Salin Artikel

Ganjar yang Memaknai Hidup seperti Merawat Akar

Ganjar yang memimpin Provinsi Jawa Tengah dua periode ini memaknai perjalanan hidup layaknya merawat akar yang senantiasa bertumbuh.

Berangkat dari pengalaman yang menempa dirinya, membuat Ganjar tak ingin tercerabut dari akar, tempat di mana semua berasal.

Ada kenangan yang kembali menyeruak di benak pria kelahiran Tawangmangu, Karanganyar, ini tentang teman-teman dan guru sekolah hingga cerita pernah tinggal di kos-kosan.

"Saya itu tidak mau tercerabut dari akar saya. Jadi kalau saya ketemu teman-teman saya bukan karena jabatan saya, terus mereka berubah. Saya enggak mau. Temen-temen saya naik gunung di Yogya itu kalau panggil saya 'Njar' ada yang panggil 'Njret' saya enggak peduli," diungkapkan Ganjar kepada Pemimpin Redaksi Kompas.com Wisnu Nugroho dalam tayangan "BEGINU S2 Eps7: Ganjar Pranowo, Diplomasi Kaos Oblong dan Perjalanan Merawat Akar" di Kanal YouTube Kompas.com.

Ganjar teringat ketika hidup di Yogyakarta bersama kedua kakaknya di kos-kosan berukuran 3 x 2 meter.

Saat itu, Ganjar mengenyam bangku SMA dan melanjutkan perguruan tinggi di Fakultas Hukum, Universitas Gajah Mada.

Lahir bukan dari keluarga kaya raya, membuat Ganjar terbiasa hidup mandiri.

Menurutnya, tinggal di kos-kosan sederhana itu sudah lebih dari cukup.

"Di Yogja lebih mak jleb buat saya. Karena saya tumbuh di sana. Saya SMA sudah kos masak sendiri waktu itu dengan kakak saya, sepupu saya satu kamar bertiga ukuran 3 x 2 meter kecil. Karena kita tidak dari keluarga kaya jadi seperti itu sudah oke banget," ungkap Ganjar yang gemar memakai kaos oblong ini.


Bahkan, Ganjar bersama kedua kakaknya kerap berbagi tugas rutin yakni memasak untuk kebutuhan makan sehari-hari.

"Kalau pagi bertiga punya jadwal masak gantian. Tapi kalau sama-sama enggak masak kita jajan donat di tempat bu kos. Sarapannya itu. Laper sih tapi ya mau gimana lagi, itulah perjuangan," ucapnya.

Setelah rampung kuliah di Yogyakarta, Ganjar pun mengadu nasib ke Jakarta hingga bertemu dengan Ibu Rukmini Kusuma Astuti.

Ibu Rukmini dikenal sebagai sosok jenderal polisi wanita asal Yogyakarta.

"Kerja pertama saya ditolong oleh keluarga Bu Rukmini Kusum Astuti. Saya numpang di anaknya, ditolong saya kerja sama beliau saya engga pernah lupa. Terus saya belajar kos di Jakarta sama teman-teman ya banyaklah," ungkapnya.

Ganjar tak pernah menyangka perjalanan masa lalu yang telah dilewatinya hingga menjadi seperti sekarang ini berkat pertolongan banyak orang.

Tak terkecuali berkat kedua orangtua Ganjar yang senantiasa mendukung dan menguatkannya selama ini.

"Perjalanan hidup saya ya biasa saja. Kalau saya ngelihat dulu kok kuat yaa. Dan itu kehebatan kedua orang tua saya. Saya ingat waktu masih kecil ikut ibu saya belanja di warung Mbak Yarni. Ibu saya kalau bayar, ini bayar yang bulan lalu ya. Jadi belanja yang hari itu utang. Jadi betapa baiknya Mbak Yarni itu." katanya.

Belajar dari pengalaman hidupnya, Ganjar pun berpesan bahwa setiap orang bisa meraih jalan kesuksesan jika tekun dan berusaha.

"Jadi kalau lihat masa lalu saya itu perjalanan sejarah yang semua orang itu bisa sabar, berusaha, berdoa, serius saja pasti ada jalan," ujarnya.

https://regional.kompas.com/read/2021/04/20/090332878/ganjar-yang-memaknai-hidup-seperti-merawat-akar

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke