Salin Artikel

Makamkan Pasien Covid-19 Tanpa Prokes di Bantul, Belasan Warga Belum Mau Jalani Tes Swab

YOGYAKARTA,KOMPAS.com - Panewu Srandakan, Bantul, Anton Yulianto mengaku masih melakukan pendekatan kepada warga RT 92 Pedukuhan Lopati, Kalurahan Trimurti.

Sebab, dari 25 warga hasil tracing kontak erat saat pemakaman pasien Covid-19 hanya 6 orang yang melakukan tes swab pada Sabtu (5/6/2021).

"Jadi dari 25 orang kemarin kan hanya enam (orang) yang menjalani swab massal hari Sabtu (5/6/2021). Nah, sisanya dijadwalkan Senin untuk swab di Puskesmas tapi  sama sekali tidak ada yang datang," kata Anton kepada wartawan di Kompleks Parasamya Bantul, Kapanewon Bantul, Kabupaten Bantul, Senin (7/6/2021) petang.

Jika sampai Selasa (8/6/2021) warga tetap tidak menjalani tes swab PCR di Puskesmas Srandakan, maka dia akan berkoordinasi dengan Gugus Tugas Penanganan Covid-19 Kabupaten Bantul.

Anton mengatakan terus akan mengamati kondisi masyarakat di sana. Jika ada warga yang mengalami gejala seperti corona maka akan didata dan dilaporkan ke puskesmas.

"Sambil mengamati kondisi dari masing-masing warga kalo ada yang bergejala 1-2 hari ini  kami minta RT melaporkan ke puskesmas terkait kejadian kemarin," kata Anton

Sementara, Ketua Harian Gugus Tugas Percepatan Penanganan COVID-19 Kabupaten Bantul Joko B. Purnomo mengatakan, dia akan melakukan pendekatan kepada masyarakat agar mau dites swab.

"Kita turun langsung, karena ini semua untuk kesehatan bersama," kata Joko yang juga wakil Bupati Bantul ini.

Sebelumnya Carik Kalurahan Trimurti, Kapanewon Srandakan, Heri Purwanto mengatakan, salah seorang warga Padukuhan Lopati meninggal dunia dengan status terkonfirmasi positif dan dimakamkan Selasa (1/6/2021) dini hari

Setelah mendapatkan informasi itu, dia langsung menghubungi Forum Pengurangan Resiko Bencana (FPRB) untuk membantu pemakaman secara prosedur pemakaman Covid-19. 

Namun, saat Heri mendatangi pemakaman, muncul penolakan pemakaman dengan prosedur Covid-19 oleh beberapa warga dimotori oleh salah satu warga Pedukuhan Lopati.

Padahal FPRB sudah bersiap untuk melakukan penguburan secara protokol kesehatan. Bahkan mereka sudah pakai pakaian yang tetutup dan tinggal menutup kepala saja.

"Setelah itu saya datang ke makam tetap ada penolakan-penolakan," katanya saat ditemui di Mapolres Bantul, Rabu (2/6/2021).

Menurut dia, pihak keluarga pada awalnya mau menerima pemakaman dengan protokol kesehatan.

Namun, setelah ada dugaan provokasi dari salah seorang warga akhirnya keluarga menolak untuk dimakamkan dengan protokol kesehatan.

Saat pemakaman, peti jenazah tidak dibongkar. Jenazah sempat dishalatkan tapi tidak sampai dibongkar.

https://regional.kompas.com/read/2021/06/08/110951578/makamkan-pasien-covid-19-tanpa-prokes-di-bantul-belasan-warga-belum-mau

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke