Salin Artikel

"Seragam Lama Sudah Tak Muat, tapi Tak Apa, Pokoknya Saya Senang Bertemu Guru dan Teman"

Siswa-siswi yang kini dapat merasakan pendidikan tatap muka setelah satu tahun hanya belajar dari rumah secara daring.

Kini mereka bisa nerinteraksi dengan guru dan teman-teman.

Kondisi ini disikapi beragam oleh para siswa, mulai dari merasa kaget lantaran baru pertama kali masuk langsung ujian akhir. Ada pula yang bahkan seragam sudah tidak lagi cukup dan harus membeli seragam baru.

"Kaget saja, baru masuk langsung ujian, seperti gimana gitu. Meski kemarin sudah belajar daring," ujar Nawa Fillah (15) siswi kelas IX SMP Negeri 2 Gresik saat ditemui, Selasa (20/4/2021).

Nawa harus kembali beradaptasi dengan kebiasaan baru. Setelah satu tahun melaksanakan pembelajaran secara daring, kini dia harus kembali masuk sekolah dengan menerapkan protokol kesehatan, baik menggunakan masker, face shield, menjaga jarak, mencuci tangan, hingga wajib diperiksa suhu badan sebelum masuk kelas.

"Protokol kesehatan cukup ketat, tidak hanya pakai masker, tapi kami juga selalu diimbau untuk jaga jarak. Selesai (mengerjakan) ujian langsung disuruh pulang, tidak boleh bergerombol (berkerumun)," kata Nawa.

Sementara Rafa A (14) yang juga duduk di kelas IX SMP Negeri 2 Gresik mengatakan, dia dan rekan-rekannya sudah memahami pentingnya penerapan protokol kesehatan di masa pandemi Covid-19.

"Tidak apa-apa, sudah mulai terbiasa. Sebab kita keluar rumah juga sudah biasa pakai masker, sama saja kan. Begitu juga harus jaga jarak. Kalau ada kerumunan, pasti dibubarkan guru atau satpam," ucap Rafa.

Adapun Nur Mazayati Khurun’in, siswi kelas IX Madrasah Tsanawiyah (MTs) Nurul Jadid, Desa Randuboto, Kecamatan Sidayu, Gresik, mengaku meski senang bisa kembali masuk sekolah, tapi dirinya terpaksa harus membeli seragam baru akibat pakaian lama sudah tidak lagi cukup.

"Seragam lama sudah tidak muat, jadi pakai seragam baru. Tapi tidak apa-apa, saya senang bertemu guru dan teman setelah hampir setahun sekolah daring. Pembelajaran daring dengan tatap muka tentu beda. Pokoknya saya senang PTM, meski harus menerapkan protokol kesehatan ketat," tutur Nur.

Sedangkan Kepala MTs Nahdlatul Ulama (NU) Trate Gresik Nduk Muslihah menambahkan, pihaknya tidak memaksa siswa-siswi melaksanakan PTM apabila orangtua tidak menghendaki.

Namun, dari dua hari penyelenggaraan PTM, Nduk mengaku hanya satu orang siswa yang tidak memperoleh izin dari orangtuanya.

"Dari 144 siswa kelas sembilan (IX), hanya satu orang yang tidak boleh orangtuanya. Kita tidak memaksa, dengan dia menjalani ujian secara daring," kata Nduk.

Nduk juga mengimbau kepada para siswa-siswi untuk tetap melaksanakan protokol kesehatan ketat di lingkungan sekolah, demi mencegah klaster baru Covid-19 di dunia pendidikan.

https://regional.kompas.com/read/2021/04/20/143925778/seragam-lama-sudah-tak-muat-tapi-tak-apa-pokoknya-saya-senang-bertemu-guru

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke