Salin Artikel

[POPULER NUSANTARA] Bupati Alor Marah terhadap Menteri Risma dan Usir Staf Kemensos | Ayah dan Anak Diterkam Buaya

KOMPAS.com - Video Bupati Alor, Nusa Tenggara Timur (NTT), Amon Djobo marah terhadap Menteri Sosial Tri Rismaharini viral di media sosial.

Tak hanya itu, dalam video yang berdurasi 3 menit 9 detik tersebut, tampak terlihat Amon mengusir sejumlah staf Kementerian Sosial (Kemensos) untuk segera meninggalkan Kabupaten Alor secepatnya.

Amon marah karena bantuan Program Keluarga Harapan (PKH) dari Kementerian Sosial diurus oleh DPRD Alor.

Ia menilai, apa yang dilakukan oleh pihak Kemensos tidak menghargai pemerintah daerah.

Sementara itu, seorang ayah dan anak di Kabupaten Banyuasin, Sumatera Selatan, bernama Karsiti (45), dan Selin (17), warga Dusun 04, Desa Ganesha Mukti, Kecamatan Muara Sugihan, diterkam buaya saat sedang mancing di atas perahu, Minggu (30/5/2021) sekitar pukul 20.30 WIB.

Dalam kejadian tersebut, Karsiti dimangsa buaya hingga tubuhnya hilang, sementara anaknya, Selin berhasil selamat. Hingga saat ini Karsiti belum ditemukan.

Camat Muara Sugihan menyebut, di lokasi itu warga memang sering memnacing.

Berikut populen nusantara selengkapnya:

Bupati Alor, Nusa Tenggara Timur (NTT), Amon Djobo membenarkan beredarnya video dirinya marah terhadap Menteri Sosial Tri Rismaharini dan mengusir staf Kemensos.

Kata Amon, ia memarahi staf Kemensos di rumah jabatan Bupati Alor.

"Itu video betul saya marah. Saya tidak ingat persis kapan karena saya sibuk," kata Amon kepada Kompas.com melalui sambungan telepon, Selasa (1/6/2021).

Amon marah karena bantuan Program Keluarga Harapan (PKH) dari Kementerian Sosial diurus oleh DPRD Alor.

Ia menilai, apa yang dilakukan oleh pihak Kemensos tidak menghargai pemerintah daerah.

"Saya marah karena bantuan PKH dikasih melalui DPRD. Padahal, seharusnya pemerintah daerah yang bagi," ujarnya.

 

Camat Muara Sugihan Welli Ardiansyah mengatakan, kejadian itu berawal saat ayah dan anak itu datang ke lokasi hendak memancing di jalur 15 Kabupaten Banyuasin.

Lanjut Welli, sesampainya di lokasi, mereka langsung memancing di atas perahu tanpa melihat lokasi di sekitar.

Tiba-tiba, sambungnya, seekor buaya langsung menerkam mereka hingga perahu yang dinaiki keduanya terbalik.

Saat itu, Selin berhasil selamat dengan naik ke permuakaan. Namun nahas, ayahnya diseret oleh buaya hingga saat ini belum ditemukan.

"Yang selamat hanya anak korban. Kami juga masih fokus mencari korban," kata Camat Muara Sugihan Welli Ardiansyah melalui sambungan telepon, Selasa (1/6/2021).

"Kami masih mencari Karsiti bersama warga dan polisi yang sampai sekarang belum ditemukan," lanjutnya.

 

Oknum anggota Brimob yang diduga memukul bocah pencuri kotak amal masjid di Desa Ceumpeudak, Kecamatan Tanah Jambo Aye, Kabupaten Aceh Utara, diperiksa Propam Polda Aceh.

Diketahui, aksi oknum anggota Brimob yang memukul bocah 10 tahun tersebut sempat viral di media sosial.

Dalam video yang beredar, tampak terlihat bocah tersebut duduk dengan tangan diikat ke belakang.

Tak hanya memukul, anggota Brimbob itu juga mengitimidasi bocah itu dengan menunjukkan sebuah pistol.

“Jadi malam itu juga, Minggu (23/5/2021) malam, pelaku itu Brimob, identitasnya sudah kita ketahui. Orangnya sudah dibawa ke Propam Polda Aceh. Kapolda langsung menginstruksikan Danki Brimob Sampoiniet, Aceh Utara, untuk membawa anggota itu untuk pemeriksaan,” kata Kabid Humas Polda Aceh Kombes Winardy saat dihubungi, Senin (31/5/2021).

Kata Winardy, sebelum video itu viral di media sosial, pihaknya sudah menangani kasus oknum Brimob tersebut.

Lanjutnya, apa yang dilakukan oknum Brimob itu terhadap anak tersebut berlebihan. Saat ini, sedang dilakukan pemeriksaan.

“Kami pandang itu over reaktif. Jadi, biarlah Propam yang memeriksa, termasuk sidang etik dan disiplin. Jadi, apa pun putusan sidang etik dan disiplin itu akan dijatuhkan pada personel bersangkutan, itu komitmen kita,” ungkapnya.

 

Iqbal Basyari (30) dan keluarganya, warga Klaten, Jawa Tengah, dipaksa menyewa mobil jip oleh petugas penjaga saat hendak menuju petilasan Mbah Maridjan di Cangkringan, Sleman, Minggu (30/5/2021).

Ia disetop dan tidak diperbolehkan naik ke petilasan Mbah Maridjan dengan menggunakan mobil pribadi dengan alasan jalan jelek.

Padahal, kata Iqbal, jalan menuju petilasan terbilang cukup baik karena jalur evakuasi warga lereng Gunung Merapi.

Harga sewa mobil jip tersebut berkisar antara Rp 350.000-Rp 550.000

Keluhan atas kejadian yang dialaminya tersebut diungkapkan di salah satu grup Facebook.

"Mereka bilang kalau mau naik harus pakai jip, gak boleh pakai kendaraan pribadi alasannya jalan jelek, banyak jip. Padahal setahu saya jalan di sana bagus karna itu jalur evakuasi warga lereng Merapi. Kalau masalah banyak jip, itu memang wajar dan mustinya semua pengendara berhati-hati di jalan raya," ucap Iqbal dalam keterangannya, Senin (31/5/2021).

Terkait dengan kejadian itu, Plt Kepala Dinas Pariwisata Kabupaten Sleman Suci Iriani Sinuraya mengatakan, akan melakukan penelusuran.

"Sedang kami telusuri dan sudah kami agendakan untuk rakor lintas pihak (kapanewon, kalurahan, polsek, komunitas, asosiasi, Satpol PP, inspektorat ) untuk membahas hal ini dan tindak lanjutnya ke depan. Intinya bagaimana hal seperti ini tidak terulang ke depan," ujarnya.

 

Seorang wisawatan mengaku ditendang oknum penjual kaki lima (PKL) di Malioboro.

Hal itu diketahui daro akun @azizah 2291 di kolom komentar aku Instagram resmi Pemerintah Kota Yogyakarta.

Dalam komentarnya, akun tersebut menyebut bahwa setelah tidak jadi membeli ia ditendang oleh oknum PKL di Kawasan Malioboro. Komentar tersebut dikirim pada tanggal 28 Mei 2021

Terkait dengan itu, Ketua Koperasi Paguyuban PKL Malioboro Tri Dharma, Rudiarto pun angkat bicara.

Ia pun mengimbau kepada wisatawan agar tidak takut untuk melapor kepada petugas-petugas yang ada di Kawasan Malioboro jika memang mendapat perlakuan tidak pantas oleh oknum PKL.

"Berpesan kepada wisatawan untuk jangan takut tunjukan jika mendapat perlakuannya, tunjukan posisinya, sehingga kami dalam mengambil tindakan itu juga tepat sasaran. Jangan sampai melakukan tindakan yang laporannya itu tidak jelas posisinya di mana, nanti justru tindakannya salah sasaran," katanya, Selasa (1/6/2021).

Sementara itu, Kepala UPT Pengelolaan Kawasan Cagar Budaya Kota Yogyakarta, Ekwanto mengatakan bahwa tawar-menawar harga di Kawasan Malioboro lumrah terjadi.

Adanya kejadaian itu, ia pun meminta kepada wisatawan untuk melapor langsung kepada petugas di setiap kawasan zona Malioboro.

"Bisa langsung melapor di masing-masing gate atau zona-zona yang ada layanan aduan bisa telepon di sana, akan kami layani dengan baik 24 jam," ujarnya.

 

Sumber Kompas.com (Penulis: Aji YK Putra, Sigiranus Marutho Bere, Wisang Seto Pangaribowo, Masriadi | Editor: David Oliver Purba, I Kadek Wira Aditya, Robertus Belarminus)

https://regional.kompas.com/read/2021/06/02/062300778/-populer-nusantara-bupati-alor-marah-terhadap-menteri-risma-dan-usir-staf

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke