Salin Artikel

Menganggur Saat Pandemi, WNA Belgia Jual Ayam Panggang di Yogyakarta

YOGYAKARTA, KOMPAS.com - Kuliner dengan bahan baku ayam sudah banyak dijual di Yogyakarta. Dari mulai ayam bakar, goreng, hingga ayam krispi seperti yang dijual di restoran cepat saji.

Namun, di sudut Kota Yogyakarta, ada sajian menarik yakni ayam bakar Belgia.

Tak hanya namanya yang menggunakan Belgia, tetapi resep yang digunakan merupakan resep turun-temurun dari Belgia.

Tempat makan itu bernama "Chicken Shack", yang beralamatkan di Jalan Tirtodipuran, Kecamatan Mantrijeron, Kota Yogyakarta.

Warung tersebut milik Veronica Tri Haryanti (29), asal Kendal. Resep ayam panggang Belgia didapatnya dari sang suami, Michael Van Den Bremt (48).

Saat masa pandemi, Veronica dan Michael tidak ada pekerjaan sama sekali. Untuk menyambung hidup, pasangan itu membuka warung ayam panggang khas Belgia.

Veronica bekerja di bidang event, kemudian Michael bekerja di bidang wisata. Kedua bidang itu sangat terpukul dengan adanya pandemi Covid-19.

Tirtodipuran dipilih sebagai lokasi karena dekat dengan Prawirotaman, di mana Prawirotaman dikenal sebagai kampung warga negara asing di Yogyakarta, banyak wisatawan dari luar negeri yang menginap di sekitar Prawirotaman. Ditambah lagi banyak hotel-hotel di sekitar Prawirotaman.

Michael menceritakan, nama Chicken Shack dipilih karena saat mendapatkan lokasi yang tidak terawat. Bagian samping yang kini digunakan untuk tempat makan tidak terawat.

"Shack dipilih karena jika diartikan adalah gudang, jadi dulunya ini berantakan saya dengan istri membersihkan, mengecat, menanam tanaman. Kita lakukan berdua untuk irit ongkos," ujar Michael, Jumat (26/3/2021).

Ia dan istri mulai melalukan pembangunan warung sekitar empat bulan lalu.

Mereka berdua memilih membuka warung ayam khas Belgia karena selama pandemi tidak ada pekerjaan sama sekali.

"Mau gimana lagi, satu tahun tidak ada kerja ini buat hidup. Sebenarnya istri saya sudah pengin buka usaha, nekat saja buka usaha ini," ucap Michael.

Keduanya memang hobi memasak. Karena kesamaan hobi itu, Michael mengajarkan resep turun-temurun dari keluarganya. Ia mengajarkan resep ayam panggang khas Belgia mulai dari nol.

"Kalau keluarga saya di Belgia ini ada tradisi, nenek saya ada buku resep makanan. Lalu diturunkan ke ibu saya, lalu saya turunkan lagi ke istri saya," katanya.

Chicken Shack menawarkan beberapa menu andalan yakni Vol-au-vent, Belgium Stew, Roasted Chicken, dan Belgium Meatballs in Tomatoes Sauce. Satu porsi ayam utuh dihargai Rp 69.000.

"Di sini halal, karena pakai daging sapi. Kalau ada yang menggunakan bir sudah ada keterangannya," ucapnya.

Membuka usaha pada masa pandemi memang memiliki tantangan sendiri yang harus dihadapi, seperti harus taat pada jam buka yang ditentukan oleh pemerintah.

Pasalnya, saat pandemi pemerintah menerapkan pemberlakuan pembatasan kegiatan masyarakat (PPKM).

"Waktu PPKM pertama kali itu sangat terpukul, karena buka maksimal jam 19.00. Itu kan waktunya orang makan malam, kalau sekarang pukul 21.00 sudah mending," ungkap dia.

Ke depan, Michael dan istri berencana memberikan layanan pesan antar. Sebab, jika menggunakan layanan ojek online, konsumen dibebankan biaya tambahan.

"Pengin investasi lagi beli motor, lalu ada layanan antar, kalau pakai ojek online ongkosnya mahal," katanya.

Sementara itu, Veronica mengatakan, tidak ada masalah memasak makanan khas Belgia. Bahan-bahan makanan pun cukup mudah ditemukan di Yogyakarta.

Jika tidak menemukan bumbu-bumbu yang dibutuhkan, bisa didapat melalui online.

"Seperti daun laurier itu seperti daun salam, tapi lebih pekat rasanya. Kalau pakai daun laurier empat buah, kalau diganti daun salam bisa delapan buah," ucap dia.

https://regional.kompas.com/read/2021/03/26/204025378/menganggur-saat-pandemi-wna-belgia-jual-ayam-panggang-di-yogyakarta

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke