Salin Artikel

Keresahan Polisi soal Paham Radikalisme di Kalangan Milenial

Terlebih lagi di era saat ini, paham radikalisme bisa masuk secara vulgar kepada generasi milenial.

Hal tersebut disampaikan Kepala Bidang Humas Polda Lampung Komisaris Besar (Kombes) Zahwani Pandra Arsyad saat menjadi pembicara dalam diskusi daring Lembaga Peduli Pengembangan Potensi Umat Islam (LP3UI) di Lampung, Sabtu (1/5/2021).

"Kepolisian tidak terlalu bangga bisa menumpas aksi terorisme, sementara paham radikal terus menerus merusak generasi milenial," kata Pandra, usai diskusi tersebut.

Menurut Pandra, tindakan represif adalah satu dari tiga cara penindakan kepolisian.

"Jangan dilupakan, ada yang namanya tindakan preventif," kata Pandra.

Pandra mengatakan, pada saat ini teknologi informasi semakin berkembang.

Meski demikian, di antara berbagai kemajuan, terdapat celah bagi paham radikalisme yang bisa merasuki generasi muda.

Tindakan preventif kepolisian bisa meminimalisasi paham radikal merasuk makin dalam.

Namun, menurut Pandra, tindakan itu tidak bisa efektif tanpa adanya peran dari lingkungan terdekat.

"Perlu penguatan di tingkat keluarga. Ini yang sebenarnya paling penting. Tindakan preventif kepolisian tidak bisa efektif jika keluarga tidak berusaha membentengi anaknya dari paham radikal," kata Pandra.

Sementara itu, pembicara lain dalam diskusi tersebut, Ustaz Madruz mengatakan, tidak semua lembaga keagamaan berafiliasi dengan paham radikalisme.

"Itu (tudingan radikalisme) menyakitkan bagi kami," kata Ustaz Madruz.

Ustaz Madruz mengatakan, lembaga keagamaan khususnya Islam dibentuk untuk kepentingan umat.

Gunanya untuk peningkatan kapasitas spiritual hingga kegiatan bakti sosial bagi masyarakat umum.

Ustaz Madruz berharap, semua masyarakat bersatu dalam memperkuat persatuan dan kesatuan demi keutuhan NKRI.

https://regional.kompas.com/read/2021/05/02/135109578/keresahan-polisi-soal-paham-radikalisme-di-kalangan-milenial

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke