Salin Artikel

Kekeringan Mulai Landa Gunungkidul, Warga Harus Bayar hingga Rp 200.000 untuk Beli Air

Panewu Anom, Kapanewon Girisubo, Arif Yahya mengatakan, wilayahnya tergolong daerah minimnya sumber air membuat warga bergantung pada musim hujan.

"Sudah mulai ada yang membeli air bersih," kata Arif saat dihubungi wartawan melalui telepon Jumat (21/5/2021).

Namun, Arif belum tahu secara pasti jumlah warganya yang terdampak kekeringan.

"Untuk data pasti, kami masih melakukan pendataan," kata Arif.

Salah seorang pengusaha tangki angkutan air di Kalurahan Jerukwudel, Girisubo, Kitut Sakiran mengatakan sudah ada pembelian air bersih dari warga.

Setiap hari dia mengirim delapan sampai sepuluh tangki dengan kapasitas 5.000 liter kepada masyarakat.

Untuk harga per tangki tergantung jarak dan medan, seperti di sekitar Kantor Kapanewon Girisubo, harganya mulai Rp 90.000 sampai Rp 100.000 per tangkinya.

Harga terjauh adalah ke wilayah Kalurahan Songbanyu tepatnya di Dusun Putat, Selang, Joho dan Gesik yaitu Rp 200.000 per tangki.

Sebab, harus memutar ke wilayah Wonogiri, Jawa Tengah.

"Sedangkan dari medan juga ekstrem karena jalannya naik turun. Jadi wajar kalau harganya lebih mahal," kata Kitut.


Sementara Kepala Pelaksana Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD)  Gunungkidul Edy Basuki mengatakan, telah memetakan potensi kekeringan pada akhir Mei 2021.

Pemetaan itu sudah melibat sejumlah panewu anom di Gunungkidul dan PDAM.

"Saat koordinasi masing-masing panewu sudah membawa data terkait potensi rawan kekeringan," kata Edy.

Dijelaskan, tahun ini BPBD menyiapkan anggaran Rp 700 juta dari APBD Gunungkidul. Tiap kapanewon juga bakal menggelontorkan dananya untuk menanggulangi kekeringan ini.

"Nantinya droping di kapanewon akan menggandeng pihak ketiga," kata Edy.

https://regional.kompas.com/read/2021/05/21/183000678/kekeringan-mulai-landa-gunungkidul-warga-harus-bayar-hingga-rp-200000-untuk

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke