Salin Artikel

[POPULER NUSANTARA] Pemudik Menangis Minta Diloloskan | Klaster Tarawih di Pati, 56 Orang Positif Covid-19

Mereka hendak pulang ke Tegal dan Pemalang. Namun mereka kedapatan membawa surat hsil tes cepat antigen yang diduga palsu.

Salah satu pemudik mengaku mendapatkan surat tes antigen itu dari seorang calo di Jakarta seharga Rp 175.000 per surat.

Sementara itu di Pati, sebanyak 56 warga di Perumahan RSS Sidokerto, Kecamatan Pati, Kabupaten Pati, Jawa Tengah terkonfirmasi positif Covid-19.

Sebagian besar warga yang terpapar virus corona itu merupakan jemaah shalat tarawih di masjid setempat.

Dua berita tersebut menjadi perhatian banyak pembaca Kompas.com dan berikut lima berita populer Nusantara selengkapnya:

Mereka kedapatan membawa surat hasil tes cepat antigen yang diduga palsu.

Salah satu pemudik, Elok mengaku jika surat tes cepat antigen tersebut didapat dari seorang calo di Jakarta seharga Rp 175.000 per surat.

"Kita memang tidak datang ke klinik. Hanya menunjukkan hasil rapid antigen Maret saja," kata Elok.

Di hadapan petugas, mereka terpaksa mudik karena lebaran sebelumnya tidak mudik ke kampung halaman.

"Tahun lalu kita tidak pulang. Kita kangen orangtua," kata Elok.

Usai dilantik, keesokan harinya Sahal dilarikan ke RSUD Mardhi Waluyo, Kota Blitar karena mengeluh batuk dan sesak napas.

"Kadar oksigen dalam darahnya kalau tidak salah tinggal 60 persen saat diperiksa di rumah sakit dan harus menggunakan alat bantu pernapasan," ujar Kapolres Blitar AKBP Leonard M Sinambela saat dihubungi, Minggu (9/5/2021).

Ia kemudian dinyatakn terpapar Covid-19. Meski sudah mendapatkan perawatan intensif dari rumah sakit, kondisi Sahal terus memburuk.

"Tadi malam sesak napasnya semakin parah sehingga harus dibantu alat pacu," ujarnya.

Sebagian besar warga yang terpapar virus corona itu merupakan jemaah shalat tarawih di masjid setempat.

"Ini klaster tarawih dari hasil tracing," kata Bupati Pati Haryanto saat dihubungi Kompas.com melalui ponsel, Sabtu (8/5/2021).

Ia mengatakan klaster jamaah tarawih masjid Al Istiqomah di perumahan RSS Sidokerto tersebut bermula dari beberapa orang warga yang jatuh sakit hingga dinyatakan positif Covid-19.

"Diketahui tiga hari lalu. Dugaan penularannya dari salah seorang jamaah tarawih yang tanpa disadari positif Covid-19 dengan berstatus tanpa gejala," ungkap Haryanto.

Bukan hanya tidak mau berhenti, pengendara mobil tersebut juga menabrak anggota polisi dan melarikan diri.

Video aksi pengemudi itu diunggah oleh netizen di media sosial Instagram, Minggu (9/5/2021).

Sebuah akun menulis, kejadian tersebut terjadi pada 8 Mei 2021 di Pos Penjagaan Prambanan, Kabupaten Sleman, Yogyakarta.

Ia rencananya terbang ke Jakarta menggunakan pesawat Garuda pukul 09.55 WIB.

EA bercerita ia sudah berniat ingin melakukan tes swab yang disediakan oleh pihak bandara sebelum menggunakan surat tes swab palsu.

Saat berusaha mencari lokasi pelayanan tes Covid-19, sayangnya ia tak menemukan ada pelayanan yang buka sepagi itu.

"Saya kepepet waktu saja. Sebelum gunakan itu (surat palsu) tadi pagi cari antigen di bandara tidak ada," jelasnya di Mapolsek Semarang Barat, Sabtu (8/5/2021).

"Buatnya jam 12 malam. Kita orang IT juga jadi crop-crop edit. Carinya acak siapa paling nongol duluan yang mana (di Google), " katanya.

SUMBER: KOMPAS.com (Penulis: Tresno Setiadi, Asip Agus Hasani, Puthut Dwi Putranto Nugroho, Riska Farasonalia | Editor : Dony Aprian, Dheri Agriesta, Khairina, Abba Gabrillin)

https://regional.kompas.com/read/2021/05/10/061600878/-populer-nusantara-pemudik-menangis-minta-diloloskan-klaster-tarawih-di

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke