Salin Artikel

Mengenal Taman Balekambang Solo, Dibangun Mangkunegara VII dan Akan Dijadikan Pusat Kebudayaan Jawa oleh Jokowi

KOMPAS.com - Taman Balekambang Solo, Jawa Tengah, akan dijadikan pusat kebudayaan Jawa oleh Presiden Joko Widodo.

Untuk memastikan proses pembangunannya berjalan dengan baik, Menteri Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat (PUPR) Basuki Hadimuljono diterjunkan untuk melakukan riset dan perencanaan.

"Saya ingin menerjemahkan perintah itu. Ini yang sedang kita cari rohnya apa. Kalau cuma gedung-gedung kan gampang relatif. Tapi, bukan itu masalahnya. Maka harus hati-hati betul menterjemahkan perintah beliau itu," terang dia, Sabtu (27/3/2021).

"Jadi, harus hati-hati mendesainnya, merevitalisasinya tidak mungkin merubah kawasan botanical yang begitu luar biasanya ini," kata dia.

Terkait dengan rencana revitalisasi yang dilakukan itu, pihaknya akan melibatkan para budayawan dan tenaga ahli.

"Nanti ada masterplannya. Kami pelajari, saya konsultasikan dulu dengan beliau Pak Wali kalau setuju baru dikerjakan. Tidak mudah bicara budaya itu," tutur Basuki.

Sejarah Taman Balekambang

Taman Balekambang yang memiliki luas 9,8 hektar tersebut dibangun sekitar tahun 1921 pada masa Kanjeng Gusti Pangeran Adipati Arya (KGPAA) Mangkunegara VII.

Taman tersebut dibangun sebagai hadiah untuk kedua putrinya, yaitu GRAy Partini Husein Djayaningrat dan GRAy Partinah Sukanta.


Kedua nama putri tersebut diabadikan sebagai nama taman yang ada di Balekambang, yakni Taman Partini Tuin dan Partinah Bosch.

"Dua nama taman ini diambil dari nama putri KGPAA Mangkunegoro VII sehingga diabadikan menjadi dua taman di Balekambang ini," kata Kepala UPT Kawasan Wisata Taman Balekambang Solo, Sumeh.

Adapun kedua taman itu juga diketahui memiliki fungsi yang berbeda.

Taman Partini Tuin berfungsi sebagai penampungan air untuk membersihkan dan menggelontorkan kotoran sampah dari dalam kota.

Sedangkan Taman Partinah Bosch memiliki fungsi sebagai daerah resapan atau paru-paru kota. Hal itu terlihat dari sejumlah tanaman langka yang ada di kawasan tersebut, seperti kenari, beringin putih, beringin sungsang, dan apel cokelat.

Meski awalnya taman tersebut tertutup untuk orang luar keraton, pada era KGPAA Mangkunegoro VIII akhirnya dibuka untuk masyarakat umum sebagai tempat hiburan dan pentas seni.

Pada era 1970-an, area Taman Balekambang juga dimanfaatkan sebagai tempat pentas Srimulat yang melahirkan seniman terkenal seperti Timbul, Gepeng, Djujuk, Nunung, Mamik, dan Basuki.

"Taman Balekambang ini direvitalisasi tahun 2008. Di samping fungsi utama sebagai daerah resapan dan paru-paru kota, juga diperuntukkan sebagai ruang publik," kata dia.

Penulis : Kontributor Solo, Labib Zamani | Editor : Robertus Belarminus

https://regional.kompas.com/read/2021/03/28/181415878/mengenal-taman-balekambang-solo-dibangun-mangkunegara-vii-dan-akan

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke