Salin Artikel

Sekolah Tatap Muka di Surabaya, Guru Harus Sudah Divaksin 2 Kali, Siswa Tak Perlu Swab

Pemerintah Kota Surabaya memastikan, seluruh guru atau tenaga pengajar dalam sekolah tatap muka itu harus sudah menjalani dua kali vaksin.

Hal itu disampaikan Wali Kota Surabaya Eri Cahyadi usai rapat paripurna di Gedung DPRD Surabaya, Senin (24/5/2021).

"Kita sudah menyiapkan seluruh guru divaksin. Kalau guru masih satu kali vaksin, maka dia tidak boleh melakukan (mengajar) tatap muka, kecuali yang sudah dua kali (vaksin)," kata Eri, Senin.

Wajib terapkan protokol kesehatan ketat

Di samping itu, Eri menyebut, dalam proses pembelajaran tatap muka di sekolah, pemkot juga mewajibkan setiap lembaga pendidikan menerapkan SOP protokol kesehatan secara ketat.

Di antaranya menyediakan fasilitas cuci tangan, pemeriksaan suhu tubuh, penataan jarak tempat duduk siswa, serta mewajibkan memakai masker dan face shield.

"Pengisiannya (kapasitas) adalah 25 persen dari ruang kelas. Siswa juga tidak boleh keluar dari ruangan. Jadi istirahatnya hanya di ruangan kelas, makan, setelah itu selesai, langsung pulang," tutur Eri.

Namun, Eri menyebut, para siswa tak perlu melakukan tes usap saat mengikuti pembelajaran tatap muka di sekolah.

"Siswa tatap muka tetap diukur suhunya, tapi tidak perlu swab," kata Eri.

Dalam uji coba tersebut, pemkot menerapkan metode Hybrid Learning atau pembelajaran dengan sistem daring yang dikombinasikan dengan pertemuan tatap muka di sekolah.

Sampai saat ini, Pemkot Surabaya sudah membagikan formulir pengisian kepada orangtua atau wali murid.

Eri mengatakan, formulir tersebut dibuat untuk memastikan kesediaan keluarga dan orangtua bahwa siswa boleh mengikuti kegiatan pembelajaran tatap muka.

"Persiapan tatap muka untuk SMP dan SD kita sudah sebar form pengisian kepada orangtua siswa," ucap Eri.

Orangtua siswa diberi 2 opsi, boleh memilih daring atau tatap muka.

Meski demikian, Eri tetap memberikan opsi kepada para orangtua siswa yang tidak ingin anaknya mengikuti pembelajaran tatap muka di sekolah.

Bagi orangtua yang tidak berkenan mengikuti pembelajaran tatap muka, anaknya masih dapat mengikuti pembelajaran melalui daring yang dikombinasikan dengan pertemuan tatap muka di sekolah.

Eri mengatakan, salah satu persiapan sebelum dimulainya sekolah tatap muka jenjang SD-SMP di Kota Pahlawan adalah meminta persetujuan izin dari para orangtua.

Dalam hal ini, pemkot memberikan dua opsi atau pilihan kepada para orangtua siswa.

"Kita memang menyediakan dua (opsi), secara tatap muka dan daring. Jadi siapa yang merasa nyaman dengan (pembelajaran) daring kita fasilitasi. Siapa yang nyaman dengan tatap muka kita fasilitasi. Jadi kita fasilitasi dua-duanya," ujar Eri.

"Apalagi ada yang mengatakan kalau di dalam rumah saja kemampuan tidak meningkat," imbuh Eri.

Sementara itu, Pelaksana Tugas (Plt) Kepala Bidang Sekolah Menengah (Sekmen), Dinas Pendidikan (Dispendik) Kota Surabaya, Tri Aji Nugroho menambahkan, uji coba PTM merupakan rangkaian dari persiapan sekolah tatap muka.

Uji coba ini untuk memberikan gambaran kepada masyarakat, khususnya orang tua murid bagaimana suasana belajar mengajar di sekolah.

"Harapannya juga memberikan keyakinan kepada masyarakat, agar mereka yakin bahwa pelaksanaan pembelajaran tatap muka, Insya allah akan terlaksana dengan protokol kesehatan. Mulai bagaimana menata kursi di kelas, sikap anak-anak di dalam kelas dan guru mengajar di depan," ucap Aji.

https://regional.kompas.com/read/2021/05/24/214344778/sekolah-tatap-muka-di-surabaya-guru-harus-sudah-divaksin-2-kali-siswa-tak

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke