Salin Artikel

Cerita Sahnan, Penyandang Disabilitas yang 30 Tahun Jadi Guru Ngaji Tanpa Dibayar: Niat Saya Pahala

Sahnan memiliki keterbatasan fisik, ia tak bisa berjalan dengan normal.

Meski memiliki keterbatasan fisik, Sahnan merupakan guru ngaji yang sudah lebih dari 30 tahun mengajar di sebuah mushala di Dusun Bundandak.

Sehari-hari, ia menempuh perjalanan sekitar 200 meter dari rumahnya menuju mushala. Keterbatasan fisiknya tak membuat Sahnan surut memberikan ilmu kepada para muridnya.

“Saya tidak pernah berharap apa-apa, niat saya ngajar ngaji, ya pahala,” ungkap Sahnan kepada Kompas.com di rumahnya, Senin (26/4/2021).

Sahnan berjalan tertatih-tatih melewati pematang sawah menuju mushala tempatnya memberikan ilmu kepada anak-anak desa setempat.

Pria berjenggot ini menceritakan, dirinya kerap terjatuh saat melewati pematang sawah yang sempit dan licin saat musim hujan.

“Musim hujan itu saya sering kecebur di sawah, karena jalannya licin,” kata Sahnan sedikit tertawa, mengenang pengalamannya.

Saat terjatuh ke sawah, Sahnan tetap melanjutkan perjalanannya ke mushala. Ia meminta tolong kepada muridnya untuk mengambil pakaian pengganti di rumah.

“Kan pakaian kotor itu saat jatuh, saya minta anak murid untuk ngambil sarung sama baju lagi di rumah,” tutur Sahnan.


Punya 30 murid, mengajar tanpa dibayar

Kini, Sahnan memiliki 30 murid yang rutin belajar mengaji di mushala itu. Selama 30 tahun menjadi guru ngaji, Sahnan sudah mengajar sekitar 200-an murid.

Semua kegiatan itu dilakukannya tanpa upah alias gratis.

Sahnan memiliki seorang istri dan satu anak. Untuk memenuhi kebutuhan sehari-hari, Sahnan mengandalkan hasil sawah seluas 11 are.

“Kalau sehari-hari, ada memang sawah hanya 11 are, tapi itu tidak seberapa, biasa jual ayam ternak, itik juga,” kata Sahnan.

Jika persediaan beras di rumahnya menipis, Sahnan kerap makan sepiring bertiga dengan istri dan anaknya.

“Karena memang tidak ada (beras) jadi sering juga makan sepiring bertiga,” kata Sahnan.

Kondisi Sahnan pada tahun ini juga kurang baik. Ia memberikan sawahnya kepada orang lain untuk digarap sementara.

Tindakan itu dilakukan karena Sahnan tak memiliki modal untuk menggarap sawah.

Sementara itu, tokoh pemuda Desa Bunut Baok, Khusnul Fahmi mengatakan, Sahnan merupakan pria yang penyabar dan humoris.


Di tengah kondisinya yang serba keterbatasan, Sahnan masih mau mengajar ngaji tanpa pamrih.

“Bapak Sahnan, orangnya humoris, penyabar, walaupun kondisi demikian, dia tetap mengajar ngaji di mushala,” kata Fahmi.

Fahmi juga pernah melihat Sahnan makan sepiring bertiga bersama istri dan anaknya.

Fahmi berharap, pemerintah desa maupun daerah, dapat memperhatikan para guru ngaji, khususnya Sahnan yang memiliki keterbatasan fisik.

“Semoga kondisi Pak Sahnan ini didengar sama pemerintah, yang kemudian dapat membantu,” kata Fahmi.

https://regional.kompas.com/read/2021/04/27/111023578/cerita-sahnan-penyandang-disabilitas-yang-30-tahun-jadi-guru-ngaji-tanpa

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke