Salin Artikel

Cabut Infus dan Oksigen, Pasien Covid-19 Meninggal Setelah Kabur Terobos Pintu Kaca RS, Ini Kronologinya

Pria berusia 33 tahun itu ditemukan tergeletak dengan penuh luka tak jauh dari pintu kaca.

Sayangnya pasien tersebut meninggal dunia setelah 6 jam menjalani perawatan usai kabur dari rumah skit.

Ia menghembuskan napas terakhir di rumah sakit pada Rabu (5/5/2021) sekitar pukul 02.30 WIB.

Alami delerium, sempat cabut infus dan oksigen

Kepala Dinas Kesehatan Sintang, Harysinto Lino mengatakan pasien tersebut mengalami delerium atau penurunan kesadaran.

"Dia dipasangi ventilator dan inpus," ujar Harysinto.

Sebelum kabur pasien tersebut sempat mencabut selang infus dan oksigen yang terpasang.

"Kondisinya mengalami luka di sejumlah bagian tubuh," ucap Harysinto.

Menurutnya satu hari sebelum kejadian, kondisi pasien memburuk dan terlihat gelisah..

"Satu hari sebelum kejadian, pasien ini memang sudah ada perburukan kondisi umumnya. Pasien mengalami demam, panas, sesak, delirium (kebingungan dan kurang kesadaran) gelisah. Dan ini sudah menjadi pantauan kita," kata Rosa, Rabu (5/5/2021).

Selasa malam sekitar pukul 20.30 WIB, pasien semakin gelisah, sesak napas, dan mengalami penurunan oksigen.

Perawat yang berjaga kemudian konsultasi ke dokter dan pasien disarankan untuk mendapat terapi.

Dalam keadaan gelisah, pasien yang seorang diri di dalam kamar itu melepas oksigen dan terus berniat kabur.

Namun ia dihalang-halangi oleh perawat agar tidak keluar dari kamar dan kembai ke tempat tidur.

Pasien tetap gelisah dan ia tak bisa keluar karena dijaga perawat. Lalu pasien pun mencari jalan pintas dengan menerobos pintu kaca.

"Dia menolak, tetap mau keluar, pada akhirnya dia keluar. Karena dari pintu dia tidak bisa keluar karena dijaga perawat, akhirnya dia mencari jalan pintas lain pintu kaca sehingga kacanya pecah," jelas Rosa.

Dari sejumlah video yang beredar, pintu kaca ruang perawatan di ICU terihat pecah. Pasien terkapar dengan kondisi kaki berdarah di lorong rumah sakit.

Perawat kemudian membawa pasien tersebut kembali masuk ke ruang perawatan untuk dipasang inpus dan oksigen.

"Pasien ini memang sudah terkonfirmasi corona, dirawat hari ke 9. Meninggalnya setengah 3 subuh. Tidak ada pendarahan yang serius, cuman mungkin kalau kita lihat dari kejadian bahwa sebelumnya ada kejadian perburukan kondisi umum, (pasien meninggal) ya karena penyakit yang dideritanya, karena corona," jelas Rosa.

Menurut Rosa, depresi pada pasien bisa saja terjadi. Apalagi saat melihat surat keterangan hasil swab PCR positif corona, ditambah lagi muncul gejala sesak nafas, batuk.

"Pikiran bercampur aduk, bisa menimbulkan stres kepada pasien. Kalau dikatakan dia depresi bisa saja terjadi, apalagi dalam kondisi sudah dirawat hari ke-9, kemudian mengalami sesak nafas, demam, pikiran pasien campur aduk, bisa saja itu menimbulkan kecemasan berlebihan," kata Rosa.

Jenazah sudah tuntas proses pemulasaran sesuai protokol covid. Pihak rumah sakit pun berkoordinasi dengan keluarga pasien.

"Kami sudah koordinasi dengan pihak terkait untuk pemakaman. Kami juga sudah jelaskan kronologinya kepada keluarga pasien," tukasnya.

SUMBER: KOMPAS.com (Penulis: Hendra Cipta | Editor : Teuku Muhammad Valdy Arief), TribunPontianak.co.id

https://regional.kompas.com/read/2021/05/05/170700378/cabut-infus-dan-oksigen-pasien-covid-19-meninggal-setelah-kabur-terobos

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke