Salin Artikel

Dugaan Politik Uang Muncul Jelang Musda Golkar Purbalingga, Satu Suara Ditawari Rp 200 Juta

PURBALINGGA, KOMPAS.com -  Jelang digelarnya Musyawarah Daerah (Musda) Dewan Pimpinan Daerah (DPD) II Partai Golkar Kabupaten Purbalingga, Jawa Tengah, beredar gambar tangkapan layar percakapan di media sosial Whatsapp.

Percakapan yang diduga dilakukan oleh elit partai berlambang pohon beringin tersebut membahas ihwal bagi-bagi mahar politik yang jumlahnya ratusan juta rupiah untuk mendukung salah satu calon ketua.

Untuk diketahui, salah satu agenda Musda adalah pemilihan Ketua DPD II Partai Golkar Purbalingga periode 2021-2026.

Dua nama mendaftar sebagai kandidat yakni, Teny Yuliawati dan Sudono.

Tenny merupakan Wakil Ketua DPRD Kabupaten Purbalingga dari Fraksi Partai Golkar (FPG).

Sedangkan Sudono merupakan ketua dua periode sebelumnya dan saat ini menjabat Wakil Bupati Purbalingga.

Kamis (29/5/2021), Kompas.com sempat bertemu dengan beberapa orang yang mengaku mendapatkan iming-iming uang tunai dan barang untuk mendukung salah satu calon yang hendak maju.

Orang-orang yang mendapatkan rayuan ini merupakan pemegang suara dalam Musda, yaitu Ketua Pengurus Kecamatan (PK) Golkar dari empat wilayah.

Agus Sulastomo adalah salah satunya. Pria yang menjabat sebagai Ketua PK Golkar Kejobong ini mengaku mendapatkan tawaran ratusan juta untuk mengalihkan dukungannya dari Tenny Yuliawati ke Sudono.

“Minggu lalu saya ditawari mobil Avanza komplit sama BPKB-nya. Kalau dikonversi ke rupiah ya sekitar Rp 200 juta lah,” kata dia.

Ia mengatakan, tawaran tersebut tidak datang langsung dari Sudono.

Adalah Sirto, Ketua PK Golkar Rembang yang disebutnya memberikan tawaran tersebut.

Meski demikian, tawaran itu ditolak tegas oleh Agus.

Ali Fajar, Ketua PK Golkar Karangmoncol juga mengungkapkan hal yang senada.

Perbedaannya hanya pada besaran nominal uang tawaran.

“Kalau saya dipanggil ke rumah Mas Ansor, ketua PK juga. Di sana, saya sudah ditawari uang, diletakkan di meja, saya cuma lihat, tidak menyentuh sama sekali,” kata Ali.

Ali mengaku dirinya boleh mengambil uang tersebut dengan syarat menandatangani dukungan untuk Sudono.

Selain itu, ia juga diminta untuk menerima Laporan Pertanggungjawaban Sudono sebagai Ketua DPD II Golkar Purbalingga periode lalu.

Selain Ali dan Agus, ada pula Suwardi (PK Mrebet) dan Tri Utomo (PK Kutasari).

Keduanya mengaku mendapatkan tawaran uang dari orang yang sama, Sirto. Nilainya sekitar Rp 50 juta. Tapi keduanya kompak menolak tawaran tersebut.

“Setelah ditolak, saya sempat ditawari lagi. Intinya ditawari lebih lah, kalau tidak Rp 50 juta, ditanya mintanya berapa, nanti tinggal diambil di rumah,” kata Tri Utomo.

Melalui sambungan telepon, Jumat (30/4/2021), sejumlah wartawan yang berusaha mengonfirmasi hal ini mendapat jawaban tegas dari Sirto.

Menurutnya, tuduhan yang dilayangkan dari PK-PK tersebut tidak dapat dibuktikan kebenarannya.

Ia juga mengaku tidak melakukan upaya-upaya pengkondisian apapun.

"Itu kan bahasa tidak bisa dipertanggungjawabkan, saya tidak tahu, sampai hari ini saya di Banyumas," ujarnya.

Terpisah, Ansor, Ketua PK Golkar Kertanegara yang disebut-sebut sudah menerima uang pengkondisian ini juga membantah informasi tersebut.

"Ini memang sedang dinamika politik, tapi terkait tawaran atau transaksi (mahar, red) tidak ada," kata dia.

Wartawan juga berupaya untuk mengonfirmasi tangkapan layar yang berisi percakapan antara Ansor dengan sejumlah Ketua PK.

Dalam percakapan itu, Ansor mengaku tak kuasa menolak tawaran uang ratusan juta yang sudah ada di depan mata.

"Saya tidak pernah menyampaikan chatting whatsapp seperti itu, kalau ada screenshoot ya silahkan dibuktikan saja," pungkasnya.

https://regional.kompas.com/read/2021/05/03/150000878/dugaan-politik-uang-muncul-jelang-musda-golkar-purbalingga-satu-suara

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke