Salin Artikel

Upaya Digitalisasi Aksara Nusantara Dilanjutkan di Pertemuan Bahasa Asli Internasional

Pertemuan regional akan diadakan pada 10-11 Mei untuk mempertemukan pemangku kepentingan yang mewakili pemerintah, organisasi masyarakat adat, pegiat aksara, ahli Bahasa dan lainnya.

Dalam pertemuan regional ini, hadir pula perwakilan Jepang, Nepal, India dan Thailand. Hasil pertemuan regional tersebut nantinya akan dibawa ke tingkat dunia pada akhir tahun ini.

Pengelola Nama Domain Internet Indonesia ikut mewakili Indonesia dalam pertemuan ini. Pengurus menilai, pertemuan ini menjadi momentum bagus untuk mengkampanyekan program Merajut Indonesia Melalui Digitalisasi Aksara Nusantara. Program ini sendiri juga didukung UNESCO.

"Kami akan ambil bagian dan ikut berkontribusi dalam memajukan budaya asli nusantara agar bisa dikenal dan dikonversikan kedalam bentuk digital, agar bisa tetap terjaga kelestariannya dan nantinya bisa digunakan oleh semua orang di seluruh dunia," kata Ketua Pengelola Nama Domain Internet Indonesia Yudho Giri Sucahyo melalui keterangan pers, Rabu (05/05/2021).

Sebelumnya, Pengelola Nama Domain Internet Indonesia menilai jumlah aksara nusantara yang saat ini masih memungkinkan bisa diselamatkan untuk tetap eksis di dunia melalui platform digital, tidak akan lebih dari 20 aksara saja.

Jika tidak dimulai sekarang, sebagian besar aksara mungkin akan segera punah.

Sayangnya, banyak hambatan upaya digitalisasi ini. Misal, kandasnya upaya digitalisasi aksara Jawa yang ditolak lembaga internet dunia ICANN pada akhir 2020 lalu.

Salah satu alasan penolakan ICANN, yakni melihat bahwa kemudian belum cukup bukti bahwa aksara Jawa lazim digunakan oleh seluruh atau sebagian masyarakat Indonesia

Padahal, upaya digitalisasi aksara Jawa didukung penuh Gubernur Daerah Istimewa Yogyakarta Sri Sultan Hamengkubuwono X. Sri Sultan mengusulkan digitalisasi aksara Jawa ke Menkominfo.

"Kalau untuk aksara Jawa (digitalisasi) kami juga pernah mengusulkan, jadi ini tidak hanya jawa tapi juga dari provinsi lain juga ada sehingga harapan saya jangan sampai bahasa ibu ini kalah dengan bahasa Indonesia," katanya.


Upaya melestarikan bahasa dan aksara daerah

Sebelumnya, Gubernur Jawa Barat Ridwan Kamil mengatakan jika pada dasarnya upaya melestarikan budaya merupakan kewajiban dan keharusan, terlepas ada atau tidaknya pengakuan internasional.

Di tahun 2021, Emil mengajak semua stakeholder untuk saling berdiskusi, memberi masukan dan inovasi baru agar ke depannya bisa sama-sama melestarikan budaya, bahasa dan aksara Sunda.

“Mari di 2021 ini kita konsolidasi, saling memberikan masukan, mengkritisi ya, kalau dasar peraturan daerah sudah ada. Jika implementasi masih kurang, kami mohon dinasehati seperti apa," katanya.

"Ada atau tidak ada pengakuan internasional, semangat pelestarian budaya ini adalah kewajiban. Kita direkognisi oleh lembaga internasional, itu adalah sebuah kebanggaan. Tapi tidak menghalangi semangat kita, katakanlah masih belum berhasil, semangat melestarikan dimensi-dimensi kebudayaan adalah sebuah keharusan," pungkasnya.

https://regional.kompas.com/read/2021/05/05/125328778/upaya-digitalisasi-aksara-nusantara-dilanjutkan-di-pertemuan-bahasa-asli

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke