Salin Artikel

1,5 Ton Keripik Apel Dibakar karena Kedaluwarsa Tak Laku Selama Pandemi

Keripik apel itu sudah tidak layak jual karena kedaluwarsa.

Wahyu mengatakan, keripik apel tersebut tidak terdistribusi ke pasar sejak pandemi melanda Indonesia, khususnya di Kota Batu.

“Kami tidak mungkin menjual produk karena sudah satu tahun tersimpan. Keadaannya sudah kedaluwarsa dan tidak layak jual,” jelasnya dikutip dari Suryamalang, Rabu (24/3/2021).

Selain dibakar, sisa produk keripik apel lainnya juga dibuat untuk pakan ternak.

“Sisanya diberikan ke ternak sebagai pakan dari pada dikonsumsi masyarakat bisa bahaya nanti, keracunan atau terjadi hal-hal yang tidak diinginkan,” lanjutnya.

Anggota DPRD Kota Batu, Khamim Tohari yang juga produsen Kendedes Selecta Fruit juga mengalami hal serupa.

Sejak Maret 2020, dirinya tidak lagi berproduksi. Hal itu menyebabkan 30 orang karyawan harus dirumahkan.


“Dalam sehari dulu omzetnya antara Rp 7- Rp 10 juta. Sejak Maret tahun lalu hingga Maret tahun ini sudah tidak produksi,” katanya.

Khamim yang juga Ketua Komisi C DPRD Kota Batu ini sempat mengajak para jurnalis ke tempat produksi keripik.

Di sana, ada empat mesin pembuat keripik serta puluhan mesin pendingin yang tidak lagi beroperasi.

Khamim mengatakan, banyak karyawan yang menggantungkan hidupnya di sana.

Ia hanya bisa berharap agar pandemi bisa segera berakhir.

"Sebenarnya kami kasihan, tapi ya bagaimana lagi," ucap dia.

Artikel ini telah tayang di suryamalang.com dengan judul: Tak Terjual Hingga Kadaluarsa, 1,5 Ton Keripik Apel Kota Batu Dibakar, Pengusaha: Gara-Gara Pandemi,

https://regional.kompas.com/read/2021/03/24/150535978/15-ton-keripik-apel-dibakar-karena-kedaluwarsa-tak-laku-selama-pandemi

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke