Salin Artikel

Tips dan Tantangan Membangun Bisnis Kedai Kopi hingga Raup Omzet Rp 100 Juta Per Bulan

Tidak hanya karena semakin banyaknya penikmat kopi, tetapi juga karena suasana yang ditawarkan cukup unik.

Salah satu kedai yang ramai dikunjungi di Jayapura adalah Kopi Djuang.

Nama tersebut dipilih untuk mengingatkan perjuangan tiga orang pendirinya yang berani membuka usaha di usia yang masih muda.

Awalnya Kopi Djuang didirikan oleh Reja Prayoga (24 tahun), Jefry Roberto Theos (27), dan Ferdian Saka (21).

Namun, kini mereka menambah personel baru, Riysaldi Salimu (24) dan Jorghy Mario Wenas (23) untuk menjalankan bisnis kedai kopi tersebut.

Omzet kotor Kopi Djuang sekarang sudah lebih dari Rp 100 juta per bulan. Namun, tentu saja hal itu tidak diraih dengan mudah.

Reja Prayoga, salah satu pendiri Kopi Djuang memberikan tips bagaimana membangun sebuah bisnis kedai kopi.

Sebelum membulatkan tekad membuka usaha kedai kopi, ia banyak melihat teman-temannya membuka usaha tersebut di beberapa kota besar di Indonesia.

"Awalnya tertarik karena lihat teman-teman buka kedai kopi di Jakarta, Yogyakarta, dan Makassar. Dari situ saya pelajari seluk beluk usahanya sampai akhirnya saya putuskan buka di sini," kata dia di Jayapura, Senin (15/3/2021).

Setelah itu, Reja yang biasa disapa Yoga, mulai mempelajari cara membuat kopi secara otodidak.

Merasa tidak cukup dengan ilmu yang ia dapat melalui dunia maya, Yoga memutuskan untuk mengikuti sekolah barista  di Tangerang, Banten, dan di Bandung, Jawa Barat.

"Setelah belajar sendiri lewat media sosial, buku dan YouTube, saya akhirnya sekolah barista di William Edison Cofffee Lab Tanggerang dab 5758 Coffee Lab di Bandung," kata Yoga.

Setelah itu, pada 2018 ia bersama dua rekannya memutuskan membuka kedai kopi sendiri dengan modal dari hasil pinjaman bank dan kolega.

Ia menekankan perlu keberanian memulai hal baru karena ada risiko usaha yang digeluti akan gagal bila tidak bisa diterima pasar.

"Tips membuka usaha, kenali bidang usaha yang mau dijalani, kalau sudah tahu baru pelajari pasarnya seperti apa. Kemudian perdalam ilmu dari bidang yang mau dikerjakan, dan terakhir berani memulai karena ini yang sering menjadi hambatan," kata dia.

Memulai usaha kedai kopi di Jayapura, kata Yoga, tidaklah mudah. Setidaknya ia menyebut ada tiga kendala utama.

Pertama, memilih tempat. Di Jayapura tidak terlalu banyak tempat tersedia dan harga sewanya pun cukup mahal.

Karenanya Yoga bersama rekan-rekannya memulai usaha Kopi Djuang hanya dengan sebuah tenan di dalam Resistance Cafe dengan sistem bagi hasil.

Kedua, saat itu tidak ada toko di Jayapura yang menjual perlatan pembuat kopi sehingga ia harus memesannya dari luar Papua.

"Semua pesan dari luar lalu kirim pakai kapal. Waktu itu tidak ada sama sekali yang jual peralatan pembuat kopi di sini," ujar Yoga.

Ketiga, tidak adanya sekolah barista di Papua. Hal itu yang kemudian membuatnya nekat mengambil sekolah di Tangerang dan Bandung.

Karenanya ia pun bercita-cita membuat sekolah barista di Jayapura.

"Saya ingin sekali buka sekolah barista di Jayapura. Papua ini banyak daerah yang produksi kopinya sedang berkembang, pasti nanti barista akan semakin dibutuhkan," kata Yoga.

Cerita Yoga dan rekannya-rekannya membangun bisnis kedai kopi juga bisa dibaca di sini.

https://regional.kompas.com/read/2021/03/16/134425078/tips-dan-tantangan-membangun-bisnis-kedai-kopi-hingga-raup-omzet-rp-100

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke