020 hingga 2021.

"Mbah Dariyo dan Mbah Rakinem sudah tua, kasihan dua kali gagal berangkat haji. Padahal segalanya sudah dipersiapkan lama. Semoga wabah Corona berakhir dan kran haji kembali normal," pungkasnya.

Sekadar diketahui, Menteri Agama Yaqut Cholil Qoumas memastikan bahwa pemerintah tidak memberangkatkan jamaah haji Indonesia 1442 H/2021 M.

Menurutnya, di tengah pandemi corona virus disease-19 (Covid-19) yang melanda dunia, kesehatan dan keselamatan jiwa jamaah lebih utama dan harus diutamakan.

https://regional.kompas.com/read/2021/06/10/060000478/di-balik-lusuhnya-mukena-mbah-rakinem-karena-dua-kali-gagal-berangkat-haji

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke