Salin Artikel

Menyoal Naiknya Tanah 3 Makam di Sumbar, Fenomena Alamiah karena Dorongan Material dari Perut Bumi

Tanah di makam itu naik hingga 1,5 meter hingga viral di media sosial.

Fenomena tersebut sudah mulai terlihat sejak Februari 2021. Saat itu warga melihat tanah di makam naik setinggi lutut.

Wali Korong Sungai Asam, Anuar mengatakan ada puluhan makam di lokasi pemakaman tersebut. Namun hanya tiga makan saja yang tanahnya naik.

"Itu perkuburan kaum dan sudah lama, ratusan tahun. Kaum Panyalai, Datuak Rangkayo Basa," kata Anuar.

Menurut Anuar, sebelum viral perkuburan itu jarang dikunjungi warga.

Terakhir, sekitar satu bulan lalu ada warga dari Kaum Panyalai yang datang ke lokasi pemakaman tersebut.

Walaupun tanah makam naik, Anuar mengatakan jika papan nisan tidak rusak dan ikut naik. Selain itu tidak ada tanda-tanda jika makam itu sengaja dinaikkan.

"Tidak ada tanda-tanda dinaikkan seseorang. Papan nisannya juga naik dan tidak rusak," kata Anuar.

Ia sendiri mengaku tidak mengetahui identitas orang yang dimakamkan karena kuburan lama dan di papan nisan, tidak tertulis identitasnya.

Kementerian ESDM dan BPPT melakukan survei awal ke lokasi dengan melibatkan ahli geologi asal Sumbar.

Ahli Geologi Sumbar Ade Edwar menjelaskan dari survei awal, 75 persen fenomena tersebut terjadi secara alamiah.

Menurutnya jenis pasir yang menjadi gundukan tersebut adalah pasir krikil yang menjadi produk vulkanik andesit Gunung Tandikat.

Lalu tanah tersebut keluar sehingga menjadi gundukan karena adanya dorongan material dari dalam perut bumi.

Namun pihaknya masih harus melakukan penelitian agar bisa menjelaskan fenomena tersebut secara keilmuan.

Salah satunya, ia masih belum bisa menyimpulkan material apa yang mendorong pasir itu muncul hingga membentuk gundukan.

"Termasuk juga pasir ini, merupakan lapisan tanah dengan kedalaman berapa. Yang jelas, harus ada pembuktian dan penelitian lebih lanjut tentang hal ini," jelas Ade.

Ia mengatakan untuk melakukan penelitian lebih lajut, pihaknya membutuhkan izin dari pihak kampung. Jika diizinkan, maka penelitian akan kembali dilanjutkan.

"Kita sudah sampaikan tadi ke perangkat kampung dan tokoh masyarakat di sana. Jika nanti kita diizinkan melakukan penelitian lebih lanjut, maka kemungkinan kita datang lagi. Tapi, kembali lagi kesepakatan semua elemen di kampung di sana,” ujar Ade.

"Kita pagari agar makam tidak rusak. Pengunjung hanya lihat dari luar dan tidak boleh masuk," kata Wali Korong atau Kampung Sungai Asam, Anuar kepada Kompas.com, Sabtu (27/3/2021).

"Ratusan tiap hari, bahkan sampai malam. Makanya kita pagari agar tidak rusak," jelas Anuar.

Dia berharap, pengunjung yang datang tetap menerapkan protokol kesehatan karena saat ini masih pandemi Covid-19.

"Silakan lihat, tapi jangan dirusak ya," kata Anuar.

SUMBER: KOMPAS.com (Penulis: Perdana Putra | Editor : Aprillia Ika, Dony Aprian)

https://regional.kompas.com/read/2021/04/01/060700778/menyoal-naiknya-tanah-3-makam-di-sumbar-fenomena-alamiah-karena-dorongan

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke