Salin Artikel

Satu Bulan Lebih Jaringan Internet di Jayapura Terganggu, Warga: Seperti Mundur 10 Tahun

JAYAPURA, KOMPAS.com - Kerusakan jaringan internet di Kota Jayapura dan sekitarnya, sudah berlangsung lebih dari satu bulan dan menyebabkan banyak aktivitas masyarakat terganggu.

Jaringan kabel optik bawah laut milik Telkom Grup putus di perairan Sarmi-Biak pada 30 April 2021 dan keesokan harinya mulai muncul titik keramaian masyarakat di beberapa lokasi karena mencari jaringan.

Berbagai keluh kesah masyarakat pun bermunculan karena sebagian besar aktivitasnya sudah terkait dengan internet.

Salah satunya Reja Prayoga yang memiliki usaha kedai kopi. Bahkan, ia merasa kondisi Jayapura dengan kualitas data yang minim seperti membuatnya mundur ke masa lalu.

"Kondisi ini seperti kita mundur 10 tahun ke belakang, aktivitas terbatas karena belum ada internet yang cepat seperti sekarang," ujar Reja, di Jayapura, Senin (7/6/2021).

Sebagai pelaku usaha, ia mengaku aktivitas bisnisnya sangat terganggu dengan kondisi jaringan internet saat ini.

"Yang terganggu itu mulai dari pemesanan bahan baku, pengemasan, pola nongkrong orang juga berubah karena lebih banyak yang bungkus untuk dibawa cari jaringan," kata Yoga.

Hal yang sama juga dikeluhkan Mansur, salah stau warga Jayapura yang menyayangkan gangguan seperti ini berlangsung cukup lama.

Mansur yang merupakan Ketua Yayasan Pendidikan Islam (Yapis) Papua dan Ketua Kerukunan Keluarga Sulawesi Selatan (KKSS) Papua, bahkan siap mendukung bila ada yang melakukan gugatan perwakilan kelompok (class action).

"Saya sangat terganggu, kalau ada yang mau ajukan class action saya siap tanda tangan," kata dia.

Mansur yang juga berprofesi sebagai dosen, menuturkan, semenjak pandemi Covid-19, aktivitas pendidikan sudah terpukul karena kegiatan tatap muka sudah tidak diperbolehkan.

Dengan minimnya jaringan internet di Jayapura, sambung Mansur, membuat dunia pendidikan makin sulit.


"Aktivitas pendidikan sangat terganggu, dari sebelumnya kami bisa gelar kuliah dengan Zoom sekarang tidak bisa, bahkan jadinya banyak orang kumpul cari sinyal," kata Mansur.

Ia pun berharap Telkom segera menemukan solusi agar masalah yang sama tidak terulang lagi.

Sama halnya dengan Pratiwi, salah satu jurnalis media daring lokal di Papua yang mengaku sejak kabel optik Telkom putus, seluruh pekerjaanya makin sulit.

Menurut dia, produktivitasnya menurun karena kesulitan mengirim berita ke redaksi.

"Awal optik putus saya kirim pakai sms, satu berita bisa sampai 8 sms," kata dia.

Sejak 30 April 2021, jaringan telekomunikasi milik Telkom Grup sempat terputus di Jayapura.

Pada 1 Mei 2021, jaringan telekomunikasi kembali muncul namun dengan kualitas sangat rendah.

Akibatnya warga di Kota Jayapura, Kabupaten Jayapura, Keerom dan Sarmi sulit mengakses internet.

Pihak Telkom menyatakan, proses perbaikan jaringan akan selesai pada awal Juni 2021.

Sampai saat ini, kapasitas jaringan cadangan yang diaktifkan Telkom melalui koneksi satelit dan Radio IP mencapai 4,7 gbps.

https://regional.kompas.com/read/2021/06/07/204040578/satu-bulan-lebih-jaringan-internet-di-jayapura-terganggu-warga-seperti

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke