Salin Artikel

Di Tangan Guru SMA Ini, Mawar Jadi Produk Kecantikan, Minuman, hingga Camilan

Separuh tanaman bunga mawar di kebunnya memang dipangkas agar sebulan kemudian tumbuh tunas yang lebih banyak.

“Menjelang puasa memang kita pangkas biar nanti tumbuh tunas lebih banyak,” ujar Santi saat ditemui, Minggu (21/3/2021).

Usai merapikan potongan batang mawar tangan tangan terampil Santi Rohmatin terlihat piawai memetik kuntum mawar merah yang sedang mekar.

Mawar segar tersebut rencananya akan dijual ke pasar bunga karena harga bunga mawar bulan ini sedang tinggi.

“Satu tumbu, enggak ada sekilo, sekarang Rp 100.000,” imbuhnya.

Di sepanjang kaki Gunung Lawu bunga mawar memang tumbuh subur.

Saat harga bagus seperti bulan ini, petani bisa meraup untung lumayan.

Harga terbaik biasanya adalah menjelang Idul Fitri, satu tumbu bisa mencapai Rp 150.000. 

Sayangnya harga bunga mawar lebih banyak murahnya ketimbang harga bagus, karena usai lebaran harga bunga mawar hanya Rp 20.000 satu tumbu bahkan bisa hanya Rp 5.000.

“Ini mulai musim orang orang ziarah kubur, makanya mahal. Jelang Idul Adha lebih mahal lagi,” katanya.

Saat harga murah, tangan kreatif Santi mengubah bunga mawar menjadi  penganan yang memiliki nilai jual tinggi.

Bunga yang kecantikannya menggoda tersebut oleh Santi diolah menjadi camilan yang menyehatkan.

Kelopak kelopak mawar yang berukuran besar dijadikan camilan keripik mawar.

Harumnya bau mawar dicampur dengan adonan tepung yang gurih serta rempah membuat sensasi yang lain bagi penikmat kuliner keripik.

“Harus kelopak mawar yang besar baru bisa dijadikan keripik, karena gorengnya itu satu satu,” jelasnya.

Selain produk keripik mawar, Santi juga mengembangkan bunga mawar menjadi minuman yang menyehatkan.

Ada dua produk minuman yang berbahan dasar bunga mawar milik santi yaitu sirup mawar, susu mawar dan teh mawar.

Teh mawar dibuat dari  kelopak mawar yang tidak bisa digoreng karena mahkota bunga yang kecil.

“Kelopak yang kecil enggak bisa digoreng, kita manfaatkan untuk minuman,” ujarnya.

Proses untuk membuat teh dari bunga mawar kurang lebih sama dengan pengolahan  teh biasa.

Kelopak mawar di layukan dulu dengan cara diangin anginkan atau dijemur.

Setelah kelopak bunga mawar layu kemudian di remas remas  untuk mengeluarkan getah dari kelopak  bunga.

Kelopak bunga yang sudah layu kemudian dikeringkan kembali dan proses terakhir adalah dengan cara disangrai.

Produk teh mawar biasanya dikemas dalam dua varian yaitu teh kemas dan teh siap minum dalam botol.

“Peremasan ini dilakukan untuk memaksimalkan aroma yang keluar dari kelopak bunga,” katanya.

Untuk pembuatan sirup mawar, Santi mengaku proses utamanya adalah perebusan kelopak mawar yang dicampur dengan air dan gula sesuai dengan takaran yang telah ditentukan.

Jika hasil perebusan sudah agak mengental, maka hasil perebusan kemudian disaring dan kemudian dikemas.

Dari sirup mawar Santi juga mengembangkan produk turunan berupa susu mawar.

“Kalau susu mawar ini campuran antara susu segar dari kampung susu Desa Singolangu dengan sirup mawar,” jelasnya.

Tak hanya merambah kuliner dari mawar, Santi juga membuat produk kecantikan dari bahan dasar bunga mawar.

Salah satu produk kecantikan yang diupayakan Santi adalah fresh water beraroma mawar.

Untuk membuat produk fresh water dia harus melakukan penyulingan dari rebusan air bunga mawar.

Produk fresh water selain sebagai penyegar wajah juga bisa menjadi aroma terapi.

“Makanya disemprot dimuka atau bagian tangan. Selain menyegarakan wangi mawar juga untuk aroma terapi,” katanya.

Selain dibuat sebagai air sulingan dari bunga mawar juga bisa dijadikan desinfektan yang beraroma wangi.

Membuat desinfektan dari sari bunga mawar, menurut Santi, masih membutuhkan campuran alkohol 70 persen dan baby oil.

Fungsi baby oil adalah untuk menjaga kelembaban kulit dari penggunaan alkohol sementara air sulingan mawar berfungsi untuk memberikan aroma wangi.

"Sebetulnya tanpa alkohol juga bisa, tetapi masyarakat pemakai lebih percaya kalau ada alkoholnya,” terangnya.

Menggeluti usaha kuliner dan produk kecantikan dari bunga mawar menurut Santi berawal dari masa pandemi Covid-19 pada awal 2019.

Tidak adanya kegiatan belajar mengajar secara tatap muka membuat Santi yang merupakan guru di SMAN 3 Magetan memiliki banyak waktu luang untuk melakukan riset kecil-kecilan manfaat bunga mawar.

Dari sejumlah sumber Santi kemudian membuat ide untuk membuat keripik yang berasal dari kelopak bunga mawar.

Suburnya tanaman bunga mawar yang  tumbuh di kaki Gunung Lawu membuat Santi tertarik untuk menelitinya, apalagi bunga mawar di desanya lebih banyak tidak laku dijual.

Dari hasil sejumah percobaan Santi akhirnya memilih sejumlah produk yang bisa dibuat dari bahan baku bunga mawar.

“Di sini bunga mawar melimpah dan murah, makanya kita mencari alternative produk yang bisa meningkatkan nilai ekonomis bunga mawar,” ucapnya.


Dari sejumlah produk kuliner dan produk kecantikan dari bunga mawar Santi mengaku tak kesulitan mencari pasaran.

Selain menitipkan di sejumlah salon kecantikan yang ada di Magetan, Santi juga melakukan penjualan secara online.

Dia mengaku pemasarannya sudah sampai ke beberapa kota di Seluruh Jawa dan Bali.

Melalui nama produk Swargaloka Santi mengaku mampu meraup penjualan produk bunga mawar hingga puluhan juta rupiah per bulan.

“Setiap minggu ada permintaan dari Jakarta, Surabaya maupun Bali dan Kota lainnya,” ucapnya.

Selain bermanfaat di bidang kecantikan, menurut penelitian yang dilakukan Santi, sari bunga mawar ternyata mengandung zat antioksidan yang cukup tinggi selain antiseptik dan zat lainnya yang sangat bermanfaat untuk kecantikan secara herbal.

Selain itu harumnya mawar sangat memengaruhi ketenangan seseorang.

Meski demikian sejumlah pelanggan produknya sempat khawatir mengonsumsi produk dari turunan bunga mawar.

“Pernah ada yang nanya nanti jadi kayak artis yang membintangi film horror itu, tapi setelah pakai mereka jadi pelanggan kita,” ucapnya.

Menularkan ilmu agar warga bisa bertahan di masa pandemi

Berhasil dengan membuat sejumlah produk turunan dari sari bunga mawar membuat Santi berencana untuk mengembangkan produk sabun dan minyak wangi.

Tak ingin berhasil sendirian, Santi saat ini juga giat membagikan ilmunya membuat sejumlah produk turunan dari Bunga Mawar kepada sejumlah warga.

Dia berharap bunga mawar yang tumbuh subur  di kaki Gunung Lawu bisa menjadi berkah bagi warga.

“Kita bikin pelatihan bagi warga agar bisa mendapat nilai lebih dari bunga mawar yang seharinya harganya murah,” katanya.

Tak terasa hari beranjak siang.

Santi membawa satu senik (alat penampung dari bambu)  bunga mawar untuk dijadikan bahan olahan pesanan dari Jakarta.

“Kalau mahal gini kita milihnya jual bunga segar, tapi kalau ada pesanan kita buatkan sesuai pesanan saja,” pungkasnya.

https://regional.kompas.com/read/2021/03/21/164332978/di-tangan-guru-sma-ini-mawar-jadi-produk-kecantikan-minuman-hingga-camilan

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke