Salin Artikel

Cerita Anggota DPR RI Sempat Berhalusinasi Saat Terjangkit Covid-19, Pulih Setelah Terapi Plasma

Karena itu, dia akan mendonasikan plasma konvalesen untuk pasien lain di Rumah Sakit Umum Daerah (RSUD) Soedarso Pontianak, Kalimantan Barat (Kalbar).

"Dirawat kurang lebih 13 hari kemarin. Isolasi mandiri 8 hari, jadi 21 hari. Artinya sempat dalam kondisi yang mungkin kritis," kata Maman melalui keterangan tertulisnya, Jumat (21/5/2021).

Menurut Maman, kondisinya kala itu tergolong parah. Paru-parunya mengalami phenomia.

Karena terdapat bercak putih setelah dirontgen, dia pun sempat harus menggunakan ventilator untuk membantu pernapasannya.

Oksigen yang dihirupnya tak mencukupi untuk sampai ke otak, sehingga menyebabkan fase kritis selama beberapa hari.

Kala itu kondisinya sempat berada di titik nadir, karena harus menggunakan bantuan ventilator untuk bernapas serta kehilangan indera penciuman maupun perasa.

Keadaan itu juga menyebabkan Maman susah makan.

"Alhamdulillah, setelah bersusah payah untuk bisa memperoleh plasma konvalesen penyintas Covid-19 di Kalbar, akhirnya plasma konvalesen golongan O diperoleh di RSPAD Gatot Soebroto di Jakarta," jelas Maman.

Saat proses tranfusi plasma konvalesen sedang berlangsung, secara perlahan kondisi halusinasi yang sempat dialaminya berangsur-angsur sirna dan mulai bernafsu untuk makan dan minum.

"Tak perlu menunggu lama untuk merasakan reaksinya," ucap Maman.


Ketua DPD Partai Golkar Kalbar ini seketika merasakan spirit luar biasa yang sedang mengalir dalam darah serta tubuhnya, sehingga memompa semangat hidupnya yang nyaris putus asa.

"Kalau ditanya seberapa ampuh, sebagai mantan penderita, saya merasakan satu sampai lima hari kondisi badan saya tidak nyaman sekali waktu kena Covid-19 itu. Hari keenam saya dapat donor plasma konvalesen untuk kantong pertama, itu perubahannya signifikan sekali terhadap kondisi badan saya. Jadi rasanya beda," cerita Maman.

Hari kedelapan, sambung dia, masuk lagi kantong plasma kedua. Kondisi tubuhnya langsung  segar.

"Mungkin penjelasan secara medis dokter lebih paham, tapi dari sisi mantan penderita, memang harus saya akui salah satu faktor penunjang terbesar yang membuat saya cepat pulih itu memang donor plasma. Selain support suster, dokter, pelayanan, obat-obatan," ucap Maman.

Niatnya mendonasikan plasma konvalesen ini semuanya berangkat dari semangat bersama di tengah kondisi pandemi Covid-19 ini.

Dia melihat situasi seperti ini tidak bisa lagi dihindari. Siapa saja punya potensi terpapar Covid-19.

"Satu hal yang ingin saya sampaikan bahwa penyakit ini nyata, tapi tidak usah panik, khawatir, jalankan saja protokol kesehatan," kata Maman.

Selain menjalankan semaksimal mungkin protokol kesehatan, kata Maman, ada satu hal yang mungkin bisa dilakukan jauh lebih besar dari hanya sekadar menjaga protokol kesehatan yaitu mendonasikan plasma konvalesen.

"Bagi para mantan-mantan atau alumni Covid-19, masyarakat Kalbar yang memang sudah pernah kena Covid-19 saya harap yuk kita sama-sama mendonasikan darah kita atau yang akan diubah menjadi plasma. Supaya bisa bermanfaat buat orang banyak," ajak Maman.


Donor plasma konvaselen

Plasma konvalesen adalah plasma darah yang diambil dari pasien Covid-19 yang telah sembuh.

Maman sendiri merupakan pasien Covid-19 yang sempat dirawat di RSUD dr Soedarso dan berhasil sembuh.

"Alhamdulillah saya didampingi Bu Saripawan (Direktur RSUD dr Soedarso) barusan melakukan tes awal sebagai salah satu prasyarat untuk mendonasikan plasma konvalesen," kata Maman.

Maman menjelaskan, tes awal yang dijalaninya untuk menemukan apakah antibodi dalam tubuhnya setelah tertular Covid-19 masih ada atau tidak.

Pasalnya, rata-rata orang usai terjangkit Covid-19, badannya langsung terbentuk antibodi sendiri.

Metodenya, kata Maman, intisari darah mantan pasien Covid-19 akan diambil dan diolah. Tetapi, ini darah dari mereka yang terpapar Covid-19 dalam kondisi parah.

"Salah satu cara yang memang bisa mempercepat penyembuhan Covid-19 adalah dengan menerima transfusi donor plasma. Kebetulan kemarin pada saat terkena Covid-19, saya salah satu yang mendapat donor plasma, jadi saya merasa punya kewajiban juga untuk mendonasikan plasma saya kepada siapa pun masyarakat yang terkena Covid-19," ucap Maman.

Dalam kesempatan ini, ia mengajak bergandengan tangan dengan semangat kebersamaan memerangi Covid-19.

Dengan mendonasikan plasma konvalesen ini, dia berharap semakin banyak donor plasma.

"Saya mengajak semua masyarakat tidak lagi berkeluh kesah, tidak lagi ribut-ribut, merasa paling benar, merasa paling salah, sekarang saatnya kita bersama-sama bergandengan tangan hadapi penyakit ini. Semangatnya itu," jelas Maman.

Sementara itu, Direktur RSUD Soedarso Pontianak drg. Yuliastuti Saripawan mengatakan, selama ini penderita Covid-19 yang sudah sembuh dan mempunyai titer antibodi yang mencukupi untuk bisa mendonasikannya.

Imunitas yang didapat selepas terjangkit Covid-19 itu baik untuk bisa membantu pasien lain.

Untuk mendonasikan plasma ada syaratnya. Saripawan menjelaskan, untuk perempuan syaratnya belum menikah atau belum melahirkan.

"Kalau laki-laki semua bisa. Hanya tidak bisa untuk orang yang punya komorbid," ucap Yuliastuti.

https://regional.kompas.com/read/2021/05/21/105155078/cerita-anggota-dpr-ri-sempat-berhalusinasi-saat-terjangkit-covid-19-pulih

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke