Salin Artikel

"Demam" Ikatan Cinta, Ibu-ibu Syukuran hingga Kades Diprotes Saat Listrik Padam, Ini Penjelasan Sosiolog

Di Kabupaten Banyumas belum lama ini, seorang kepala desa (kades) diberondong dengan pertanyaan dan protes warga ketika listrik padam pada saat jam penayangan sinetron tersebut.

Sedangkan pada Februari 2021 lalu, di Magelang, Jawa Tengah, sejumlah ibu-ibu menggelar syukuran bertajuk "Syukuran Mas Al dan Mbak Andin Balen (Mas Al dan Mbak Andin balikan)".

Sosiolog Universitas Sebelas Maret (UNS) Drajat Tri Kartono menuturkan, ada persamaan cerita dalam sinetron dengan realitas yang ada.

Sehingga, beberapa penonton yang cenderung fanatik, merepresentasikan realitas ke dalam sinetron tersebut.

"Kenapa begitu antusias? Karena ada kesamaan antara struktur di sinetron itu dengan realitas yang ada," kata dia saat dihubungi Kompas.com, Sabtu (20/3/2021).

Salah satu dampak yang terjadi ialah muncul acara tasyakuran atau selamatan yang dilakukan ibu-ibu atas sebuah jalan cerita sinetron.

"Secara emosional, orang sudah terlibat di situ karena orang mengidentifikasikan diri dengan sinetron itu sebagaimana realitas yang nyata," kata dia.

Beberapa kali, tayangan telenovela hingga tayangan sinetron pun memunculkan beberapa penonton dengan tipe serupa.

Namun, Drajat mengatakan, pada satu waktu akan ada sebuah titik di mana popularitas sebuah tayangan akan menurun.

"Tapi ketika tayangan ini sedang tumbuh, ada ketertarikan tinggi, tentu saja berpengaruh pada perilaku orang-orang," ujar dia.

"Kalau tayangan film, selesai dalam waktu dua jam, sedangkan sinetron berulang setiap harinya," tutur Drajat.

Hal ini memantik pertanyaan lanjutan, apakah tayangan tersebut akan menjadi pembelajaran yang tepat bagi masyarakat?

"Bagaimana masyarakat memahami pembelajaran tentang kehidupan keluarga mereka. Apakah hanya sampai intrik-intrik itu, atau memahami bahwa kehidupan keluarga seharusnya dibangun dengan produktif, inovatif. Menjadikan keluarga sebagai ruang rasionalitas dan ruang berpikir," kata dia.

Dia pun berharap ada perpaduan antara kepentingan pasar dengan tanggung jawab pendidikan bagi masyarakat.

"Kalau saya lihat edukasinya (dalam tayangan), orang baik selalu diselamatkan, orang tak baik punya kekuatan tapi akhirnya kalah. Namun, bisa juga disisipkan pesan lain seperti kreativitas, rasionalitas. Kalau enggak, ibu-ibu hingga anak-anak yang banyak di rumah akan belajar kehidupan yang sangat emosional," kata dia.

https://regional.kompas.com/read/2021/03/21/080000578/-demam-ikatan-cinta-ibu-ibu-syukuran-hingga-kades-diprotes-saat-listrik

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke