BrandzView
Konten ini merupakan kerja sama Kompas.com dengan KFC
Salin Artikel

Berburu Sup Rogan di Bulan Ramadhan

Meski hanya dibungkus lembaran daun pisang, penganan ini punya cita rasa tinggi.

Namanya rogan soup atau sup rogan.

Makanan ini terdiri dari bahan utama roti dan degan atau dawegan, yakni daging kelapa muda.

Selain bahan utama tadi, tambahan kacang hijau, kolang-kaling, daun pandan dan taburan gula putih, serta kuah santan susu.

Dijamin komposisi ini akan menggugah selera bagi siapapun yang mencicipinya.

Pada masa awal produksi, kuliner khas Cianjur ini ternyata sempat tak diminati, karena kesan kemasannya yang tak kekinian itu.

Namun, sup rogan kini jadi salah satu jajanan favorit yang banyak diburu penikmat kuliner, terlebih di momen bulan puasa seperti sekarang ini.

Sup rogan memang sangat pas dijadikan menu berbuka puasa atau sahur.

Selain menyegarkan, seporsi sup rogan dijamin bisa mengenyangkan perut.

Di Cianjur hanya ada satu tempat produksi yang berlokasi di Jalan Slamet Riyadi, Kelurahan Bojongherang.

Kompas.com berkesempatan menyambangi lokasi tersebut dan diterima langsung oleh empunya rumah, Mpat Kurniawati (52).

Mpat bahkan mengizinkan Kompas.com untuk melihat secara langsung proses pembuatan sup rogan dari awal hingga penganan itu jadi dikemas dan siap jual.

Namun, sebelumnya Mpat berbagi cerita perihal ide awal dari pembuatan sup rogan ini.

Mpat mulai merintis usaha kuliner sup rogan sejak 2010. Awalnya ia mengaku hanya coba-coba.

“Ternyata banyak yang suka, ya sudah, dijalani saja sampai sekarang," kata Mpat, Kamis (29/4/2021).

Mpat menceritakan, sup rogan buatannya tak begitu saja mendapat tempat di hati masyarakat, terutama penikmat kuliner.

Bahkan, sempat diacuhkan saat ia pertama kali menjajakannya di lokasi car free day 11 tahun lalu.

"Orang-orang cuma lewat saja saat saya tawari testernya. 'Makanan apa sih?'. Mungkin karena lihat kemasannya yang pakai daun pisang, jadinya kurang menarik mereka," ucap Mpat.

Meski demikian, setelah beberapa orang mencoba, mereka langsung menyukai sup rogan.

Adapun ide membuat sup rogan terinspirasi dari resep penganan tradisional yang biasa dibuat ibunya dulu.

Berbekal resep itu, Mpat mencoba berinovasi dengan bahan-bahan yang dipilihnya sendiri, seperti roti tawar, daging kelapa muda, kolang-kaling dan kacang hijau.

Semua bahan tersebut dijadikan satu, kemudian diberi kuah dengan santan dan susu.

Untuk menambah aroma dan cita rasa yang khas, sup rogan ditaburi gula putih, sedikit garam dan diberi beberapa lembar daun pandan.

"Setahun terakhir ini saya coba varian baru dengan tambahan pisang atau durian. Namun, yang rasa orisinal yang lebih disukai," kata Mpat.

Bulan suci Ramadhan menjadi berkah tersendiri bagi ibu satu anak ini.

Pesanan melonjak drastis sejak awal puasa.

Dalam sehari, Mpat bisa membuat 500 hingga 1.000 bungkus untuk memenuhi pesanan.

"Penjualannya sekarang terbantu oleh reseller, ada yang dari Sukabumi, Bandung dan Bogor. Setiap hari mereka datang ke sini mengambil pesanan," tutur dia.

Jumlah pesanan pada Ramadhan tahun ini melonjak drastis setelah sempat anjlok pada tahun lalu di awal-awal pandemi Covid-19.

"Tahun lalu sehari paling bisa keluar 200 bungkus. Bulan puasa sekarang alhamdulilah ada peningkatan," ucap Mpat.

Proses pembuatan kudapan tradisional ini terbilang sederhana dengan bahan baku yang mudah didapat, yakni kelapa muda, roti tawar, kolang-kaling, dan kacang hijau.

Untuk menambah aroma dan cita rasa yang khas, sup rogan ditaburi gula putih dan sedikit garam serta diberi beberapa lembar daun pandan.

Bahan-bahan tersebut disajikan di atas lembaran daun pisang yang telah dipotong sesuai ukuran.

Sebelum dibungkus, campuran bahan itu terlebih dahulu diberi kuah  santan susu.

"Pernah saya coba ganti kemasannya karena waktu itu ada yang minta, ternyata berubah pada rasa dan cepat basi," ucap Mpat.

Mpat mengatakan, untuk menghasilkan sup rogan yang enak, kuncinya ada di pengukusan.

Proses pengukusan dilakukan sampai daun pisang berubah warna atau sekitar 20 menit dengan suhu tak lebih dari 60 derajat celsius.

Setelah matang, sup rogan siap disajikan untuk dinikmati.

“Bisa dimakan saat masih hangat, atau dimasukkan dulu ke kulkas biar dingin, juga sama enaknya," kata Mpat.

Salah seorang konsumen, Cepi Mutaqin mengatakan, sehari ia memesan 70 bungkus untuk dijajakan di salah satu toserba di Sukabumi.

Warga Kota Sukabumi itu mengaku sudah lama menjadi pelanggan sup rogan, karena kuliner khas Cianjur itu banyak dimintai warga Sukabumi.

“Banyak yang suka dengan sup rogan ini. Saya setiap hari ke sini untuk mengambil langsung,” kata Cepi kepada Kompas.com.

Untuk mendapatkan sebungkus sup rogan, penikmat kuliner bisa datang langsung ke rumah produksi di Jalan Slamet Riyadi, Kelurahan Bojongherang, Cianjur.

Su rogan juga dijual di sejumlah pasar swalayan di Cianjur, Bogor, Bandung dan Sukabumi.

Sebungkus sup rogan varian orisinal dijual seharga Rp13.000.

Pembeli juga bisa mencoba sensasi sup rogan dengan topping pisang atau durian.

https://regional.kompas.com/read/2021/04/30/102945978/berburu-sup-rogan-di-bulan-ramadhan

Bagikan artikel ini melalui
Oke