Salin Artikel

Kementerian PUPR Datangkan Tim Ahli Periksa Fondasi Jembatan Mahkota II Samarinda

SAMARINDA, KOMPAS.com - Tim ahli jembatan dari Kementerian Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat (PUPR) memeriksa fondasi Jembatan Mahkota II Samarinda yang bergeser akibat longsor.

Pemeriksaan lapangan dilakukan untuk melihat struktur jembatan dari fondasi tiang, dek jembatan hingga kondisi tanah bekas abrasi yang terjadi di sekitar jembatan.

"Banyak yang harus disurvei. Selain pengukuran, kita juga lihat kondisi tanahnya, posisi sungai seperti apa, kita pertimbangan semua. Makanya kita bawa ahli geologi. Ahli struktur kontruksi juga terlibat," ungkap Direktur Pembangunan Jembatan, Dirjen Bina Marga, Kementerian PUPR, Yudha Handita Pandjiriawan kepada awak media di Samarinda, Jumat (30/4/2021).

Yudha belum memberikan hasil apapun terkait pemeriksaan lapangan tersebut.

Sebab, semua data lapangan yang dihimpun akan dianalisa kembali guna memastikan kondisi jembatan dan rencana penanganan.

"Berikan kami waktu secukupnya, kami berusaha secepatnya. Setelah dicek hasilnya bagaimana, baru didesain atau direncanakan lagi (penanganannya)," terang dia.

Untuk penanganan selanjutnya diserahkan ke Pemkot Samarinda sebagai leading sektor penanganan Jembatan Mahkota II setelah keluar hasil.

Kepala Dinas Pekerjaan Umum dan Penataan Ruang (PUPR) Samarinda, Hero Mardanus mengatakan, tim ahli Kementerian PUPR akan melakukan pemeriksaan selama dua hari sejak kemarin dan hari ini.

"Hasil pengamatan lapangan itu, nanti dicarikan solusi. Sementara ini kami kumpulin data-data dulu. Pengukuran lapangan, dan lainnya belum tergambar apa-apa," kata dia.

Sebelumnya, hasil pengukuran sementara pihak konsultan, salah satu fondasi tiang jembatan disebut bergeser sejauh 40 milimeter (mm).

Rinciannya, 7 mm bergeser ke kanan, dan 33 mm turun ke bawah.

Pergeseran diduga dipicu sebagian tanah yang ada di sekitar titik fondasi mengalami abrasi.

Fondasi Jembatan Mahkota II Geser

Sebuah proyek pembangunan Instalasi Pengolahan Air (IPA) Kalhold milik PDAM Samarinda yang berlokasi di sekitar titik longsor, dituding sebagai penyebab.

Karena terjadi pematangan lahan di bantaran Sungai Mahakam dekat fondasi pilar.

"Mau dicek lagi, apa geser benaran atau enggak? Nanti dihitung ulang. Kemarin itu kan hasil ukur sementara," ungkap Hero.

Selain tim ahli Kementerian PUPR, Pemkot Samarinda juga menggunakan konsultan dari ITB untuk menganalisis struktur jembatan pasca-longsor.

Hal yang sama juga dilakukan Balai Prasaran Permukiman Wilayah Kaltim sebagai penanggung jawab dan PT Nindia Karya selaku kontraktor proyek IPA Khalhol yang dituding sebagai penyebab longsor, juga sedang melakukan analisis di lapangan.

"Hasilnya akan kita sinkronkan antara Pemkot, PT Nindia dan Kementerian PUPR. Masih dihitung secara teknis," terang dia.

Nantinya setelah keluar hasil perihal kondisi jembatan itu, barulah dipresentasikan ke Komisi Keamanan Jembatan dan Terowongan Jalan (KKJTJ).

Hal ini untuk memastikan lebih detail adanya pergeseran atau tidak. Karena itu, bakal jadi landasan menyusun langkah penanganan.

Jembatan Mahkota II dibangun pada 2002 sebagai penghubung antar wilayah yang dipisah Sungai Mahakam, yakni Simpang Pasir, Kecamatan Palaran dan Sungai Kapih, Samarinda Kota.

Jembatan ini memiliki panjang 1.428 meter dengan jenis cable stayed dan baru beroperasi 2017 lalu.

Menurut dokumen perencanan teknis jembatan cable stayed dari Pusat Litbang Jalan dan Jembatan (Pusjatan), Badan Litbang Kementerian PUPR, jembatan jenis cable stayed mengandalkan kabel sebagai penahan beban jembatan.

Jembatan jenis ini punya tiga struktur yakni menara atau pilar (pylon), kabel dan dek jembatan.

Cara kerjanya, dek jembatan digantung dengan kabel prategang yang diangkur pada pilar.

Masih dalam dokumen itu, model pilar atau pylon Mahkota II menggunakan menara A setinggi 25 meter. Ada tiga titik menara A menopang badan jembatan.

Selain dinilai susah goyah, menara A juga dianggap bersesuaian dengan konfigurasi kabel, estetika, dan kebutuhan perencanaan.

Masing-masing menara berdiri di atas tumpuan fondasi yang dibangun di atas tiang pancang, setelah ditanam kedalam sungai dan bibir sungai.

Menara atau pylon ini berfungsi menahan beban mati dan hidup yang bekerja pada struktur jembatan menggunakan kekuatan kabel.

Panjang kabel Mahkota II mencapai 740 meter dan lebar 14 meter.

Kabel Mahkota II disebut terpanjang di semua jembatan jenis cable stayed di Indonesia.

Yang terjadi di Jembatan Mahkota II berdasarkan hasil pemeriksaan sementara adalah terjadi pergeseran fondasi yang menjadi tumpuan menara atau pylon sejauh 40 mm.

Akibatnya posisi tiang menara atau pylon turut bergeser.

https://regional.kompas.com/read/2021/05/01/060146078/kementerian-pupr-datangkan-tim-ahli-periksa-fondasi-jembatan-mahkota-ii

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke